Happy reading
"Kaylia?"ucap seorang wanita mendekati brangkas Kaylia.
"Em? Tante s-siapa?"
Deg
"I-ini Mama sayang"ucap Mama dengan suara bergetar tak percaya, begitupun Pria yang baru saja masuk kedalam ruangan.
"K-kalian siapa ja-jangan jahatin kayli"histeris Kaylia sambil terus menarik rambutnya, Air matanya terus menetes.
"JA-JANGAN JAHATIN KAYLI"
"JANGAN"
Dokter yang baru saja datang dengan cepat menyuntikkan sesuatu kearah Kaylia, tak butuh lama Kaylia kembali tenang dan memejamkan matanya.
Kedua orang tua Kaylia terdiam mematung. Tubuh mereka seakan tak bisa di gerakan melihat sang putri histeris seperti itu.
"Huft, sepertinya Nona memiliki trauma karna kejadian itu dan mentalnya terguncang hebat. Saya sarankan membawa Nona untuk mengobati lebih lanjut terkait mentalnya"
"Dan menurut saya Nona Sedang syok oleh karena itu tak mengenali kalian, mungkin ini pengaruh saking terguncangnya" ucap dokter tersebut terbelit Belit dan di angguki mengerti pasangan suami istri itu.
"Tunggu tunggu Apa?-"
"Menurut saya?"
"Mungkin?"
"Lo dokter apa bukan asu?! dokter gadungan jangan sok keras!" Cibir Lily yang melihat semua kejadian itu, bagaimana tidak dokter tersebut datang dan menyuntikkannya cairan untuk Kaylia, lalu tiba tiba bilang mental Kaylia terganggu tanpa mengecek apapun, ia hanya berdiri di samping kedua orang tua Kaylia?Oh tidak! Lily sudah menandai Dokter itu.
"Saya pamit undur diri"sopan dokter itu lalu pergi."Pa, putri kita"Ucap Mama menggeleng tak percaya, dengan air mata yang semakin deras. Papa Kaylia juga tak beda jauh, hanya saja ia berusaha mengatur ekspresi walau dalam hati sangat hancur melihat putrinya seperti itu.
"Semua akan baik-baik saja"jawab Papa berusaha menenangkan istrinya.
---
"Eugh"
Seorang gadis terbangun dari tidurnya, ia menatap sekelilingnya dengan tatapan sulit di artikan.
"Misi sukses?"ucap sebuah suara yang tak bisa di dengar orang lain kecuali dia.
"Yeah"angguk gadis itu dengan senyum tersirat sesuatu. Dan dengan cepat ia merubah ekspresinya saat mendengar langkah kaki.
"Kaylia?"lembut Mama dengan berhati hati. Ia lalu berjalan mendekati putrinya.
"Em Mama?"ragu Kaylia, Mama terkejut namun dengan cepat tersenyum bahagia. Ah sungguh hatinya menghangat mendengar panggilan dari putrinya ini.
"Iya Kayli, ini Mama "Mama mengelus rambut Kaylia.
"aku Kaylia?" Lagi lagi Mama menggangguk walau bingung dengan pertanyaan anaknya. Lalu berucap
"Iya sayang nama kamu.
Kaylana Lilyara Xizelva"---
Beberapa hari berlalu Kaylia sudah pulang dari rumah sakit dan sekarang berada di balkon kamarnya.
Tak sulit menurutnya untuk beradaptasi, mengingat ini novel buatannya sendiri.
Mata biru jernih itu menatap langit yang di penuhi bintang. Ia langsung menatap gadis transparan di sampingnya.
"Jadi, kita ga berada di alur manapun karna ini part lanjutan ending?"
Lily menggangguk sebagai jawaban.
"Liy, jelasin secara singkat" ucap Kaylia sambil memejamkan mata.
"Lo yang buat, bego"
"Huh, jujurly ini seperti novel pada umumnya. Kaylia yang sangat mengagumi atau bahkan tergila gila dengan tokoh utama pria padahal jelas jelas dia sama sekali tidak menyukai Kaylia. Kaylia sering di cap antagonis dari segala antagonis. Yeah dengan sifat seperti "Queen" dan memiliki 3 sahabat yang tak kalah darinya membuat ia bertingkah semena mena. Dan.. Kaylia memiliki seorang pacar yang bahkan tak pernah menampakkan diri dihadapannya."jelas Lily dan mengerti Kaylia.
Oh ayolah, Kaylia memang yang membuat novel ini tapi ia sebenarnya tak mengerti dengan apa yang ia buat, ia hanya membuat part perpart hingga menuju ending.
Ia masuk kedalam kamarnya dan menutup balkon, sedangkan Lily masuk kedalam tubuhnya.
Berbaring di kasurnya tapi sebelum ia menutup mata, Kaylia tak sengaja melihat sesuatu di dekat lemari. Sebuah lambang? mungkin. Setelah mengingat apa itu Kaylia tersenyum miring. Yeah, game sebenarnya akan di mulai.
____
Konflik?haha, mungkin akan segera muncul.
_Spam next?
_579 kata
_06-10-2022
____-Indonesia, Bali-
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? yes! i'm?
Random"Oh, masuk novel?"ucap seorang gadis dengan perban yang melingkar di kepalanya. ---- Bukan cerita transmigrasi ke orang berpengaruh di dunia melainkan ini kisah seorang penulis yang jiwanya berpindah ke novel buatannya sendiri. Bahkan lebih parahny...