Anak

2.2K 169 4
                                    

⚠ TIME SKIP dan PENUH DRAMA. SEMOGA KALIAN GAK GUMOH BACA INI⚠

Dan maaf buat capslocknya^^

Part 29. Anak

~

Hujan memgguyur deras setelah seharian dilanda panas yang terik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan memgguyur deras setelah seharian dilanda panas yang terik. Menghadirkan udara dingin dan lembab yang membuat semua orang memmilih berada di atas ranjang dengan selimut membungkus tubuh.

Begitu juga dengan apa yang Jemian lakukan. Cowok itu memilih berbaring di atas ranjang dengan selimut membungkus sampai pinggang. Dia duduk, memandang ke jendela balkon yang tirainya sengaja tidak ia tutup.

"Jemi, kamu yakin mau nunda kuliah?" tanya Arthur. Dia baru saja membuatkan susu untuk Jemian. Kekasihnya itu ketagihan, "Kamu dapet undangan, 'kan?"

Jemian mengangguk. Menerima gelas susu yang Arthur sodorkan, "Kita udah bahas ini mau dua minggu, Mas Arthur. Jemi gak masalah kok nunda kuliah. Kalo Jemi kuliah sekarang, yang ada nanti keteteran. Nanti 'kan dedek bayinya baru lahir, masih butuh banyak perhatian."

Ucapan Jemian tidak salah sih. Tapi Arthur melihat kalau Jemian tidak ingin menunda kuliahnya. Dia ingin berada di jenjang yang sama dengan Karel dan Rasya. Hanya saja, Jemian tidak mungkin melakukannya. Nanti baby siapa yang ngurus?

"Jemi gak mau dedek bayinya di urus sama orang lain." lanjut Jemian tidak terbantah, dia menatap Arthur. Kedua telapak tangannya terasa hangat karena gelas susu. "Gak papa, Jemi gak masalah, beneran."

"Kalo kamu ambil yang weekend gimana?"

"Gak. Nanti Jemi gak bisa seharian sama Mas Arthur. 'Kan cuman weekend Mas di rumah seharian."

Ya udahlah kalau Jemian maunya gitu. Arthur tidak bisa memaksa lagi.

"Kamu mau ambil apa emang?" tanya Arthur. Jari telunjuk tangannya menyentuh perut Jemian. Mengusapnya pelan.

Jemian memperhatikan, dia tersenyum geli. Arthur ini kenapa selalu saj hati-hati kalau menyangkut tengang kandungannya?

"Matematika mungkin? Gak tau." Jemian mengangkat bahunya, "Biar itu nanti aja lah."

Arthur manggut-mangut, "Ya udah, abisin susunya. Udah malem masih melek aja."

Jemian terkekeh. Memperhatikan Arthur yang bangkit dari ranjang lalu menutup gorden balkon.

Meow~

Sassy datang dengan suara lucunya. Kucing betina yang sudah semakin besar itu melompat ke ranjang. Arthur berdecak, dia mengambil tubuh Sassy lalu meletakkannya di tempat tidurnya sendiri.

"Tidur di sana, yang anteng." Arthur menutupi tubuh Sassy dengan selimut dan boneka wortel di sebelahnya.

Beneran ini, Sassy manja banget jadi kucing. Maunya deket-deket Jemian terus, tapi kalau udah dimarahi Arthur langsung kicep dia. Jadi kucing penurut yang menggemaskan. Kalau kata Arthur sih menyebalkan. Dan Jemian sendiri hanya terkekeh atau tersenyum geli.

HOME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang