Falling ~ 42

503 63 4
                                    

Irene hampir saja telat menyiapkan obat untuk Ayahnya. Taehyung tidak ada pulang semalaman, sehingga membuatnya harus tidur sembari menjaga Jaehan. Kesulitan menjaga Jaehan ketika usianya semakin bertambah adalah dimana penjaganya harus mengimbangi semua apapun yang ditanyakan olehnya. Dan itu semua wajib di jawab atau Jaehan akan mengamuk dan menghancurkan barang di sekitarnya. Jika sudah seperti itu, Irene terkadang berpikir jika Jaehan adalah perpaduan dirinya dan juga Jungkook.

Rencana semula Taehyung yang ingin pulang cepat hanyalah menjadi sabuah Rencana semata yang pada kenyataannya tidak terlaksana juga hingga pagi datang.

Jungkook dan Taehyung masih saja terus saling mengerang di bawah gempuran afeksi yang seakan tiada puas dan tiada habisnya.

Taehyung hanya bisa pasrah ketika Irene mengumpatinya sepanjang pagi. Diam tanpa membalas semua makian Irene adalah hal yang paling benar. Hidup 1 atap bersama Irene selama 5 tahun, harusnya Taehyung sudah bisa memahami betul bagaimana karakter Irene.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi waktu Korea, dan jam 9 : 30 nanti dia sudah harus bersiap di ruang rapat. Padahal sekarang Irene saja masih berada di perjalanan menuju rumah Ayahnya.

Jaehan sudah berpindah tangan pada pengasuhnya. Dan Taehyung sedang mensejajarkan kakinya, melemaskan tulang ekornya dan mengais tidur lelap bersama mimpi indahnya.

Irene tidak mengizinkan perawat atau asisten rumah tangga untuk mengurusi perihal obat-obat yang di konsumsi oleh Ayahnya, dan sebab itulah setiap harinya, di tengah kesibukan Irene akan turun langsung menyiapkannya meski jam sibuk nyaris saja merenggut sisi warasnya.

Seperti biasa, Jeon sehun akan duduk di taman belakang. Dengan tatapan kosongnya memandang hamparan rerumputan hijau yang terhampar di sepanjang halaman.

Mendengar suara langkah mendekat, Sehun pun menoleh dan mendapati anak perempuannya sudah membawa satu nampan berisi air putih dan juga obatnya. Tidak lupa juga teh madu khas seduhan dari Irene.

Jeon Sehun tersenyum seperti biasa. Ingatannya tentang putri cantiknya itu telah kian memudar, dan kehadiran Irene setiap hari tentu sangatlah membantu Sehun agar tidak semakin melupakan sosok putrinya yang telah berperan penting baginya selama beberapa tahun terakhir ini.

"Pagi Ayah...." Sapa Irene seraya duduk di sebelah Ayahnya. Menyodorkan 5 butir obat sekaligus dan tak lupa air putih.

Sehun mengambil obat itu dan lalu menelannya hingga tak ada satu butir pun yang tersisa. Dan setelah mendorong 5 butir obat itu menggunakan air minum yang telah disiapkan oleh Irene, tahap selanjutnya adalah meminum teh madu yang di siapkan secara khusus oleh Irene untuk Ayahnya.

Biasanya, jika Irene punya beberapa menit waktu luang, ia akan menghabiskannya dengan sedikit berbincang bersama Ayahnya, sembari sambil mengecek perkembangan kesehatan Ayahnya. Tapi untuk kali ini sepertinya Irene tidak bisa melakukan hal itu.

"Ayah, maaf tidak bisa menemanimu pagi ini, aku sudah benar-benar terlambat" Ucap Irene seraya melihat arloji mahal yang melingkar di tangan kanannya.

Sehun tersenyum tanda ia tak keberatan. Putrinya adalah seorang pekerja keras seperti dirinya dulu, yang tidak akan pernah mau menyianyiakan waktu sedetik pun.

Gurat lega terpancar dari wajah cantik Irene. Tugasnya sudah selesai pada pagi hari ini, dan untuk nanti siang Irene sudah menyiapkan waktu luangnya untuk mampir kembali, meski hanya sekedar menyeduh teh madu untuk Ayahnya.

Ketika hendak bagkit dari tempat duduknya, tangan Sehun terulur seperti ingin mengusap kepala anaknya. Paham akan gesture dari Ayahnya, Irene mengurungkan niatnya untuk berdiri dan kembali duduk dengan tenang. Menikmati tiap usapan lembut yang di hantaran oleh Ayahnya. Jujur Irene rindu moment seperti sekarang ini.

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang