°15

7.8K 742 4
                                    

Happy reading

"APA YANG LO LAKUIN BANGSAT!!"teriak seorang gadis di ikuti gadis lainnya setelah berhasil menembus kerumunan. Seketika nafasnya seakan terhenti melihat seorang gadis yang tengah di pukuli oleh seorang laki laki.

"KAYLIA!!"teriak Lauza dan Vinera menghampiri sahabatnya itu.

Nafas mereka memburu, aura di sana berubah menjadi sangat pekat.

Vinera berjalan kearah Lenno yang masih membawa ember, mencengkeram erat kerah seragam laki laki itu.

Sedangkan Lauza dengan air mata yang terus mengalir dan tangan bergetar ia berusaha untuk mengetikan sesuatu di ponselnya untuk menelpon rumah sakit. Tangannya semakin bergetar saat melihat nomor ponsel yang sangat ia kenal.

"Lexana... Kaylia"ucap Lauza dan sambungan langsung di putuskan sepihak.

"Uhuk"Lenno terbatuk-batuk saat Vinera mencekiknya. Dengan cepat Lenno membalas namun dari segi kelincahan ia tetap kalah.

"BERHENTI!?"teriak seorang pria yang terlihat tak lagi muda. Kepala sekolah.

"APA APAAN KALIAN INI!!"marahnya, bagaimana tidak siswa-siswinya masih berkumpul di sini padahal jam pelajaran masih berlanjut.

Kepala sekolah itu mengedarkan pandangannya, matanya melotot melihat salah satu anak didiknya berlumuran darah. Dan ada yang berkelahi.

"CEPAT TOLONG DIA"teriak kepala sekolah itu dengan jantung yang berpacu cepat, bagaimana ini?nama sekolah akan tercoreng!

Beberapa orang siswa membantu mengangkat Kaylia kearah ambulans yang baru saja datang di ikuti Lauza.

Melihat ambulans itu sudah melaju pergi, Tatapan sang kepala sekolah tertuju kearah Vinera yang sedang berusaha memukul Lenno.

"Apa apaan kamu ini!? Kenapa kamu memukul anak saya!!"bentak Kepala sekolah itu yang tak lain adalah Orang tua dari Lenno.

"Cepat kalian keruang BK! Dan kalian yang tidak berkepentingan cepat masuk kekelas kalian masing-masing!!"

"Siapa Lo nyuruh nyuruh gue?"dingin Vinera menatap tajam Kepala sekolah tersebut. Muka pria itu memerah antara menahan malu dan menahan amarah.

"Cih"desis Vinera lalu meninggalkan tempat itu menuju mobilnya dan melaju kencang kearah rumah sakit.

"Tunggu pembalasan dari kita"senyum miring terbit di bibirnya, tunggu saja.

---

Vinera dengan tergesa-gesa masuk kedalam kamar yang di tunjukkan seorang petugas kepadanya.

"Za.."

Lauza tersadar, ia langsung menatap sahabatnya itu. Matanya terlihat bengkak karna menangis.

"Kaylia gimana?"tanya Vinera berhati hati, Lauza adalah yang paling sensitif di antara mereka.

"Tulang leher..retak"

Tangis Lauza terdengar kembali, Vinera dengan cepat memeluk sahabatnya itu. Ia juga sedih namun ia tak ingin menangis, karna jika ia menangis sekarang siapa yang akan menguatkan sahabatnya?

Antagonis? yes! i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang