Falling ~ 4

843 109 8
                                    

"Apa kamu sudah menemukan siapa dalang pengeroyokan ku ?." Jaehyun sudah terlihat bosan dan jengah hanya duduk dan tidur di rumah sakit. Dokter belum mengijinkan nya pulang, dan Irene tentu tak bisa terlalu lama juga menemaninya. Irene banyak pekerjaan, dan tentunya Jaehyun pun juga tidak akan mau kalau ulah bejadnya itu sampai ketahuan oleh Taehyung secepat itu. Itu yang Jaehyun pikir, bahwa dirinya masih berada pada garis aman.

"Dia adalah anak bungsu keluarga Jeon."

Jaehyun hampir tersedak air liurnya sendiri. Bagaimana dunia bisa sesempit ini. Kenapa harus adik dari wanita yang sedang menjadi target dirinya saat ini, yaitu Irene. Hingga Jaehyun pun terus masih mencoba berpikir keras tentang permasalahan apa antara dirinya dengan anak bungsu keluarganya Jeon.

Ini bukan tentang kakak nya kan ?

"Jaehyun. Mari kita hentikan semuanya ini, aku sudah mulai takut." Taeyong memohon pada kekasihnya agar mau untuk satu kali ini saja mendengarkan kata-katanya. Yang dilakukan Jaehyun sudahlah terlalu jauh, bahkan telah menjurus ke arah kriminal.

"Sayang... Tidak ada yang perlu kamu takutkan. Ada aku disini. Aku akan menanggung semua konsekuensi nya." Jaehyun menarik tubuh Taeyong, memeluknya dengan sangat hati-hati. Akibat pengeroyokan yang membabi buta di studio foto gelap nya itu. Dua tulang rusuk nya patah, hingga mengharuskan nya untuk tinggal lebih lama lagi di rumah sakit.

"Tidak Jaehyun... Tidak !! Berhenti mengatakan jika kamu akan menanggung semua konsekuensi nya. Aku tidak mau kehilangan siapapun lagi. Aku hanya mempunyai kamu saja. Jangan pernah pergi meninggalkan ku Jaehyun...." Taeyong terisak dan terus menggeleng ribut dalam dekapan kekasihnya. Membuat Jaehyun harus meringis menahan sakit akibat guncangan dari tubuh Taeyonng yang tak mau diam saja dalam dekapan.

Jaehyun dan Taeyong sudah menjalin kasih lama. Bahkan sebelum Jaehyun bertemu dengan Taehyung dua tahun yang lalu. Dan tentunya untuk Irene, Jaehyun hanya baru mengenal nya dalam beberapa bulan ini dari seorang teman.

"Ibu sudah meninggal Jaehyun dan Ayah ada di dalam penjara. Jika sampai terjadi sesuatu dengan mu juga.... Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.." Taeyong tampaknya masih belum bisa tenang. Trauma akan perbuatan Ayah nya di masa lalu yang suka menggunakan kekerasan fisik dan seks. Membuat mental Taeyong dan juga Ibunya jadi terganggu. Jika Taeyong bisa stabil secara perlahan semenjak bertemu dengan Jaehyun dan mendapatkan cinta dan kasih yang tulus. Maka Ibunya harus rela berada di rumah sakit menerima perawatan selama ber tahun-tanun, hingga akhirnya ajal datang menawarkan istirahat dengan damai satu tahun yang lalu.

"Mari kita pergi dari korea saja Jaehyun. Kita mulai hidup baru dengan suasana yang lebih segar. Kita bisa menjual apapun yang masih tersisa di kita sekarang, dan mari kita buat itu untuk mencari tempat tinggal. Aku bisa bekerja Jaehyun, aku akan bekerja. Aku hanya mau kamu tetap baik-baik saja berada di sampingku." Taeyong melepaskan pelukan Jaehyun dan lalu mendongak. Mencoba membaca sorot mata kekasihnya. Jaehyun itu jika sedang tidak suka atau tidak setuju dengan suatu hal, dia hanya akan diam, dan matanya akan berkilat seakan ingin menyuarakan protes.

"Beri aku waktu sebentar lagi. Aku harus mencari tahu dulu apa sebab sebenarnya. Kenapa aku di keroyok oleh para bocah sialan yang bahkan aku saja tidak mengenalnya. Hanya itu saja sayang... Bisakah kamu menunggu ku untuk itu ?." Jaehyun menangkup ke dua pipi basah Taeyong. Mengusapnya dengan Ibu jarinya. Jaehyun sudah berjanji bahwa tidak akan lagi membiarkan Taeyong menangis. Tapi kali ini yang Taeyong malah menangis tersedu dan penyebab nya adalah dirinya.

"Hanya sampai kamu tahu apa alasan kamu di keroyok. Janji ?!." Taeyong memberikan jari kelingking nya, dan Jaehyun menyambut jari kelingking itu dengan jari yang sama lalu memutar dan menguncinya dengan jari jempol.

Jaehyun adalah nafas Taeyong, dan Taeyong adalah nyawa Jaehyun. Mereka adalah satu, mengucap janji sehidup semati. Sama-sama tumbuh besar dari orang yang disakiti oleh keluarga nya sendiri. Membuat jalinan mereka berdua begitu kuat mengandung empati yang sangat tinggi. Hingga rasa saling ingin melindungi pun begitu sangat lah besar.

Taeyong menjadi lega setelah mendengar ucapan Jaehyun barusan. Baginya... Jaehyun itu adalah segalanya, dan sejauh ini Jaehyun pun tak pernah brbohong pada dirinya. Dari yang perihal hubungannya dengan Taehyung yang hanya dimanfaatkan uang nya oleh Jaehyun. Dan lalu Irene... untuk suatu alasan yang lainnya, selain uang.

Memikirkan Taehyung, Taeyong tiba-tiba teringat jika Taehyung bisa datang kapan saja ke rumah sakit ini untuk menjenguk Jaehyun kekasih nya tentunya. Hingga raut wajah cemberut pun tiba-tiba terpasang apik pada wajah manis Taeyong.

"Ada apalagi sayang ? Hal apalagi yang mengganggumu hingga membuat mu menjadi cemberut seperti ini hmmmm." Jaehyun mencubit pipi kanan dan kiri milik Taeyong, menarik nya tak main-main. Hingga Taeyong pun menggerutu di tengah bibir mencebik nya.

"Taehyung... Apa dia akan datang hari ini ?." Taeyong terlihat sedih sekali ketika mengatakan itu. Jelas disini dialah kekasihnya, tapi jelas pula disini bahwa bukan dirinya yang dibutuhkan oleh Jaehyun.

Jaehyun menggeleng sembari mengecup kening Taeyong dan lalu berucap...

...."Dia bahkan tidak datang kemarin ketika aku mengirimi pesan singkat jika aku mengalami kecelakaan. Pesan ku setelahnya juga tidak di balas oleh Taehyung. Mungkin dia sibuk." Tutur Jaehyun yang memang benar begitu adanya. Dia tidak tahu saja jika Taehyung telah datang kemarin dan melihatnya sedang berbincang mesra bersama Irene. Pikir Jaehyun andai saja dia ke pergok bersama Irene, Taehyung tidak lah akan mudah tersulut cemburu. Mengingat orientasi Jaehyun yang Taehyung juga tahu dengan jelas. Bahwa Jaehyun tak pernah bisa berhubungan dengan seorang perempuan.

"Apa kamu merindukannya ?." Taeyong terlihat berkemas, membereskan bekal makanan nya yang dia siapkan khusus untuk Jaehyun. Dan telah habis di santap oleh Jaehyun sesaat lalu.

"Tidak sayang... untuk apa aku rindu pada Taehyung. Aku hanya butuh dia untuk menyelesaikan transaksi di rumah sakit ini. Kau tahu maksudku kan ?." Jaehyun menarik pinggang Taeyong dan akhirnya, Taeyong pun terduduk kembali di atas ranjang bersama Jaehyun dan tersenyum meski rasa tak rela tentu masih ada. Seperti apapun alasan Jaehyun tentang Taehyung. Tentu dalam lubuk hati yang paling dalam Taeyong tetaplah menyimpan rasa cemburu.









Bersambung....

Nyambung nggak sih nih cerita.

Part ini aku sengaja cuman khusus kan untuk Jaehyun dan Taeyong agar kesan nya nggak lompat sana lompat sini memahami karakter cerita di ff ku yang ini.

Yang udah mampir jangan lups vote nya ya... dengan tekan bintang satu kali.

Pati~ 1 October 2022

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang