Happy reading
"Lexa.."Vana berucap dengan nada dingin, Lexa mendongak dengan mata bergetar antara takut dan ingin menangis, bukan karena sang Ibu tapi karna menghawatirkan sahabatnya.
"Mengapa kamu tidak bisa menjaga Kaylia!"Vana meremas pundak sang putri sedikit keras.
"maaf..ibu"Lexana berucap dengan nada kecil.
"Ck, jangan di ulangi lagi, ya?"
Setelah mengucapkan hal itu Vana langsung pergi meninggalkan Lexana sendiri di taman tersebut.
Perkataan ibu nya tadi lagi lagi membuat dirinya tak mengerti, di satu sisi ia merasa seperti sebuah robot yang bahkan tak di pedulikan perasaannya namun di sisi lain perlakuan orangtuanya sangat hangat membuat ia merasa seperti seorang anak kecil di dalam keluarga harmonis.
Pemikiran yang bahkan belum tentu orang dewasa mengerti namun Anak sekecil Lexana Sudah paham itu semua.
Merasa iri dengan Kaylia? benci dengan Kaylia?tidak mungkin! Ia bahkan tidak pernah memikirkan hal itu sedikitpun!! Ia bahkan semakin ingin menjaga Kaylia karna hanya Kaylia yang ia punya saat ini..
Alasan?tentu, Lexana tentu tau mengapa orangtuanya sangat menyayangi Kaylia, karna mirip dengan kakaknya yang bahkan wajahnya tak ia ketahui.
-Flashback off
"Maaf mengganggu, Nyonya, Tuan. Nona Lexana pingsan di dalam kamarnya dengan darah di tangannya"ucap seorang pelayan setelah mengetuk pintu kamar majikannya.
"Minta dokter pribadi datang dan rawat di kamarnya"ucap Zeon sebelum sang istri membuat masalah lagi, Pelayan tersebut mengangguk lalu pamit pergi.
Keesokan harinya di sekolah
"Sepi banget, asu?"kesal Lauza membuat Vinera menatap sahabatnya aneh.
"Lo bisa diem ga Za, cape gue dengernya anjir"
"Heh Lo gak ngerasa sepi apa?!! Lexana ga sekolah entah karna apa, Kaylia masih mendalami peran. Terus kita bakal bicara apa sama guru bk kalau dapet pertanyaan!"heboh Lauza, Vinera memutar bola matanya malas.
"Kita ga bakal kepojok kok pren, orang nanti ada Nyonya bisnis sama Nyonya hukum"Vinera berucap dengan santai. Mereka berdua sedang berada di kantin padahal jam pelajaran jelas jelas masih ada, namun guru di kelas mereka memaklumi karna kedua gadis itu akan mempertanggungjawabkan kesalahan mereka.
"Za, gue bersyukur Nyonya racun sama Nyonya kematian ga Dateng"Vinera berucap dengan serius, Lauza bingung.
"Napa?"
"Yang ada Lo bukan bangun ruangan aja malah bangun sekolah ulang" Lauza tanpa sadar mengangguk, walau tidak apa apa sih.
"Tapi Vi, gue rasa gue tetep bakal bangun sekolah ulang deh soalnya emak emak lebih ganas"
Mata Vinera melotot, ia melupakan itu.
Beberapa menit berlalu
"Gue tebak 1 menit lagi nama kita bakal di panggil"
"Terus para ibu negara kita gimana??gue takut mereka telat yah njeng"Lauza tak dapat menghapus pemikiran negatifnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? yes! i'm?
Random"Oh, masuk novel?"ucap seorang gadis dengan perban yang melingkar di kepalanya. ---- Bukan cerita transmigrasi ke orang berpengaruh di dunia melainkan ini kisah seorang penulis yang jiwanya berpindah ke novel buatannya sendiri. Bahkan lebih parahny...