Chapter 38: Discovered

193 37 24
                                    

Jujur saja Mr. Jeon merasa kesepian setelah di tinggal Jungkook beberapa hari ini. Ia merindukan cucunya itu dan rumah ini rasanya sepi sekali.

Mr. Jeon sedang duduk di ruang keluarga sembari mengamati fotonya saat bersama dengan Jungkook dan Suzy di dalam ponselnya. Senyuman terus terukir di wajahnya yang sudah menua tersebut.

"Tuan, saya permisi pulang." ucap Bibi Noh dengan sopan. Mr. Jeon baru sadar kalau hari sudah semakin malam.

"Ah Ne, pergilah." kata pria itu lalu Bibi Noh membungkuk hormat dan segera pergi dari sana.

Mr. Jeon jadi berpikir untuk menambah pelayannya dan mengurus rumahnya ini 24 jam full agar ia tidak merasa kesepian.

Pria itu menyudahi kegiatannya mengenang foto dan memilih untuk menghubungi sekertarisnya.

"Ye hoejangnim?"

"Datanglah kesini, aku kesepian."

Terdengar suara Chanwook terkekeh.

"Baiklah. Ada yang harus saya beli?"

"Beli saja yang kau inginkan. Aku hanya ingin seorang teman."

"Baik heojangnim. Saya akan datang sebentar lagi."

Mr. Jeon menutup panggilan dan menaruh ponselnya di atas meja. Ia kemudian menyenderkan tubuhnya pada sofa dan merilekskan tubuhnya di sana.

Suasana sangat hening sampai hanya terdengar suara jam yang berbunyi. Tapi ketenangan itu hilang saat tiba-tiba saja pintu utama di dobrak beberapa kali dan terbuka secara paksa.

Mr. Jeon sontak berdiri karena terkejut. Ia kemudian melihat seorang pria yang mengenakan hoodie hitam berlari kearahnya dan menerjang tubuhnya dengan tendangan.

Hal itu membuat Mr. Jeon terjatuh ke lantai dan terbatuk sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sesak karena hantaman kaki itu.

Pria yang baru saja menendangnya itu membuka tudung hoodie nya dengan bahu yang naik turun karena napas tersengal.

"Haejoon.." gumam Mr. Jeon kemudian kembali terbatuk.

Haejoon tertawa terbahak-bahak.
"Puas kau hah?!! Kau sudah membuat hidupku hancur!" pekiknya kemudian.

"Itu karena apa yang sudah kau lakukan sendiri!" balas Mr. Jeon berusaha untuk tetap kuat.

Rahang Haejoon mengeras dan ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Apa kau sangat dendam karena kematian putrimu? Dia mati bukan karena ku, dia mati karena anak sialan itu!"

"Tutup mulutmu!" Mr. Jeon tidak terima. "Kau harus menyebut sialan pada dirimu sendiri. Bukan pada cucuku."

Haejoon menginjak paha Mr. Jeon sangat kuat dengan sepatu besarnya.

"Semenjak anak itu muncul, kehidupan sempurnaku hilang!" pekik Haejoon dan menekankan kakinya lebih dalam sampai Mr. Jeon meringis kesakitan.

"Pria tua bangka sepertimu seharusnya mati! Kau seharusnya menemui putri kesayangmu itu shibal!!"

Haejoon menghujani perut dan dada Mr. Jeon dengan injakan kakinya yang kuat sampai darah keluar dari mulut pria tua itu.

My Time ✔ [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang