Bab 30

134 15 0
                                    

Mobil yang dikendarai Irvin tiba di depan rumah kosnya. Diola yang sudah menunggunya sejak lima menit lalu, segera masuk ke dalam setelah memastikan tidak ada siapapun yang mengintainya.

Dengan wajah penuh kekhawatiran perempuan itu meraih seatbelt dan memasangkan ke tubuhnya sendiri. Hal tersebut disaksikan oleh Irvin dengan tatap keheranan. Sebenarnya apa yang terjadi pada Diola? Seperti tengah bersembunyi dari sesuatu.

"La, are you okay?" tanya Irvin memastikan.

Perempuan yang tengah sibuk memasang seatbelt tersebut, menoleh saat Irvin bertanya padanya. Namun, tak memberi jawaban lugas melainkan hanya tersenyum.

"Is anything happened?"

Cepat-cepat Diola menggelengkan kepalanya. "No, it's okay."

"Kamu yakin?"

"Absolutely. Ayo, Vin! Tunggu apa lagi? Cepat kita pergi dari tempat ini."

Aneh.

Irvin menautkan kedua alisnya. Merasa jika ada yang tidak beres dengan Diola. Perempuan itu seperti... ada sesuatu yang sedang mengejarnya. Membuatnya ketakutan.

Tanpa bicara lagi, pria itu segera saja memindahkan tuas persenelingnya dan melajukan mobil yang dikendarainya. Meninggalkan area rumah kos Diola dan seseorang yang tengah menatap kehadirannya dari balik kaca mobil sedan coupe miliknya.

Orang tersebut mengeraskan rahangnya. Sambil menatap kepergian keduanya dengan tatapan yang dipenuhi kemarahan. Ia mengeratkan cengkraman tangannya pada kemudi—demi untuk menjaga kestabilan emosinya. Ia tidak ingin dirinya meledak saat itu juga. Tapi, ia akan lalukan di saat yang tepat dengan objek yang tepat.

"Jadi, itu sebabnya kamu menolak ajakanku, Dio?" gumam Rami dari balik sela-sela giginya.

"Baiklah, kita lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya. Kesabaranku benar-benar sudah habis."

Dengan kasar pria itu menginjak pedal gasnya dan mengikuti ke mana mobil yang dikendarai Irvin pergi. Pria itu bersumpah tak akan mengalah untuk yang satu ini.

"Aku bilang, kamu hanya boleh jadi milikku bukan yang lain. Tidakkah kamu paham, Dio?! Sialan!"

Mereka akhirnya tiba di sebuah bistro di kawasam Little Netherland. Diola turun paling pertama. Dengan membiarkan rambut hitamnya tergerai. Perempuan yang menggunakan terusan hitam dengan corak bunga mawar merah itu terlihat begitu mempesona bagi Irvin yang masih sibuk memarkirkan mobilnya.

Sementara itu, sedan coupe yang dikendarai Rami berhenti tepat di samping Irvin memarkirkan mobilnya. Terlampau dekat. Tapi, ia jamin Diola takkan menyadari kehadirannya.

Kebiasaannya yang gemar mengganti jenis mobil saat datang menemui Diola. Sebenarnya adalah akal-akalannya agar ia dapat menjangkau perempuan itu dari jarak dekat seperti sekarang. Sebab itulah Diola kerap kali tidak mengetahui kehadiran Rami di sekitarnya. Yang ia tahu, Rami memang sering muncul secara tiba-tiba dan membuatnya terkejut.

Diola bahkan tak sadar jika sebenarnya sejak tadi Rami tidak pernah benar-benar pergi untuk mencari makan. Pria itu memilih untuk menunggu di dalam mobilnya. Mencari jawaban atas sikap aneh yang ditunjukan oleh Diola ketika menolak ajakan untuk makan malam di luar bersamanya.

Dan tanpa perlu menunggu lama, Rami pun mendapatkan apa yang diinginkannya. Ternyata alasan mengapa Diola menolaknya adalah karena pria sialan itu.

Kini, ia berada begitu dekat dengan keduanya. Diola terlihat telah turun dari mobil yang dikendarai Irvin. Sementara pria itu masih berada di dalamnya.

AFTERTASTE ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang