Happy reading
Kaylia menatap ponsel yang ia pegang, beberapa saat lalu ia tengah membeli makanan pedas, tentu saja hal yang ia lakukan saat ini adalah menyiksa lambungnya sendiri.
Entah mengapa ia ingin sekali makan pedas, ia bertaruh jika Lexana di sini Lexa akan melarang Kaylia.
Ting!
Kaylia langsung berdiri saat mendengar bel pintu mansionnya berbunyi.
Terlihat seorang pria dengan pakaian khas seorang pengantar makanan tengah membawa tas berukuran sedang.
Setelah membayarnya Kaylia bergegas menuju dapur mengambil peralatan makan.
Hidung dengan penciumannya yang tajam mencium sebuah bau familiar dari tas tersebut, seperti khas Parfum seseorang yang dekat dengannya. Kaylia berusaha menjernihkan pikirannya mungkin ia salah mengingat bau parfum dari tas kain tersebut berbau samar.
"Ini apa?"tanya Kaylia pada dirinya sendiri saat menemukan sebuah surat berwarna abu, tak memiliki niat membaca surat itu karna mungkin itu surat yang berisi ucapan "terimakasih sudah membeli makanan di sini"
Kaylia membuka makanan itu dan menaruhnya di piring yang sudah ia siapkan.
Lagi lagi ia bingung, mengapa warna kuah dari bakso tersebut tak merah pekat?ia yakin sekali jika ia sudah jelas jelas memesan Bakso paling pedas.
Berusaha mengabaikan itu semua Kaylia langsung menikmati makanannya, ekspresi Kaylia berubah terkejut. MENGAPA TIDAK PEDAS SAMA SEKALI?!!
"Sialan"umpat Kaylia tatapannya beralih kesurat tersebut dan perlahan membukanya.
Deg
"Jangan makan pedes Kayli, gue gak mau Lo sakit. Gue tau Lo belum makan, makan bakso aja ya?"
-Lexana Zeulvea.
Kaylia terkejut bukan main, bahkan dalam keadaan sakit pun Lexana tetap menghawatirkan dirinya?!
"Astaga"Kaylia tak bisa berkata apa apa lagi ia benar benar tak habis pikir sekarang.
Kaylia menatap bakso tersebut dengan tatapan yang sulit di artikan.
--
Lexana menatap kamarnya, dengan nuansa suram yang menambah kesan damai.
Tubuhnya sudah membaik, hanya saja ia masih takut bertemu dengan sahabat sahabatnya.
Jika kalian bertanya tanya mengapa Lexana begitu merasa bersalah padahal sahabatnya baik baik saja, ia juga tak mengerti, hatinya perih dan merasa jika ini semua kesalahannya. Intinya tidak semua orang dapat memahami jalan pikiran kita,
Ia nampak sangat frustasi dan tak tau harus melakukan apa, namun 1 hal yang ia tau bahwa..semua masalah berawal dari dirinya
Dalam sekejap ia mendapatkan suatu Ide yang terkesan gila, dengan senyum tipis ia langsung bergegas mengambil kunci mobil dan handphone miliknya lalu berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari kamarnya.
Sang Ibu yang tengah berbicara dengan beberapa orang berpakaian hitam mengalihkan pandangan kearah Lexana yang berjalan dengan cepat menuju pintu keluar mansion, tanpa niat bertanya sedikitpun ia melanjutkan pembicaraannya, Walau ada sedikit rasa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? yes! i'm?
Acak"Oh, masuk novel?"ucap seorang gadis dengan perban yang melingkar di kepalanya. ---- Bukan cerita transmigrasi ke orang berpengaruh di dunia melainkan ini kisah seorang penulis yang jiwanya berpindah ke novel buatannya sendiri. Bahkan lebih parahny...