4| Mrs. Kim

285 53 11
                                    

Hari ini Tzuyu mengunjungi Yerin ke apartemen wanita itu, memastikan bahwa Yerin baik-baik saja dan kebutuhan bayi mereka terpenuhi. Taehyung tahu bahwa istrinya itu pergi, tak sekalipun Tzuyu pergi tanpa izin darinya.

Sebenarnya Taehyung sudah bilang bahwa tidak perlu mengunjungi Yerin setiap hari, tapi yang namanya perempuan pasti memiliki rasa keibuan yang tinggi, wanita itu menyayangi bayi yang dikandung Yerin karena bayi itu merupakan anak kandung suaminya. Lagi pula, Tzuyu ingin memberi dukungan agar Yerin bahagia.

“Unnie...” Yerin menyapa ramah sekali hari itu, mempersilahkan Tzuyu masuk dengan makanan dan keperluan lain yang dibawa.

Tzuyu selalu antusias dan gembira sekali, Yerin juga begitu, mereka nyambung jika bicara dan Tzuyu tak henti-hentinya mengelus lembut perut yang masih rata itu. Ia turut bahagia menyambut kebahagiaan sang suami walaupun dia banyak berkorban setelah ini.

“Bagaimana tinggal disini? Kau nyaman?” tanya Tzuyu sambil memperhatikan apartment mereka. Sebenarnya ini apartment Tzuyu, Taehyung belikan untuk istrinya itu sebagai hadiah, namun Tzuyu dengan besar hati meminjamkannya sementara waktu untuk dipakai Yerin.

“Unnie, aku suka apartemennya, nyaman dan cocok untukku.” Tzuyu gembira mendengarnya, antusias. Dia selalu begitu, sangat baik.

“Hanya saja...”

“Hanya saja?”

Tzuyu memperhatikan ekspresi Yerin yang tiba-tiba berubah pucat. Sudah sebulan Yerin disini, lalu apa masalahnya? Apa dia tidak baik-baik saja disini?

“Ummm—bagaimana mengatakannya kepada unnie... Aku benar-benar tidak enak hati.” Yerin memalingkan pandangan, tangan lembut Tzuyu menggenggam tangan itu, memberinya kekuatan.

“Ada apa Yerin-si? Apa yang membuatmu tidak nyaman, kau bisa memberitahu aku. Katakan saja, aku akan mencari jalan keluarnya.”

“Ah, tidak papa unnie, tidak usah. Aku masih bisa bertahan disini, ya walaupun...”

“Katakan saja, jangan membuatku khawatir.”

Yerin menatap Tzuyu, memandangi wanita itu dengan ekspresi tidak enak. Lalu membuang wajahnya lagi sambil menggeleng, senyumnya seperti tidak enak hati.

“Yerin, kau kan sudah aku anggap sebagai adikku, kenapa susah memberitahu aku segala keresahanmu. Apartemen ini milikku, sudah sepantasnya aku bertanggungjawab atas kenyamanan siapa saja yang tinggal disini. Jadi, jangan takut, aku akan bicarakan dengan Kak Taehyung jika memang tidak bisa aku selesaikan.”

Yerin terdiam lama, membuat Tzuyu harap-harap cemas,
“Unnie jangan jadi tidak beranggapan aku yang buruk, ya?”

“Tidak akan.” Tzuyu memberi senyuman hangatnya.

“Janji?”

Tzuyu mengangguk pasti.

“Sebenarnya, sejak kecil aku tidak biasa hidup sendirian. Aku ini penakut unnie, jadi ruangan sebesar ini membuat aku parno sendiri karena aku juga tinggal sendiri. Sudah seminggu aku tidak bisa tidur karena ketakutan sendiri. Dan beberapa hari ini morning sick ku parah sekali unnie, aku bisa sampai lemas berjam-jam.”

Tzuyu menatap Yerin lagi, wanita itu mudah sekali mengasihani orang lain, terlihat dari wajah Tzuyu yang langsung tidak enakan, seolah ikut merasakan penderitaan yang sama. Dia mengelus-elus tangan Yerin, mencoba menenangkan wanita itu. Dia berpikir cukup lama.

“Ruangannya terlalu besar? Ahh, maafkan aku. Aku pikir kau memang saat ini sedang butuh ruangan besar, karena saat hamil bukankah kau butuh lebih banyak sesuatu yang tenang dan luas. Dan—aku tidak tahu rasanya morning sick, aku hanya mendengar semua itu dari pasienku, dan aku minta maaf karena tidak peka padamu.”

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; KanyaahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang