Falling ~ 35

401 50 4
                                    

Airmata bergulir tiada henti. Wajah pucat dengan seluruh tubuh yang di dera rasa sakit membuat Taehyung semakin menginginkan kematiannya bisa datang dengan cepat.

Kenapa rasanya sesakit ini.

Taehyung berharap apa yang telah ia pilih sebagai jalan barunya ini sudahlah menjadi hal yang paling benar.

Masa depan Jungkook masih panjang. Tidak seharusnya dia menghancurkannya.

Seburuk dan sekotor apapun dunia Jeon Sehun. Pada akhirnya Irene dan Jungkook lah yang akan menjadi penerusnya, pewarisnya. Maka benar dengan apa yang telah dipilih oleh Irene saat ini. Percuma melawan Ayahnya, semua pasti ada masanya dan hanya tinggal menunggu waktu. Berharap Jungkook juga bisa mendapati pemikiran yang sama seperti itu.

Taehyung melakukan aktifitas nya seperti biasa, seolah tak pernah ada suatu hal besar yang terjadi. Satu hari panjang kemarin hanya bagaikan mimpi yang melintas ketika alam bawah sadar mulai aktif.

Dan untuk Jungkook ~ Taehyung berharap jika bocah sma itu selama ini hanya delusinya saja. Sungguh Taehyung berharap seperti itu. Tapi agaknya itu adalah satu hal yang sangat mustahil.

Irene memulai hari-harinya dengan mencoba lebih dekat dengan suaminya. Suaminya yang tampaknya kini mulai bergantung padanya.

Setiap bangun pagi sorot mata Taehyung selalu menyiratkan permohonan. Benar. Dan entah sejak kapan, Taehyung benar-benar menginginkan Irene untuk selalu berada di sampingnya. Seakan dunia akan runtuh jika ditinggalkan Irene meski hanya sedetik saja.

"Sangat merepotkan" Kesal Irene. Menatap penuh jengkel pada Taehyung yang masih ber malas-malasan di atas ranjang. Tidak perduli jika hari sudah hampir siang, dan pekerjaan telah berbaris apik dalam file untuk segera di kerjakannya.

Ini sudah minggu ke lima setelah kepergian Jungkook. Dan selama itulah Taehyung menjalani hidupnya yang semakin sempurna dan mengundang iri pada beberapa orang.

"Irene... bisa kau bantu aku memeriksa laporan yang dikirimkan oleh pihak konstruksi perihal pembangunan rumah studio itu"

Lihatlah, bagaimana manjanya Taehyung pada Irene sekarang ini. Mengira jika Irene itu punya waktu senggang segudang, sehingga bisa untuk direpotkannya.

Taehyung beranjak malas dari tempat tidurnya, berjalan menuju meja makan. Mencoba menyantap menu sarapan yang susah disiapkan Irene.

Irene sudah berpenampilan rapi, duduk seberang Taehyung sembari meneguk milky orange nya. Mengangkat ke dua alisnya dan lalu memasang senyum tipis nan remehnya.

"Apa kamu tidak akan keluar lagi hari ini ?" Irene meletakkan gelas kosong itu dengan gerakan yang menandakan sedikit jengkel.

"Mungkin nanti sore, aku akan bertemu dengan Seojoon sebentar di kantor" Sahut Taehyung dengan begitu sangat santainya. Mencoba mengabaikan wajah cantik di depannya yang semakin kesal.

"Kenapa tidak minta Seojoon saja yang periksa laporanmu ? Kenapa harus aku ?" Akhirnya Irene mengutarakan isi hatinya juga.

Taehyung adalah dominan di depan Irene. Jadi jangan coba untuk menggertak.

Dia mengangkat kepalanya yang sedikit terasa berat. Memberikan tatapan tajam yang menyiratkan jika tak ada bantahan. Jangan coba untuk membantah.

"Jangan mencoba mengajakku untuk dua kali kerja Irene. Kamu tahukan maksudku ?"

Irene menarik nafasnya. Menguarkannya, sembari berdoa semoga ditambahkan kesabarannya. Hilang Jungkook, tumbuh Taehyung.

Semua pekerjaan yang masih berhungan dengan Jungkook, maka Irene lah sebenarnya yang menghandle. Tentang perencanaan, pengembangan, dan pengerjaan. Irene langsung yang akan menghubungi Jungkook. Taehyung benar-benar telah menutup semua akses dirinya untuk Jungkook.

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang