Falling ~ 10

795 90 15
                                    

"Mencari ku ?."

Taehyung tertangkap basah. Dia terlihat celingukan ketika ada kuasa hukum Jungkook yang datang yaitu Park Hyungsik sebagai wali pendamping Jungkook ke kantor Taehyung tapi sendirian. Tanpa ada sosok menyebalkan yang suka berbicara asal.

Hari ini adalah jadwal mereka untuk meninjau lokasi, dimana akan ada studio foto yang akan Jungkook robohkan dan lalu akan dibangun ulang. Salah satu aset peninggalan dari almarhum Ibu Jungkook, yang entah kenapa samar-samar tercium bau sengketa.

Secara hukum sudah jelas tentang siapa pemilik tempat itu. Dan mengingat itu hanyalah sebuah bangunan yang kecil dan tua. Jungkook tidak pernah terlintas dalam pikirnya jika Ayah nya ada di balik itu semua. Tuan besar Jeon tidak akan seluang itu waktunya untuk mengurusi hal kecil seperti itu. Dan disini Taehyung adalah selaku penyedia jasa kontruksi. Perusahaannya akan memberikan pelayanan dan fasilitas bagi pelanggan yang menginginkan tempat huniannya maupun tempat usahanya menjadi tempat yang paling diminati untuk di singgahi atau di hampiri.

"Tidak !! Bahkan ku pikir aku dan tuan Park saja yang datang itu sudahlah cukup." Taehyung berkilah dengan suara bohongnya. Siapapun yang di sana juga tahu jika wajah bersemu Taehyung begitu kontras membuat warna merona. Dan Park Hyungsik hanya tersenyum melihat dua muda mudi yang tampaknya sedang berada pada gelombang cinta.

Jungkook datang beberapa saat setelah Hyungsik. Dan wajah kaget Taehyung tak bisa di bohongi kala bagaimana terkejutnya dirinya saat tertangkap basah mencari kehadiran Jungkook.

Ini adalah dua hari pasca kedatangan Taehyung menengok Jaehyun di rumah sakit. Dan sesuai perjanjian, Taehyung pun menunggu sampai Jaehyun pulang dari rumah sakit agar bisa bertemu secara langsung dan secara formal pada tuan rumah yang sesungguhnya.

"Hanya dengan tuan Park tidak lah cukup Taehyung-ssi. Tuan Park akan sibuk mengurus surat-surat dan berkas. Lalu... siapa yang akan mengurusmu jika aku tidak ikut ?." Jungkook bicara sambil nyengir.

Memampangkan wajah bodohnya. Yang nyatanya malah membuat Taehyung merasa menjadi orang dungu di sini.

Pada kenyataanya memang yang lebih muda selalu yang menjaga yang lebih tua. Taehyung terlihat begitu sangat kecil dan seakan tak bisa berbuat sesuatu tanpa Jungkook. Dan itu terasa memalukan meski tak ada orang yang berani mencecar nya, kecuali pikiran Taehyung sendiri yang masih mencoba untuk menolak hadirnya Jungkook dalam kehidupannya.

Park Hyungsik berusaha keras untuk menulikan pendengarannya. Mereka telah berada di dalam mobil. Dan sialannya Jungkook tidak mau pergi dengan mobil terpisah. Hanya ada 3 orang saja, jadi berada dalam satu mobil tentu tidaklah keterlaluan. Itu suara yang diajukan Jungkook sesaat sebelum mereka berangkat. Dan tentu suara itu bukanlah pendapat yang menunggu ulasan ataupun permintaan yang menunggu perwujudan. Tapi melainkan kemutlakan dari seorang calon pengusaha muda besar Jeon Jungkook.

Namun disini ada satu pihak yang agak sedikit tertekan batinnya. Harus rela untuk menjadi obat nyamuk diantara Jungkook dan Taehyung. Hyungsik telah menjadi wali hukum Jungkook selama 2 tahun terakhir ini. Dan selain ada Hobie yang selalu berada di posisi sulit setiap Jungkook berulah, maka akan ada Hyungsik sebagai pemain cadangan.

"Kemarin aku pergi sekolah. Jika tidak !! Maka pihak yayasan yang akan mengeksekusi ku langsung."

Jungkook mendapatkan surat dari pihak sekolah yang menyatakan bahwa dia telah 6 hari penuh dalam satu minggu sama sekali tidak hadir mengisi absen nya, dan tentu itu akan dijadikan alasan oleh pihak atas untuk menyingkirkan Jungkook dari sekolah yang bahkan disana masih terpampang dengan jelas sekali nama Ibunya sebagai ketua yayasan. Tapi para orang-orang serakah itu begitu sangat bergerilya sekali ingin segera menyingkirkan jejak Jungkook disana secepatnya.

Hyungsik berdehem dibalik kemudi setir. Dia yang sebagai wali hukum beberapa hari lalu kebingungan mencari keberadaan Jungkook yang tidak ada di manapun. Tidak bersama Hobie dan juga tidak ada di apartement nya Irene. Dan sekarang tampaknya Jungkook sedang melaporkan keberadaanya yang pergi sekolah.

Lalu~ haruskah Taehyung mengucapkan terimakasih perihal info yang dia dapatkan secara gratis itu.

Mereka telah sampai dan Hyungsik pergi turun terlebih dahulu. Memastikan jika tidak akan ada hal yang diluar dari konteks. Jaehyun orangnya sangat tidak bisa di tebak. Hobie datang baik-baik dan pergi dengan buruk. Tangan Jaehyun mungkin memang bersih, dan tatapan polos nya mungkin memang bisa dia gunakan untuk mencuri simpati beberapa orang. Akan tetapi otak begundal yang dimiliki Jungkook, tentu membawa insting bajigannya. Bahwa Jaehyun tidaklah se murni itu.

"Selamat datang. Maaf jika keadaan dalam rumahnya sangat berantakan." Jaehyun menyambut kedatangan Taehyung, Jungkook dan juga Hyungsik dengan senyuman terbaiknya. Mempersilahkan mereka masuk dan melihat-lihat sepuasnya tentunya.

"Kapan kamu bisa mengosongkan tempat ini Jaehyun-ssi." Itu Jungkook yang tak butuh dengan apa itu yang namanya basa-basi, terlalu basi. Baginya makin cepat lebih baik. Jungkook begitu ingin sekali segera menyelesaikan satu persatu peninggalan dari Ibunya yang entah kenapa semuanya ada di tangan orang yang bahkan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan keluarganya.

"Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini Jungkook-ssi. Sewaku belum habis dan aku punya hak untuk mempertahankan tempat ini."

Jungkook terbahak, tawanya meledak. Baginya Jaehyun sangatlah lucu. Seseorang yang samasekali tak punya kekuatan hukum atas tempat ini tapi dengan lantang dan percaya dirinya mengatakan bahwa dirinya punya hak untuk mempertahankan tempat ini.

"Tuliskan berapa denda yang harus di bayar. Wali hukum ku yang akan mengurus nya nanti." Jungkook berputar dan memeta seluruh ruangan. Samar-samar ingatannya 10 tahun lalu datang melintas meski tidak begitu jelas. Jungkook teramat sangat merindukan Ibunya.

"Apa isi ruangan ini ?."

Jungkook begitu penasaran dengan salah satu ruangan kamar yang terkunci dari dengan menggunakan kunci gembok. Seingat Jungkook ruangan itu dulu adalah kamar pribadi Ibu Jungkook. Tempat dimana Ibunya dulu menyimpan baju-baju teaternya. Benar !! Ibu Jungkook adalah seorang artis teater pada masanya.

"Ini ruangan pribadiku. Aku harap aku masih diberikan keistimewaan privacy disini. Ini bukan sedang mengintrograsi sebuah kejahatan kan ?." Jaehyun menekan dengan segala cecarannya. Dan sejauh ini Taehyung masih menjadi penonton.

"Serius tidak mau membukanya ?."

"Jungkook !!." Panggil Hyungsik. Hyungsik rasa Jungkook sedikit keterlaluan. Dan jika tidak segera di tekan maka persoalan bukannya selesai malah semakin menjadi.

Sejak awal datang, sambutan Jaehyun hanyalah formalitas belaka. Dan sapaan Jungkook bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan baik. Mereka seperti rival yang baru menetas, masih hangat.

"Di dalam sana hanya ada foto-foto ku. Dan ku rasa, itu memang sangatlah privacy." Taehyung akhirnya menyela. Dia andil pada saat yang di kiranya tepat untuknya.

"Aku mau lihat !! Buka segera !!."

Hyungsik pening. Jungkook sudah kelewatan disini. Dan akhirnya Jaehyun pun membuka ruangan itu dengan senyuman licik terulas pada wajah tampannya.

Dua hari masa tenggang yang diminta Jaehyun dengan alasan sakitnya, telah Jaehyun manfaatkan sebaik mungkin untuk mengumpulkan informasi tentang ada hubungan apa antara Jungkook dan Taehyung. Dan hasilnya sangatlah menarik. Semenarik ekspresi Jungkook ketika melihat isi ruangan yang begitu di kunci rapat dan dijaga dengan sebegitu baiknya oleh Jaehyun.

"Bongkar tempat ini secepatnya !! Aku tidak mau tahu !!."

Jungkook pergi setelah itu. Meninggalkan Taehyung dan Hyungsik segala rasa sakit kepala yang mendadak menyerang secara bersamaan. Bekerja sama dengan bocah yang masih labil ternyata cukup untuk dijadikan uji nyali. Tahan emosi agar tak gila dadakan.










Bersambung.....

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang