Happy reading
Peluru itu melesat hingga menembus meja kayu saking kerasnya membuat meja tersebut berlubang. Dan itu pas sekali di samping seorang Lenno.
"njir, nekat"celetuk Vinera yang juga terkejut melihat Lexana membawa benda tersebut kesekolah.
Kantin hening, semua seakan syok melihat Lexana dengan santainya menembakkan peluru itu.
"Batasan? sorry, gak punya"ucap Lexana memainkan pistol tersebut dengan jarinya.
Dor
Lagi lagi peluru itu melesat dengan cepat, hingga menggores lengan Rehan.
"Argh"
Rehan tentu saja terkejut karna itu sangat tiba tiba, air matanya menetes merasakan sakit yang sangat perih pada lengannya.
"Jujur, bunuh kalian semua di sini hal kecil bagi gue"ucap Lexana dengan tatapan merendahkan khasnya.
"Dan menutupi bukti bukti itu adalah tugas gue"Vinera tersenyum miring.
"Apapun bisa terjadi dengan uang, kalian gak sebodoh itu sampai gak tau artinya bukan??"ucap Lauza dengan kekehan kecil.
Glek
Tidak, mereka bukan manusia..mereka iblis.
Mungkin itu adalah pemikiran rata rata orang yang berada di kantin.
"Jangan ada darah darahan"ucap Vinera saat melihat gerak-gerik Lexana, Lexana menatap sahabatnya tersebut dengan datar.
"Ya, sebagai gantinya perlakukan Reva seperti mereka memperlakukan Kaylia"Lexana berucap dengan santai, namun dapat membuat Rehan dkk bergetar.
"Jika bisa lebih parah"Lauza menambahkan.
Vinera terkekeh kecil, lalu mengambil kembali ponselnya, dengan telpon yang masih tersambung.
"Kalian dengar, bukan? Lakukan perintah!"ucap Vinera tegas.
"Baik"
Vinera lalu mengeraskan volume benda tersebut.
Teriakan kesakitan seorang perempuan terdengar dari benda itu, tentu mereka kenal siapa perempuan tersebut..yeah seorang Reva Lerana.
"udah segini aja dulu, jangan buat kotor tangan kita"ucap Lauza memecahkan keheningan.
"Pilih, mau BK atau lari?"lanjut Lauza membuat sahabatnya terdiam sebentar.
"BK, kita salah"Balas Lexana dan di angguki Lauza Vinera. Merekapun berjalan meninggalkan kantin yang sunyi itu.
Sunyi?tentu, bagaimana tidak warga kantin tak bisa berbicara apapun karna terlalu syok dengan kejadian hari ini. Apalagi rehan dkk yang mematung dengan tatapan kosong.
--
Tak butuh waktu lama terdengar suara gaduh di dalam ruang BK.
"Gerak cepat juga tu guru"ucap Vinera sedikit terkejut, sehabis dari kantin ia dan yang lain langsung keruang BK secara mandiri, namun ruangan itu terlihat gaduh dengan artian pasti guru guru baru mendapatkan kabar.
"SISWI YANG BERNAMA VIN-"
Suara menggelegar itu terdengar di penjuru sekolah, namun belum sempat guru tersebut melanjutkan perkataannya sudah terpotong oleh
BRAK
"fans, Lo?"ucap Vinera santai tidak merasa bersalah sama sekali setelah mendobrak pintu ruangan tersebut.
"K-kalian?!"bentak seorang guru A yang tengah berada di depan sebuah speaker.
"Mana sopan santun kalian!?"guru B berucap dengan nada tinggi.
"Bu guru manggil kita?" Ucap Lauza menyela dan duduk di sofa yang di sediakan di sana di ikuti Lexana sedangkan Vinera menyenderkan punggungnya di tembok.
"Iya! jangan kalian pikir kalian bisa lolos setelah apa yang kalian lakukan di kantin!!"sinis Guru A tak santai.
"Sebelumnya maaf nih Bu, kalau kita mau lolos kenapa kita kesini? bukannya harusnya kita pesen helikopter lalu lari kenegara lain?lucu buk"ucap Vinera Ia menaikkan satu alisnya seakan bingung.
"Sudah!"potong guru B lalu suasana kembali serius, Guru A?terdiam dengan balasan Vinera.
"Mengapa kalian melakukan hal seperti itu?! Kalian pasti tau peraturan sekolah dan pembullyan adalah hal yang paling di larang!!"
"gabut dikit"ucap Lexana yang tak memiliki niat sedikitpun untuk mencari alasan atau sekedar menjelaskan kejadian sebenarnya.
Wajah guru A sudah memerah menahan emosi, sedangkan guru B menghela nafas mendengar jawaban anak didiknya.
"PANGGIL ORANG TUA KALIAN HARI INI JUGA!!"bentak Guru A dengan suara keras, wajah yang memerah karna menahan emosi.
"Ah, Lo mah. Mendadak banget! Gimana caranya coba, perlu janji frens ortu kita bukan orang yang bisa di temui semendadak itu"ucap Vinera sangat santai dengan sedikit kekehan.
"MEMANG ORANG TUA KALIAN SEPENTING APA??!!"
Terlihat guru B sudah berkeringat dingin, ada apa dengan temannya itu? apakah ia tak pernah menonton tv atau apapun itu?!
"Baiklah, ibuk kasi kalian kesempatan. Besok orang tua kalian harus bisa kesekolah ini, begitupun orang tua Rehan dkk.. orang tua Kaylia dan Reva juga"potong Guru B yang tak ingin masalah semakin besar. Tapi tindakan yang ia ambil juga salah, apakah ia ingin besok sekolah ini hancur karna kedatangan orang orang berkuasa?
"Kalian bisa keluar"lanjutnya lagi dengan sedikit nada mengusir, Lexana dkk berdiri lalu berbalik keluar dari ruangan tersebut.
Tak ada yang menyadari senyum kecil terbit dari bibir ketiga gadis itu.
"Za"ucap Vinera membuat Lauza menatapnya.
"Besok, kalau sekolah ini hancur. Lo yang bangun ulang ya?"
"Iya, gue yang urus itu"
____
Jangan sampai tu sekul hancur
_Spam next?
_745 kata
_03-11-2022
____-Indonesia, Bali-

KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? yes! i'm?
De Todo"Oh, masuk novel?"ucap seorang gadis dengan perban yang melingkar di kepalanya. ---- Bukan cerita transmigrasi ke orang berpengaruh di dunia melainkan ini kisah seorang penulis yang jiwanya berpindah ke novel buatannya sendiri. Bahkan lebih parahny...