Falling ~ 8

704 97 15
                                    

"Aku merindukanmu." Ucap Jungkook dengan segala ketulusan dan kejujuran yang terpancar dari sorot hitam pekatnya. Sorot yang biasanya bembidik dengan begitu sangat tajam, kini terlihat begitu sendu.

Jungkook kembali lagi datang ke kantor Taehyung setelah dia merasa cukup untuk memastikan kondisi Hobie yang sudah mulai berangsur membaik. Dan kedatangan Jungkook menemui Taehyung adalah untuk memastikan bahwa kondisi nya juga harus baik-baik saja.

"Cukup untuk hari ini Jungkook !! Pulanglah jika kamu tidak berniat untuk pergi ke sekolah. Dan juga~ berhenti berbuat ulah !!." Beberapa saat lalu Taehyung telah hampir bersiap untuk segera pergi menjenguk Jaehyun di rumah sakit. Bahkan dia juga sudah mengirimkan pesan singkatnya yang mengabarkan akan kedatangannya sebentar lagi. Pesan yang memang di sengaja oleh Taehyung untuk di kirimkan ke Jaehyun. Taehyung tidak mau melihat siapapun di rumah sakit nanti. Jadi, Taehyung sengaja memberikan waktu Jaehyun untuk membersihkan jalannya. Namun tampaknya jalan Taehyung sendiri yang sedang bergelombang.

"Berhenti membuat ulah ?!." Jungkook mengulang kalimat terakhir yang Taehyung ucapkan.

Sebegitu tak tau aturankah Jungkook ?

Hingga kehadiran yang belum tertangkap maknanya pun sudah di cap sebagai sang empu dari segala macam masalah.

Sembari tersenyum tipis, Jungkook lalu mendudukan bokongnya di single sofa. Mengabaikan secuil rasa sakit pada hati yang serasa tercubit.

Biasanya Jungkook akan datang dengan segala wajah angkuhnya dan duduk di depan meja kerja Taehyung dengan menaikkan ke dua kakinya di atas meja.

Namun kali ini Jungkook datang dengan membawa wajah kacau dan kusut, seakan ada cemas dan takut tercampur jadi satu di sana.

Kebanyakan orang pasti akan berpikir jika Jungkook yang gemar membuat onar itu di sebabkan oleh dirinya yang terlahir dari sendok emas. Bahkan Ayah nya sendiri pun berpikir seperti itu. Dan tak ada cara yang lebih baik lagi untuk Jungkook selain mengiyakan dan membenarkan itu semua. Menjelaskan ataupun menyangkalnya pun juga akan percuma.

Namun bukan Jungkook jika tak pura-pura kuat dan seolah tak terjadi apa-apa. Dan datang ke kantor Taehyung membawa samar-samar wajah murungnya, mengungkapkan rindu hatinya, meski tak sampai 6 jam dia meninggalkan ruangan kantor Taehyung pagi tadi.

"Aku sedang ada keperluan di luar. Terserah jika kamu mau menunggu di sini." Entah kerasukan apa Taehyung berucap seperti itu. Mengatakan suatu hal yang tentu mengandung begitu banyak makna pengharapan. Yang pasti, itu sama saja Taehyung sedang ingin memperpanjang urusan nya dengan Jungkook.

"Humm... Aku akan tunggu di sini sampai kamu kembali." Jungkook tersenyum tipis dan itu tertangkap miris di mata Taehyung. Itu tidaklah seperti Jungkook yang biasa Taehyung kenal.

Hampir Taehyung tak tega untuk meninggalkan Jungkook begitu saja, akan tetapi Taehyung juga mengingat bahwa kepergiannya kali ini bukan hanya sekedar untuk menjenguk kekasih homo nya di rumah sakit. Namun ada misi terselubung di balik itu semua. Semuanya harus segera selesai agar tak semakin tumpang tindih.

"Aku pergi." Pamit Taehyung sembari meraih kunci mobil nya.

"Hati-hati. Dan ingat !! Itu rumah sakit. Dilarang berbuat meshum." Jungkook tertawa jahil, dia sudah bisa menebak akan ada perubahan wajah seperti apa dari Taehyung. Dan ternyata bukan hanya wajahnya yang tiba-tiba mengeras. Suara Taehyung pun mulai meninggi.

"Jeon Jungkook !!." Taehyung berteriak dan Jungkook tertawa jenaka. Harusnya Taehyung sudah tak perlu sekaget itu dengan segala ucapan tanpa filter dari mulut Jungkook. Tapi memang bukan Jeon Jungkook namanya jika tak pandai menyulut emosi seseorang dan dalam hitungan detik saja langsung bisa meledak.

Jungkook berdiri dan menghampiri Taehyung yang sudah hampir sampai di pintu keluar. Tangannya yang tengah siaga terulur hendak meraih knop pintu itu pun menjadi tersentak dan berubah tegang dalam genggaman Jungkook.

"Apa lagi ?." Resah Taehyung. Suara itu terdengar begitu berat dan basah. Baru nafas hangat Jungkook yang menyapa pipi sedikit cuby nya, namun reaksi tubuhnya Taehyung begitulah sungguh sangat sialan.

"Dengar !! Usiaku mungkin memang jauh di bawahmu. Karena itu aku selalu berusaha bersikap sopan padamu." Dan Jungkook benar-benar tak membiarkan ada jarak lagi. Satu tangannya masih menggenggam erat tangan Taehyung, seakan takut jika Taehyung pergi meninggalkannya begitu saja. Dan tangan satunya lagi Jungkook gunakan untuk mengelus penuh afeksi pipi yang rasanya begitu sangat hangat. Menyatukan bibirnya, mencecap lembut kissable Taehyung, dan mendecakkan segala nikmat lewat saliva yang tertukar.

"Aku tidak akan sesopan ini lagi jika ada bekas sentuhan dari Jaehyun sedikitpun di tubuhmu nanti. Ingat itu !!."

"Emmphhh..."

Taehyung berjengit. Dia begitu tidak siapnya dengan ciuman Jungkook kali ini. Aura dominan Jungkook benar-benar tak bisa di bantah. Dan setelah gigitan kecil yang Taehyung dapati barusan pada bibir bawahnya ~ Kenapa rasanya menjadi semakin menuntut.

Tidak sekarang ~

Jangan sekarang ~

Taehyung mencoba memperingatkan dirinya sendiri, mencoba mengontrol pikirannya sendiri. Untuk agar tetap dalam batas kewarasan. Mau dilihat dari segi manapun, apa yang Taehyung lakukan dengan Jungkook adalah salah. Bahkan kesalahan itu akan lebih fatal ketimbang hubungan secret yang Taehyung jalani bersama Jaehyun. Taehyung juga belum tahu apa motif Jungkook sebenarnya yang terlihat begitu ter gila-gila mengejarnya.

Ini adalah dunia bisnis. Kawan dan lawan itu hanya beda satu huruf depan saja. Jadi~ sebegitu harus berhati hatinya Taehyung berada dalam lingkaran itu.

Dan Cinta ~

Adalah dinding yang paling mudah di terobos. Begitu rentan dan rapuh. Hingga banyak orang saling memanfaatkan di bawah naungan yang di sebut cinta.

Puluhan panggilan terlewat dan belasan Sms terabai. Taehyung mungkin memang belum mengangkang, membuka lebar pahanya dan lalu menaikkan di atas pundak Jungkook. Namun desahan dan lengkuhan yang Taehyung lantunkan pada siang yang telah menjelang sore ini. Cukup untuk menandakan bagaimana panasnya mereka berdua berciuman. Saling bergulat lidah dan saling bertukar afeksi.

Hingga mungkin Jaehyun harus bersabar sedikit lagi, untuk menunggu dua orang yang sedang berkabut napsu saling melumat bibir dengan Taehyung yang duduk di atas meja kerjanya. Samar-samar terlentang sebab nafas yang terkuras dan kewarasan yang tergerus, nyatanya cukup menguras tenaga.

"Aku harus pergi sekarang Jungkook. Eunghhh..." Taehyung gelisah di atas meja. Dan sumpah demi apapun Jungkook telah bersiap ingin menaiki tubuhnya, menindihnya di atas meja. Bahkan privasi mereka berdua telah saling beradu, saling menggiling. Membuat benda yang telah mengeras dan tegang itu pun rasanya begitu sakit sekali. Seakan ada tekanan yang luar biasa besar di dalam sana. Yakin Seojoon akan mengamuk nanti jika sampai melihat bagaimana kacaunya ruangan kerja Taehyung saat ini sekarang.

Memberikan sederetan ceramah. Mengingatkan serentetan tugas dan tanggung jawab yang harus Taehyung hadapi.

"Kapan aku melarangmu ?." Jungkook tersenyum jahil sembari menarik tubuh Taehyung, membantunya untuk kembali duduk dengan tegap.

Membawa Taehyung pada rona merah pada pipinya yang sulit di artikan. Entah itu tersipu ataukah itu kesal. Dia benar-benar harus ber ekstra jika ingin tetap waras menghadapi Jungkook.

"Maaf. Aku hampir tak bisa menahannya." Ucapnya tanpa dosa dengan smirk yang tercipta kelewat mengejek dari wajah tampan Jungkook.










Bersambung....

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang