Falling ~ 25

507 67 6
                                    

Mungkin kesannya agak aedikit aneh tapi nyatanya tidak. Hanya Taehyung dan kedua orang tuanya yang tahu seperti apa jalan kehidupan yang mereka jalani sebenarnya. Mereka adalah wujud keluarga sempurna dan menjadi impian di hampir semua keluarga. Jadi.... Taehyung dan kedua orangtuanya pun harus bisa mempertahankan keharmonisan itu.

Akhirnya hari itu tiba juga. Hari dimana Taehyung mengenakan setelah jaz mewahnya dan berpenampilan elegant sebisa mungkin, sebisa mungkin untuk tetap terlihat sebagai pejantan di depan Irene. Taehyung tidak mau mengacau di acara besarnya sendiri, dan dia juga berharap semoga saja remaja tanggung yang sedang membidik dengan netra hitam pekatnya di sebelah sudut sana juga tidak akan membuat kekacauan.

"Apa semuanya sudah siap Hyung ?"

Seseorang menggoyangkan gelas winenya sembari sesekali melempar senyum tampannya.

"Itu tidak menjadi urusan kita Tae~ Jadi sudahi saja rasa penasaranmu itu. Tunggu saja sampai pria mu itu memberitahukannya nanti padamu"

Seojon jelas berbicara dengan Taehyung, tapi sorot matanya tampak sedang memeta sorot di seberang sana.

"Jangan membuatku geli Hyung... Dia hanya remaja tanggung yang sedang kasmaran. Apapun akan dilakukan olehnya hanya berdasarkan emosinya saja"

Seojoon meneguk pelan winenya seaat setelah melakukan cheers dengan Taehyung dan lalu manaikkan sedikit ujung bibirnya.

"Tapi kupikir eomosi remaja yang mudah meluap itu justru yang menjadikan dirimu tertarik padanya"

Taehyung tidak menampik ucapan Seojoon yang sedikit kelewat batas itu, andai ini dikantor maka obrolan seperti ini tentu sudah melewati batas wajar antara bos dan bawahan, tapi ini adalah acara keluarga yang berarti Seojoon adalah keluarga tertua, maka Taehyung pun harus menunjukkan sedikit rasa hormatnya.

"Benar Hyung.... Aku sangat membencinya, hingga tanpa sadar malah menuntun jiwaku untuk menjadi semakin terikat dengannya"

Mereka berdua menyudahi obrolan itu seketika kala melihat ada Irene yang telah berjalan dengan anggun ke arah mereka setelah usai berganti pakaian. Dari memakai gaun pengantin yang sedikit membuat repot dan ribet ketika berjalan berganti dengan gsun pesta yang simple namun tetap terlihat berbekelas jika Irene yang memakainya.

Seojoon menarik diri memberikan ruang sepenuhnya pada pasangan baru itu untuk saling bertukar cuapan. Seojoon sudah bisa menebak topik apa yang akan mereka bawa. Pasti tak lepas dari remaja tanggung yang tengah membuang mukanya ketika menyaksikan interaksi manis Taehyung yang mengecup punggung tangan Irene.

"Apa yang membuatmu tidak menyukaiku ?" Irene tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sontak membuat kernyitan alis pada Taehyung. Seakan ia sedang dipaksa untuk berpikir tentang jawaban tepat apa yang cocok untuk diberikan pada perempuan yang pada malam ini telah sah menjadi istrinya.

Taehyung menelisik dari atas kebawah, menatap simpatik pada tiap inci tubuh ramping dengan paras yang cantik. Dan hanya ada satu kata yang pantas untuk menjabarkan diri Irene.

"Kamu sempurna. Dan tidak ada alasan aku tidak menyukaimu"

Raut Irene masih menunjukkan rasa tidak puas akan jawaban yang diberikan oleh suaminya itu. Irene pun semakin mendekat dan berdiri tepat di depan Taehyung, memblokir akses seseorang untuk menatapi semestanya.

"Lalu... kenapa pandanganmu tak terpaku padaku, istrimu yang paling sempurna ini"

Hazle Taehyung menukik tajam, ia tahu arah maksud kemana obrolan memuakkan yang di gencarkan oleh Irene.

"Kenapa ucapanmu itu seakan hanya tertuju padaku saja ?"

"Karena aku hanya tertarik padamu Tae~"

Taehyung seperti menahan tawanya. Benar, dan tentu saja. Dia tidak mungkin tertawa konyol di tengah pesta pernikahannya saat ini.

"Kamu tak bisa menggapai Jaehyun bukan ? Sebab itu kamu bicara omong kosong disini" Taehyung menggerakkan jemari lentiknya memainkan helaian rambut Irene, membuat remaja pemilik netra hitam itu mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Jangan terlalu percaya diri Tae~. Ingat ! Aku tidak sedang berbicara tentang perasaan disini"

Taehyung mengangguk, ia samasekali tidak salah menangkap maksud Irene. Dia cukup kenal dengan watak wanita cantik di depannya. Irene tidak akan mau kalah apalagi mengalah.

Mereka saling melingkarkan tangan dipinggang reflek, membuat semua pasang mata memandang gemas. Orang-orang berpikir jika Taehyung dan Irene begitu sangat sudah tidak sabar untuk menghabiskan waktu berduanya. Namun tidak untuk Jungkook yang sudah hampir melompat menerjang Taehyung dan Irene, jika saja ia tidak segera ditarik oleh remaja wanita cantik berdarah jepang dan di bawanya keluar dari kepulan asap yang mungkin sebentar lagi akan menjadi kobaran.

"Awas saja, jika sampai hubungan persaudaraanku dengan Jungkook rusak hanya karena gay sialan sepertimu" Irene berbisik sensual ditelinga Taehyung. Dan beruntung Jungkook sudah tidak ada di sana lagi, jadi dia tidak akan melihat bagaimana wajah Taehyung menjadi merah padam. Meski rona merah itu bukan karena sipu melainkan karena marah.

Irene melenggang pergi setelah mengucapkan kata-kata itu dan tentunya juga setelah memastikan jika Jungkook sudah berada di tangan orang yang tepat.

Hanabi, gadis keturunan jepang itu adalah putri dari salah satu rekan bisnis Tuan Jeon yang sengaja diundang secara khusus oleh Irene dalam acara pernikahannya. Sudah bisa ditebak bau apa yang tercium disini, namun perduli apa ? Jungkook pastikan tidak akan terpengaruh sedikitpun dengan permainan kuno seperti itu.

Taehyung hanya berdiam bodoh setelah Irene meninggalkannya sendiri ditengah kerumunan para tamu-tamu yang seakan tidak ada habisnya berdatangan hanya sekedar untuk setor muka dan memberikan ucapan selamat. Memikirkan segala sesuatu yang jujur Taehyung samasekali tidak ingin memikirkannya.

Ini bukanlagi tentang penghianatan dan perselingkuhan meski pada kenyataannya Irene pun juga sempat melakukan hal yang serupa. Tapi ini lebih ke orientasi menyimpang Taehyung. Dan kenapa harus kepada Jungkook ia melabuhkan hasrat kotornya itu.

"Ayah bangga padamu nak... semoga kamu bahagia dengan Irene"

Ditengah lamunan Taehyung yang tengah bermuara pada Jungkook. Suara rendah namun tegas memecah keheningan jiwa Taehyung. Hazle nya menatap sendu pada Ayahnya. Ada berjuta luka di dalam iris cokelat caramel itu yang bahkan ibunya saja tidak tahu tentang perlakuan kejam Ayahnya pada dirinya. Ayahnya selalu mengancam jika berani sekali saja mengadu pada ibunya, makan Ayahnya tidak akan segan-segan untuk meninggalkan mereka berdua.

"Terimakasih Ayah, semua ini adalah berkat bimbingan Ayah"

Ada senyum bangga yang terukir di wajah tampan tuan Kim, dan nyonya Kim pun turut ikut senang dengan hal itu. Tuan Kim tidak tahu bahwa sedikitpun Taehyung belum pernah berubah.

Kebahagiaan pesta tercipta dalam segala hingar bingar yang nyata. Seojoon dan juga Hobie terlihat menikmati malam pesta yang semakin malam menjadi semakin meriah. Begitu tenang dan damai, sama sekali tidak ada tanda-tanda gawat yang mengancam radar dari Hobie. Sepertinya Jungkook sangat menikmati obrolannya dengan gadis berdarah jepang bernama Hanabi itu, hingga ia melupakan jika ada seorang pria yang tengah menatap nanar pada air kolam renang yang tenang.

Taehyung merasa kosong di tengah keramaian. Dia mulai membenci dirinya sendiri yang entah kenapa perasaannya semakin dalam terhadap Jungkook. Bahkan ketika Taehyung mengetahui bahwa Jaehyun berselingkuh, Taehyung pun tidak pernah serisau ini.

"Aku harus apa Jungkook ?"







Bersambung____

Pati, 11 maret 2023

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang