Happy reading
Pagi pagi sekali Kaylia dkk sudah berada di sekolah, lebih tepatnya sebuah ruangan yang dulunya adalah bekas kelas tak terpakai dan sekarang sudah di permak oleh Lauza menjadi seperti apartemen mewah.
Tentu saja sudah mendapatkan izin dari pemilik sekolah ini, bahkan sang pemilik tak masalah mengingat ruangan itu sudah usang.
Jangan salah, walau tak terlalu luas ruangan itu terdapat lemari pakaian, kasur, dan kulkas. Sungguh serasa rumah sendiri, tapi itulah Lauza. Apapun dan di manapun selagi dia ingin itu akan ia jadikan rumah.
"Hari ini jangan bolos"ucap Kaylia dan di angguki yang lain. Ia juga tak seliar itu hingga ingin bolos berhari hari.Bukan rajin, mereka pagi pagi sudah di sekolah karna saat mereka tengah asik asik tiduran.
Vinera mendapatkan kabar dari mata matanya jika 30 menit lagi Abang dari Kaylia akan datang setelah bermalam di rumah sakit, tentu saja mereka tidak ingin ada drama di pagi yang cerah ini.
Jadi endingnya dengan nyawa yang belum terkumpul mereka dengan cepat bersiap siap mandi dll, karna memiliki sedikit waktu Lauza bahkan meminta bodyguard-nya untuk menahan Kevan dan Kevano dengan berbagai masalah agar mereka lambat sampai.
"Sekolah udah rame, gue mau nyari angin bentar. Inget pas jam pelajaran mulai langsung kekelas"ucap Kaylia dan tak di hiraukan, mengingat Lauza yang tengah memakai masker wajah, Vinera yang Sedang Live, dan Lexana yang tengah menonton film kesayangannya.
Kaylia mengangkat bahu acuh lalu keluar dari ruangan itu.
---
Tujuannya itu adalah rooftop tempat ia dan Ravael bertemu.
Menaiki satu persatu anak tangga, hingga sekarang ia berada di depan pintu Rooftop, entah mengapa ia mendengar suara laki laki lebih dari 1.
Bunyi pintu berdecit membuat orang orang di sana menatap Kaylia, Kaylia agak terkejut saat melihat ada 4 orang laki laki disana bukannya merasa malu atau apa Kaylia malah mengedarkan pandangannya, lalu tatapannya tertuju kearah laki laki yang sedang duduk bermain ponsel tanpa menyadari keadaannya.
Dengan santainya ia berjalan kearah laki laki tersebut lalu menyenderkan kepalanya di sana.
Ravael terkejut ia bahkan hampir mengeluarkan pisau lipatnya saat merasakan di peluk, tapi dengan cepat ia memasukkannya kembali saat tau siapa yang memeluknya.
"Aya?"panggil Ravael, senyum di bibirnya terbit. Sedangkan ke3 laki laki yang tak jauh dari mereka hanya menampilkan wajah bodoh sekaligus syok, apa apaan itu? sendari tadi wajah teman mereka itu hanya datar lah sekarang tiba tiba tersenyum karena seorang gadis!?
"Peluk"ucap Kaylia dan di turuti Ravael, sttt jangan bilang Kaylia lebay, siapa suruh Ravael candu.
Ravael mengkode teman temannya untuk pergi meninggalkan ia berdua dengan Kaylia, untungnya Teman temannya masih dalam status terkejut hingga membuat mereka iya iya saja.
Kaylia mengeratkan pelukannya, sungguh pikirannya sedang melayang kemana kemana, apalagi mengingat mimpinya kemarin. Yang membuatnya sedikit terguncang.
Ravael hanya diam ia mengelus rambut gadisnya dengan lembut.
"Mimpi buruk"ucap Kaylia dan langsung di mengerti Ravael.
"Dia mau bunuh aku"lirih Kaylia, ia tak takut akan itu namun ia sudah nyaman, yang membuatnya susah itu adalah ia tak tau mana lawan dan kawan. Ia tak menulis ini di novel, seperti yang kalian tau ini bukan di pertengahan part melainkan ia berada di part part setelah ending.
Kaylia tak menyadari, ucapannya berdampak besar kepada Ravael. Tatapan Ravael yang tadinya lembut berganti dengan tatapan tajam tersirat makna mendalam.
"Vael?"ucap Kaylia saat merasakan usapan dari Ravael terhenti. Ravael langsung merubah ekspresinya.
"Aku janji, bakal lindungi kamu Aya"Ravael berucap dengan nada rendah. Sedang memikirkan berbagai macam rencana untuk keselamatan Kaylia, jangankan membunuh? orang jahat menyentuh gadisnya saja Ravael janji akan membuat dia tersiksa hingga membuat orang itu memilih mati.
Beberapa menit berlalu, suasana masih saja hening.
"Kekelas ya?"ucap Kaylia menatap netra abu menenangkan itu, walau tak tau pasti ia yakin jika Ravael suka bolos.
Mengerti maksud gadisnya Ravael mengganguk dengan kekehan kecil.
Merekapun berjalan ingin keluar dari rooftop, namun entah mengapa langkah mereka berhenti bersamaan.
Saling memandang seakan tengah berbicara lewat mata. Senyum miring terbit di bibir kedua pasangan itu.
Mereka mengambil sesuatu di saku mereka masing-masing.
"Siap?"tanya Kaylia dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.
"Tentu" begitupun Ravael, ia tak sabar melihat tingkah gadisnya.
Mereka membalikkan badannya masing masing dan...
Srett
Sebuah pisau lipat dan jarum beracun melesat dengan cepat kearah yang sama.
Bruk
Seorang pria dengan pakaian berwarna hitam terjatuh, darah mengalir dengan deras dari jantung nya. Kulitnya pun berubah menjadi warna biru samar terlihat jelas jika itu bekas racun. Sudah pasti pria itu meninggal di tempat.
"Misi-"
"Sukses"
Ucap keduanya dengan tertawa kecil.
"Aku sudah menduga, kamu tidak sesederhana itu, Vael." Ucap Kaylia dengan senyumnya.
"Kamu juga begitu kan, Aya?"Ravael membalasnya dengan kekehan kecil.
____
Pasangan yang sangat-
_Spam next?
_771 kata
_25-10-2022
____-Indonesia, Bali-
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? yes! i'm?
Random"Oh, masuk novel?"ucap seorang gadis dengan perban yang melingkar di kepalanya. ---- Bukan cerita transmigrasi ke orang berpengaruh di dunia melainkan ini kisah seorang penulis yang jiwanya berpindah ke novel buatannya sendiri. Bahkan lebih parahny...