Memasuki rumah, Taehyung dibuat terperangah oleh bagaimana istri dan anak-anaknya tinggal selama ini. Bukannya tempatnya tidak layak pakai, semuanya layak dan sangat bersih serta tersusun rapi. Seperti kebiasaan Tzuyu sejak dulu tidak bisa melihat hal kotor dan berantakan.
Tapi yang menyakitinya adalah... Bagaimana Tzuyu bertahan dengan semua ini dan membesarkan anak-anak dengan segala kekurangan. Segala hal memiliki fungsinya masing-masing, tidak ada hiasan atau foto di dinding selain foto anak-anaknya yang masih bayi dan Tzuyu yang menggendong mereka dengan senyuman. Wanita itu sedikit berisi saat anaknya masih bayi. Taehyung meraung sedih dalam hatinya bagaimana Tzuyu hamil sendirian dan merawat anak-anak itu sendirian disertai juga harus bekerja untuk dirinya sendiri.
Taehyung berjalan ke depan pintu kamar, membukanya sedikit, aroma bedak anak-anak. Di ranjang kecil itu mereka berbagi tempat untuk beristirahat.
“Mama tidur dimana, nak?” Taehyung meninggikan suara sedikit. Dan jika ada yang mendengar, mungkin Taehyung akan terdengar seperti predator yang menanyakan dimana tempat tidur ibu orang lain.“Di lantai dengan alas, paman.” balas Jun sambil terdengar beberapa keberisikan sendok beradu.
Oh, Tzuyu. Mengapa kau begitu keras kepala? Mengapa kau meninggalkanku seperti itu?
Taehyung juga mengingat bagaimana ia mengusir istrinya malam itu. Dia tidak lupa sedikit pun dan dia tidak menyalahkan Tzuyu sepenuhnya. Tapi Taehyung juga memiliki alasannya sendiri saat itu dan tidak menyangka Tzuyu menuruti keinginannya seperti maunya. Tzuyu hanya meninggalkan surat perpisahan di atas tempat tidur. Dan Tzuyu menghilang begitu saja. Ia mendatangi kepolisian untuk mencari istrinya. Tapi surat perpisahan menjadi bukti bahwa Tzuyu tidak hilang dan pencarian tidak bisa dilakukan. Ia juga menggunakan orang-orangnya mencari sang istri, tapi Tzuyu seperti seorang ahli bersembunyi.
Seperti ditelan bumi dan dia tidak ada, tidak dimanapun. Dia ada disini, bersembunyi selama ini disini.
Saat kaki Taehyung hendak menuju dapur, putranya dengan senyum ceria datang sambil membawa bekal di tangannya. Tzuyu mengajarkan hal itu juga ternyata. Wajahnya lucu menyapa Taehyung, dan Taehyung lagi-lagi bertanya apa hujan turun diluar? Taehyung melihat keluar jendela, disana cerah secerah seharusnya harapannya dengan keluarga kecil ini. Tapi dia merasa hujan membolongi atap dan membasahi mata sampai ke pipinya.
Dia menangis tapi tidak ingin putranya itu tahu.
“Paman...” sapanya di belakang punggung. Dan Taehyung buru-buru menghapus air mata dan berjongkok di depannya. Menyambut senyum yang sama hangat.
“Ya, anakku?”
Jun mengajaknya dan mereka keluar bersama. Menutup pintu rumah kecil itu lalu memasuki mobil mewah yang sangat kontras dengan rumah disebelahnya.
Taehyung mengamati lama rumah itu dari luar dan banyak sekali pepohonan rindang disana, banyak sekali bunga yang pria itu tidak tahu apa namanya. Bertanya-tanya dalam hatinya, apakah aman selama ini Tzuyu dan anak mereka tinggal disana tanpa seorang lelaki dewasa menjaga. Apalagi rumah itu kelihatan sedikit menjorok ke dalam dibandingkan rumah di depan sana. Dia akan mengetahui jawaban saat di mobil nanti, mengintrogasi jagoannya itu dan dia bersumpah akan mengurus kepindahan mereka lebih cepat dari siapa pun yang bisa membayangkan.
🌷
Saat sampai... ternyata transfusi hampir selesai dilaksanakan dan mereka belum tahu reaksi darah yang masuk ke dalam tubuh Minju, adakah alergi atau bagaimana. Tzuyu sedang duduk melamun di kursi depan ruang rawat karena Minju tidak boleh terlalu sering dibesuk. Wajahnya yang cantik tertiup angin, surai bertebaran menambah kecantikannya yang pucat pasi.