Falling ~ 20

705 75 7
                                    

Jahitan tak rapi dan plester saling berserakan di wajah Jungkook. Tertempel asal yang penting bisa menghentikan darahnya yang terus merembes keluar.

Bahu kanannya terkilir akibat sedikit lengahnya dia saat baku hantam dengan Jaehyun barusan. Hingga terkena sentakkan dari Jaehyun dengan sangat cukup keras. Cukup untuk membuatnya meringis mengaduh sampai beberapa saat hingga bantuan datang. Untuk membersihkan lokasi, memanipulasi kejadian yang sesungguhnya.

Namun dengan kondisi Jungkook yang tak bisa dikatakan baik ini. Nyatanya~ dia masih bisa menghentakkan pinggulnya, membenamkan penisnya, mengorek hole Taehyung yang terus saja berkedut. Seakan tak ada rasa puas meski telah mendapati pelepasan yang ke dua kalinya.

Taehyung menangis, dia terisak dalam malunya. Seperti jalang jablay, itulah yang ada dalam pikirannya.

Namun apa perduli Jungkook untuk hal itu semua. Buatnya mau Taehyung yang binal sebab kemauannya sendiri maupun karena pengaruh rokok racikan dari Jaehyun. Rasa hole Taehyung tetap tak berubah. Tetap penuh sensasi kejut dan seakan menghantarkan sengatan listrik yang kuat.

Serasa diurut, itulah yang dirasakan oleh penis Jungkook. Ketika Taehyung telah mengaitkan dua kaki jenjangnya dan melilitkannya pada pinggang dominannya.

Hampir frustasi andai Jungkook tak segera datang. Taehyung sudah memasukkan dua jarinya, hampir. Karena Jungkook datang dan langsung menyentak tangan Taehyung. Sedikit membentak Karena tak bisa bersabar lebih sedikit lagi.

Banyak luka yang harus di obati oleh Jungkook terlebih dahulu. Dan perkelahiannya dengan Jaehyun barusan benar-benar berlangsung dengan begitu sengit.

"Ssttt..." Jungkook meringis bahunya tak sekuat tadi untuk bisa menopang tubuhnya sendiri. Pereda nyeri yang telah Jungkook minum mungkin telah hilang khasiatnya. Dan Taehyung yang masih harus mendapatkan pelepasan lagi, mencoba mengusulkan untuk mereka melanjutkannya di atas sofa.

Mengacungkan jari telunjuknya dengan bibirnya yang mengerucut. Sungguh Taehyung malu. Sampai detik ini Taehyung belum merasa puas. Dan rasanya dia ingin sekali berteriak.

Jungkook membawa Taehyung dalam gendongannya. Jika dilihat dari kondisi fisik, Taehyung telah kehabisan tenaga. Dan itu tentu bukanlah hal yang baik.

Jaehyun keparat itu benar-benar bajingan. Hingga terpikir Jungkook di sela-sela kegiatannya menyetubuhi tubuh Taehyung yang sudah melemah ini. Mau di jual kemana rokok sialan itu.

Taehyung mulai bergerak melanjutkan kegiatan yang tertunda. Meski nafasnya sudah hampir tak menjadi miliknya lagi. Tapi tak akan menjadi penghalang baginya untuk memonopoli penis besar milik Jungkook. Mengurut nya dan menggerus nya di dalam holenya. Dan tarikan nafas panjang dari tubuh tegang Jungkook menandakan puncaknya datang.

Jangan di tanya seperti apa suara jeritan Taehyung dan erangan Jungkook di dalam kamar. Tentu siapapun orang yang berada di luar ruangan itu bisa mendengarkan nya. Tapi mereka semua yang di luar mencoba menulikan pendengaran.

Ada yang sibuk dengan berkasnya, dan itu adalah Hyungsik.

Ada yang heboh bermain game, dan itu adalah Bambam dan Yogyeom.

Untuk Jimin dan Eunwoo mereka sedang sok sibuk menyusun rencana berikutnya. Yang ada di dalam otak mereka hanyalah ada bagaimana cara menyerang sebelum di serang.

"Sudah cukup belum ?"

Taehyung ambruk dan bersandar pada dada Jungkook. Menghirup dalam-dalam tubuh penuh keringat milik bocah yang datang dengan nafas memburunya disertai kilatan emosi pada matanya dan langsung menyambar tubuhnya, mencumbu bibirnya dengan segala deruan nafasnya.

Sejauh ini Jungkook tulus, itulah kata hati Taehyung. Tapi Taehyung tetap harus rasional di sini. Urusannya dengan Jaehyun sudah cukup rumit. Belum lagi nanti jika ditambah dengan Irene.

"Jika belum cukup ? Aku yang akan mendominasi lagi." Kata Jungkook sembari menyampirkan rambut basah penuh peluh milik Taehyung. Menyelipkan nya di antara daun telinganya. Dan lalu mengusap dengan buku jari pada wajah merah padam itu.

Taehyung menggeleng. Dia sudah lelah dan dia juga tahu Jungkook sedang terluka. Tapi suhu tubuhnya agaknya belum turun juga. Masih panas. Dan ini sangatlah sialan.

Jungkook memposisikan tubuh Taehyung. Menungging di atas sofa. Benar-benar memperlakukannya dengan sangat hati-hati dan lembut. Mengecup sesaat dua bilah bokong yang terlihat memantul minta di spank.

Tapi tidak untuk saat ini !!

"Eunguhhh~"

Tubuh Taehyung terlonjak pelan kedepan. Sesuai dengan ritme jari Jungkook yang keluar masuk menjamah dalam hole Taehyung. Berharap dengan ini bisa sedikit meringankan efek rokok itu.

Satu pelepasan lagi mungkin akan cukup untuk mengistirahatkan tubuh lelah Taehyung dan juga tubuh luka Jungkook.

"Aku mau lebih Jungkook.... akhh..."

Taehyung terus meracau. Nyatanya sudah tiga jari Jungkook masukkan dan tiap dalam beberapa kali hentakkan. Jungkook selalu tepat mengenai titik manisnya.

Menjerit erotis hingga suara pun semakin di telan kabut napsu birahi. Taehyung begitu menikmati tiga jari yang maju mundur itu. Dan sesekali di tarik keluar hanya sekedar ingin menggodanya.

Melihat Taehyung yang mencebik lucu karena susah tak punya tenaga lagi hanya sekedar untuk menggerutu. Tampaknya menjadi kesenangan tersendiri Jungkook pada Taehyung.

Akhirnya semua usai, semua selesai. Jungkook sempat mengeluhkan bahunya yang sakit. Tapi tetap menolak untuk di bawa ke rumah sakit. Masih ingin memantau keadaan Taehyung.

Sedangkan yang di pantau malah sedang memantaunya. Memandangi wajah tampan tidurnya.

Bambam dan Yogyeom membrinya obat yang mengandung obat tidur. Jungkook harus tidur, atau rasa sakit pada seluruh tubuhnya terutama bahunya akan menggerogoti sore menjelang petang kali ini.

Taehyung hanya butuh istirahat selama dua jam saja. Dan setelah itu dia sudah bersiap dengan Seojon dan team nya. Menjalani pemeriksaan lebih intensif. Untuk memberikan bukti konkrit tentang apa saja yang terkandung di dalam rokok yang seharusnya ilegal menjadi barang legal.

Pemalsuan~

Penipuan~

Jika benar semua yang telah di perkirakan oleh team nya Seojon itu benar. Maka entah itu dari pihak Taehyung maupun pihak Jungkook akan mendapatkan kuasa penuh untuk menggeledah studio foto itu. Tepatnya ruang private Jaehyun.

Di sana terdapat ruangan rahasia. Taehyung sudah pastikan ketika dia tengah pura-pura menyusuri tiap sudut ruangan itu. Dan sekarang giliran Jungkook yang akan membuktikan nya.

Jika Taehyung mencoba mencari jalur legal. Maka Jungkook tidaklah sesabar itu. Lebih memilih menyebar team nya segera beroperasi hari ini juga. Atau semua bukti akan segera di bersihkan oleh Jaehyun.

Dan disanalah peran Irene di mulai. Stay bersama Jaehyun, tentu bukanlah sesuatu yang baik buat Jaehyun. Ruang geraknya terbatas dan hidup dan matinya akan di pertaruhkan saat ini.

"Apa kau sudah siap Jungkook ?." Jimin menginterupsi.

"Tentu siap. Aku hanya perlu pulang kerumah dan membuat onar. Itu bukanlah hal yang sulit." Ucap Jungkook dengan segala rasa percaya dirinya.

Benar. Dia hanya perlu pulang. Sekarang juga. Secepatnya. Sebelum nanti Ayahnya mulai melancarkan aksinya lagi.

Masih dugaan jika ada Ayah Jungkook berada di balik itu semua. Tapi semua dugaan itu tentu berdasar dan juga kuat.

Siapa lagi yang harus Jungkook tuduh sebagai dalang dari semua keserakahan ini jika bukan Ayahnya.










Bersambung...

Au ah gelap. Nulis apa ini ?

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang