Bab 38

160 18 0
                                    

Setelah lebih dari satu bulan—well, Diola lupa tepatnya berapa lama—ia tidak membuka akun sosial media miliknya. Perempuan itu cukup dibuat terkejut dengan update terakhir dari postingan feed Instagram milik Noura.

Baru beberapa menit yang lalu, Noura mengunggah sebuah foto dengan latar sebuah tempat. Arsitektur khas bangunannya mengingatkan Diola pada benua biru. Which is, seperti yang Rami pernah katakan padanya tempo hari. Bahwa perempuan itu benar-benar telah pergi dan memilih untuk menyingkir dari kehidupan pria itu.

 Bahwa perempuan itu benar-benar telah pergi dan memilih untuk menyingkir dari kehidupan pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya. Foto tersebut telah menjawab semuanya. Bukti bahwa ucapan Rami dapat dibenarkan. Pria itu tidak sedang berbohong padanya.

Diola kemudian memilih untuk menilik lebih dalam lagi. Rasa penasarannya masih belum tuntas. Ia masuk ke dalam profil instagram milik Noura Kanazi dan melihat satu persatu foto terbaru yang diunggah oleh perempuan itu.

Setelah beberapa lama—tepatnya setelah kejadian di rumah sakit waktu lalu, saat Noura dirawat karena kekerasan fisik yang dilakukan oleh Thomas. Perempuan itu absen dari sosial media miliknya. Kemudian beberapa hari yang lalu, dan tepatnya hari ini Noura kembali mengunggah beberapa foto terbarunya.

Keadaannya baik-baik saja. Hampir sebagian foto yang ia unggah menampilkan dirinya yang tengah tersenyum lepas. Entah, apakah semua itu adalah sebuah tipuan atau memang benar-benar keadaan yang sesungguhnya? Well, siapa yang tahu?

Jelasnya—secara tidak sengaja ketika melihat isi feed sosial media milik sahabatnya itu—Diola mengulas senyum bahagia. Ikut senang. Jika benar kondisi Noura saat ini seperti yang ia tampilkan dalam setiap unggahannya. Namun, di satu sisi ia sangsi. Diola yakin, bahwa sebenarnya Noura tidak sedang baik-baik saja di sana.

Sambil terpejam, Diola menghembuskan napasnya. Ia praktis menekan tombol kunci pada ponselnya, hingga membuat layar mati otomatis. Membayangkan kondisi sahabatnya berkebalikan dengan unggahan foto di sosial medianya, membuat Diola kembali merasa bersalah.

Perempuan itu telah memilih untuk mengalah. Membiarkan Rami mengejar cintanya—yang mana adalah dirinya. Namun, ia dengan sengaja mematahkan semua itu. Dengan bertingkah sembrono saat malam entertain lalu.

Kemudian, akibat kecerobohannya itu masalah baru muncul dan tidak benar-benar selesai hingga saat ini. Menggantung. Well, entahlah.

Semakin sesak dadanya jika mengingat insiden tersebut. Dan kini, ketika pria itu berada di depan matanya. Ia kesulitan untuk meraihnya. Semakin ia coba untuk mendekat, pria itu justru semakin menghindarinya.

Tapi, tunggu dulu. Apakah Rami benar-benar melakukan itu—menghindarinya, jika siang tadi sempat datang—namun sengaja tidak menampakkan diri—dan saat meninggalkan rumah kosnya bersama Ganesha, pria itu sempat melemparkan senyum padanya. Apa maksudnya itu?

Tidak, tidak. Tentu saja Diola tidak sedang berhalusinasi. Ia sangat yakin jika kedua matanya masih berfungsi dengan baik. Yeah, walaupun keduanya dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Namun, Diola yakin jika Rami melakukan itu padanya.

AFTERTASTE ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang