Part 19. Jemian dan Papa
"Ingatlah bahwa pernikahan yang berhasil tergantung pada dua hal. Pertama, menemukan orang yang tepat. Kedua, menjadi orang yang tepat." Tom Mullen (Hal.182)
~
Helaan napas kembali keluar dari belah bibir Jemian. Cowok itu menatap cermin besar di depannya. Tatapannya tampak menerawang, mencoba mencari cara agar semuanya terasa cukup normal.
Tapi, berjam-jam Jemian mencarinya, dia tidak dapat menemukan hal yang normal itu. Tidak ada hal lain yang membuat dua keluarga merasa malu. Apalagi Arthur memberitahu kalau akan banyak tamu yang datang.
"Di masa lalu buat kesalahan apa ya?" gumam Jemian.
Faktanya, dalam beberapa hari, Mama Karel bisa mengubah ballrom hotel menjadi tempat pernikahan yang mewah. Beliau tidak akan membuat pernikahan ala kadarnya saja. Mama bahkan harus merogoh sakunya dalam-dalam sejak seminggu yang lalu.
Uang yang Mama keluarkan mungkin akan sia-sia karena si sulung tidak akan mewujudkan apa yang Mama Papa inginkan. Mama seharusnya sadar dan paham, Arthur tidak akan mengubah keputusannya dengan cepat. Apalagi pria itu amat sangat mencintai Jemian.
"Jemi, ayo kita berangkat."
Jemian menoleh. Dia menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya. Dia bangkit, melangkah santai ke arah Krystal dan Rasya yang sudah menunggu.
"Udah siap?" tanya Krystal.
"Belum. Tapi aku akan berusaha sebisaku." jawab Jemian, "Walaupun mas Arthur bilang buat gak ngerasa bersalah, aku tetap saja merasa bersalah."
"Emangnya kapan lo gak ngerasa bersalah? Nginjek semut aja ngerasa bersalah," cibir Rasya membuat ketegangan yang Jemian rasakan sedikit mereda. "Udah, terima aja. Sekalian pamer ke Brianna."
"Jemi, kamu udah dapet pasangan yang tepat. Jangan sia-siakan, ini gak akan terjadi dua kali. Cukup bersyukur karena kamu bertemu dan berakhir bersama dengan Arthur." Krystal tersenyum, dia membuka pintu mobil bagian penumpang. "Dan jangan lupa, kamu adalah alasan Arthur melakukan ini. Dia bisa melakukan apapun hanya untuk kamu, Jemi. Kalau Arthur kecewa, kamu juga akan kecewa. Kalian sudah saling melengkapi, jadi untuk apa kamu cari seseorang yang belum tentu bisa melengkapi kekurangan kamu?"
"Kalo lo ragu, lo bakalan kehilangan rumah lo lagi." lanjut Rasya yang sekarang membuat Jemian semakin yakin.
"Tolong tegur kalau aku salah."
"Hanya Arthur yang bisa membalasnya, Jemi."
Sementara itu, Arthur sudah berada di salah satu kamar hotel. Ada Karel yang duduk di tempat tidur. Menatap sang kakak yang sudah siap memakai pakaian pernikahannya. Yang jujur aja, tidak terlihat cocok dengan apa yang Alice kenakan.
Walaupun warnanya putih, tapi entah kenapa tidak ada hal yang membuatnya cocok. Entah gaun pernikahan Alice terlalu mewah dan tuxedo Arthur yang terlalu sederhana.
Arthur sudah memilikinya selama setahun, dan beruntungnya masih muat di tubuhnya.
"Abang sudah urus pendetanya?" tanya Karel.
"Udah. Semuanya udah sesuai rencana. Jemi akan masuk dari pintu sebelah kanan dan Alice akan masuk dari pintu kiri." jawab Arthur, "Posisi Ken dan yang lain juga sudah ditentukan di depat Mama Papa dan keluarganya Alice."
Karel tersenyum tipis mendengarnya. Kakaknya memang tidak main-main dengan apa yang ia inginkan.
"Terus Jemi? Dia jalan sama siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME ✔
FanfictionJemian selalu yakin, bahagia itu di buat bukan di cari. HOMO! JOHNJAEM DOM! Johnny SUB! Jaemin 🔞 Mpreg!