Bab 43

125 19 0
                                    

Diola mematut diri di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diola mematut diri di depan cermin. Mendekatkan wajahnya. Kemudian dengan menggunakan satu jari telunjuknya, menyeka sesuatu di bawah matanya.

Ia bergumam pada dirinya sendiri sembari merapikan setelan blazer berwarna putih yang ia kenakan siang itu.

Sempurna...

Setelah puas dengan penampilannya, ia kemudian mengamit tas dan keluar dari dalam kamar kosnya.

Sementara itu, Rami sudah menunggunya di dalam mobil dengan tidak sabar. Well, another wonderful day yang akan ia habiskan bersama dengan kekasihnya.

Dari balik jendela mobilnya, Rami memperhatikan penampilan Diola yang-dalam sekejap mampu membuatnya naik darah. Apa-apaan?!

"Hai," sapa perempuan itu saat membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Bukannya balik menyapa, Rami justru meluapkan rasa tidak nyaman terhadap pakaian yang Diola kenakan dengan cara mencibir.

"Berapa banyak pria yang kamu targetkan untuk menikmati tontonan gratis yang kamu berikan, huh?"

Diola mengernyitkan dahi. Ekspresinya bertanya-tanya. Ada apa dengan Rami hingga bicara seperti itu padanya?

"Maksud kamu?"

"O, come on! Kamu benar-benar akan pergi dengan pakaian seperti ini? Dengan bagian dada terbuka lebar hingga... Ewh!"

Semakin dalam Diola mengerutkan keningnya. Memangnya kenapa dengan pakaiannya?

Dasar pria tidak mengerti fashion!

"Dio, aku tidak suka berbagi. Kamu mengerti, kan? Cepat ganti pakaian kamu!" perintah Rami.

Tidak habis pikir dengan cara berpikir Rami, perempuan itu nyatanya tidak beranjak sama sekali. Ia justru menarik seat belt dan melilitkannya pada tubuhnya.

"Dio, kamu dengar aku? Cepat-"

"Shut up!" salak Diola. Kesal karena terlalu banyak mengatur, ia akhirnya tidak bisa tinggal diam. "Memangnya kenapa dengan pakaian yang kukenakan, huh? Terlalu terbuka? Aku bisa menggunakan blazer-ku untuk menutupi bagian dadaku. Okay?"

Rami diam.

"Lagi pula kita akan pergi ke sebuah pesta pertunangan hari ini. Nggak ada yang salah dengan selera fashion-ku."

"Kita nggak akan datang ke acara Nalani lebih dulu, bukan? Semalam kamu janji padaku untuk menemaniku-"

"Ya, ya. Aku nggak lupa. Cepat jalan! Semarang akan menjadi lebih panas di tengah hari begini," ujar Diola tidak sabar.

Dengan sebelah alis terangkat Rami kembali menepis ucapan perempuan itu. "Ya. Selera fashion kamu tentunya akan membantu menangani itu semua, kan?"

AFTERTASTE ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang