°1

19.2K 1.4K 49
                                    

Happy reading

Kayrala Zevana seorang gadis berumur 17 tahun yang memiliki kehidupan biasa saja dan terkesan datar. Mengisi waktu luangnya dengan membuat novel, yeah itulah kegiatannya sehari-hari agar tidak terlalu membosankan.

Suatu hari Kayra yang tengah menulis bab terakhir pada novelnya terganggu dengan suara bantingan kaca, meninggalkan itu semua ia lalu keluar kamar dan melihat apa yang terjadi.....

"Menganggu"desis Kayra kesal. Ia berjalan menuruni tangga untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Em?"Kayra menaikan satu alisnya saat melihat ayahnya berlumuran darah. Ia lalu berjalan mendekat.

Ternyata tidak hanya ayahnya, ibunya juga terbaring lemas dengan darah yang terus mengalir.

"why?"gumam Kayra bingung. Pembantaian?atau apa?

Mata tajamnya menelisik sekitar, ia melihat ada bercak darah menuju dapur. Dengan pelan Kayra berjalan mengikuti.

"Kau tengah memasak?"tanya Kayra saat melihat seorang pemuda tengah memotong sesuatu. Ia tak kenal orang itu namun ia langsung berspekulasi jika orang itu yang menggangu waktunya.

Pemuda itu syok mungkin, Kayra acuh dia berjalan kearah kulkas dan membukanya dengan niat mencari minuman dingin kesukaannya.

"K-kau anak Tuan Kevan dan Nyonya Vanya?" Terbata bata pemuda itu. Kayra menaikan sebelah alisnya lalu mengangguk.

"Apa?"Kayra kesal melihat pemuda di sampingnya yang diam saja.

Pemuda itu tak menjawab, tangannya meraba-raba mencari sesuatu.

"Freak"acuh Kayra lalu berjalan membelakangi pemuda itu, niatnya ingin kembali kekamar dan melanjutkan novelnya itu.

DOR

Tubuh Kayra menegang namun itu hanya sekejap ia berbalik menatap pemuda itu yang menggenggam sebuah pistol. Kayra menatap baju putihnya yang ternoda dengan darahnya sendiri. Ck, baju kesayangan.

"Berkas berkas perusahaan ada di ruangan ayah, rak ke2. Kalau mau ambil aja" ucap Kayra membuat pemuda itu tercengang.

"Lain kali kalau mau uang..kerja, jangan bantai keluarga orang" desisnya lagi.

BRUK

Kayra terjatuh saat tubuhnya tak lagi bisa menahan beban, ia benci rasa sakit. Nafasnya semakin berat. Dengan tenaga yang masih tersisa ia menatap pemuda tersebut.
"Jangan pernah jual rumah ini, apalagi masuk kamar gue"

"Kubur, layak" ah Kayra merasa dirinya gila, bisa bisanya ia berbicara semacam itu. Mata dengan netra abu abu itu perlahan terpejam seiring dengan nafas yang mulai melambat.

Pemuda itu terdiam.. dengan raut wajah syok dan tangan bergetar hebat, pistolnya pun terjatuh. Sungguh ia tak menyangka akan di hadapkan dengan perempuan seperti Kayra. Tak habis pikir dengan tingkah santainya itu.

---

Pemuda itu tidak mengingkari janjinya, ia mengubur jenazah keluarga Kayra dengan layak.

Setelah mengambil alih perusahaan keluarga Kayra ia pun melarikan diri kenegara lain. Lagi lagi ia tidak ingkar janji, rumah itu tidak ia hanguskan, ratakan, ataupun ia rusak.

Di dalam rumah itu ah tepatnya kamar Kayra.. angin berhembus membuat sebuah novel terbuka menampakkan halaman perhalaman yang di isi banyak kata kata hingga di halaman terakhir dengan judul "ending" yang masih terlihat kosong. Perlahan novel itu tertutup kembali menampakkan sampul berwarna putih dengan corak biru muda dengan judul...

" Antagonis? Yes! I'm ? "

____

Hai? selamat datang di cerita ke2 ku
_

1 kata untuk part ini?
_

Spam next?
_

488 kata
_

06-10-2022
____

-Indonesia, Bali-

Antagonis? yes! i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang