Chapter 15: DNA

212 38 2
                                    

Vote sebelum membaca!!
♡(∩o∩)♡

     Seorang pria dengan setelan rapinya terlihat berjalan memasuki sebuah kamar pasien di rumah sakit.

"Annyeonghaseyo Heojangnim." sapa pria itu dengan tubuh yang membungkuk hormat.

"Ne Namjoon-ah, kau mendapatkan sesatu?" tanya pria tua itu.

Namjoon tersenyum, "Saya kesini untuk menjenguk anda, bagaimana keadaan Hoejangnim?"

Pria yang tertidur diatas brankar itu menghela napasnya.
"Sudah membaik. Jadi belum ada perkembangan?" tanyanya kemudian.

"Sejauh ini semuanya berjalan lancar, kita hanya perlu menunggu hasil tes DNA nya saja Hoejangnim."

"Kapan hasilnya akan keluar?"

"Secepatnya, saya sudah memperkerjakan dokter yang terbaik untuk tugas ini." jawab Namjoon yakin.

"Hmm.. Kerja bagus."

.

.

Siang harinya Suzy memaksakan diri untuk pergi ke butik, meskipun sebenarnya kepalanya masih sedikit pusing dan tubuhnya juga terasa tidak nyaman. Tapi dia memiliki tanggung jawab atas pekerjaannya.

Hari ini pasti akan terasa lebih berat karena Jieun mendiamkannya sedari tadi. Mereka tidak saling menyapa atau bahkan bertatap mata, sebisa mungkin mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Sampai tiba saat Suzy beristirahat, perutnya kembali terasa mual. Wanita itu langsung berlari ke kamar mandi dan membuang cairan pahit dari tenggorokannya.

Karyawan lain termasuk Jieun jadi sedikit terkejut dengan bos mereka tersebut.

"Ada apa dengan sajangnim?"

"Mungkin sedang tidak enak badan."

"Dia terlihat pucat dari kemarin."

Kira-kira begitulah percakapan para karyawan itu. Jieun yang mendengarnya hanya membuang napasnya lelah.

"Kembali bekerja, biar aku yang mengurusnya." ucap Jieun lalu pergi menghampiri Suzy. Ia harus meninggalkan kekesalannya demi sebuah rasa kemanusiaan.

Jieun melepas ikatan rambutnya dan beralih mengikat rambut sang sahabat agar tidak menghalangi wajahnya. Suzy masih dalam posisi berjongkok didepan closet dengan kedua tangan menahan bobot tubuh ditepiannya.

"Gwaenchana?" tanya Jieun sembari menepuk-nepuk punggung Suzy pelan.

Suzy hanya menggeleng karena perutnya masih mual seperti baru saja turun dari roller coaster.

Jieun bangkit untuk mengambil tisue dan mengelap bibir Suzy. Wanita itu tidak mengeluarkan cairan lagi, dia hanya duduk termenung seolah menunggu muntahan berikutnya.

"Kalau kau sakit sebaiknya jangan kesini." ucap Jieun saat tisue dijari-jarinya itu membersihkan bibir Suzy.

Tapi didetik selanjutnya Suzy malah mengeluarkan air matanya dan menangis.

"Yhaa... Kenapa kau menangis? Katakan mana yang sakit?" tanya Jieun keheranan.

Suzy menunjuk dadanya.
"Disini.. Disini rasanya sakit sekali." ucapnya lalu mengencangkan tangisannya.

My Time ✔ [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang