Taehyung masuk dengan menggeret pintu sangat pelan. Dilihatnya Tzuyu yang buru-buru menghapus air matanya sambil membereskan keperluannya untuk masuk malam.
Kali ini ibu dokter itu yang mengajukan diri sendiri untuk menggantikan shift dokter lain. Ia ingin istirahat dimana tidak ada suami dan wanita itu. Setidaknya disana jika dia tidak terlalu sibuk dan banyak pasien darurat, bisa istirahat sejenak tanpa adanya gangguan lain. Tzuyu juga ingin meminta resep karena demamnya sangat mengganggu.
Taehyung bingung harus bagaimana, tapi bukankah hal itu sangat mudah dulu? Membujuk istrinya tanpa canggung dan malu begini? Memangnya siapa Tzuyu ini? Istrinya bukan?
“Hey, aku tidak mengizinkanmu kerja hari ini.” Taehyung berujar pelan sembari meraih lengan istrinya yang sepertinya sangat sibuk dengan tas itu.
Tzuyu menahan tangis. Ia sakit, ia ingin diperhatikan, ia ingin dibujuk, ia hanyalah seorang wanita biasa dan seorang istri, bukan superhero. Tapi bukankah tadi itu sangat menyakitinya?
“Kak Taehyung, aku ada pasien. Sudah bukaan 5, harus segera kesana.”
“Kau demam, sayang. Bagaimana orang sakit mengurus yang sakit lainnya?” Taehyung menatap mata istrinya sembari meraih lengan agar mau menatap sang suami.
“Sayang...” sapa Taehyung terlalu lembut. Entah apa lagi kini yang merasukinya, tapi hal itu sukses membuat Tzuyu menangis. Rasanya sudah lama sekali ia tidak dipanggil sayang oleh pria ini.
Tzuyu menghambur dan memeluk suaminya. Tangisnya tergugu dan luka hatinya melebur meluapkan apa yang ia tahan seminggu lebih ini. Apalagi karena kejadian barusan.
“Mama menghubungi aku, bertanya bagaimana kabarmu, karena kau pulang dari rumah mama dalam keadaan demam. Kau ambil cuti untuk kesana tapi tidak mengatakan apapun padaku?” dipeluknya sayang dan rapat istrinya. Taehyung sangat salah beberapa hari ini, apalagi kejadian beruntun pada kecemburuan tidak jelas yang ia alamatkan pada istrinya.
“Tzuyu, kakak ini suamimu. Bisakah kita saling terbuka kedepannya. Aku teman hidupmu selama 10 tahun terakhir, tapi kau tidak bilang kau sakit, tidak bilang ke rumah mama sampai membuat kesalahpahaman diantara kita. Kau istriku, selamanya begitu lalu apa yang kau tutupi dari aku, sayang?”
Tanpa sadar Tzuyu mempererat pelukannya, ini benarkah Taehyung-nya? Pria yang seminggu ia sangka berubah itu? Akhirnya kembali datang dan hangat.
Taehyung menarik tubuh istrinya untuk duduk di sisi ranjang, dan mereka berhadapan. Tzuyu pucat dan Taehyung kau baru menyadarinya karena kemarahan tidak jelasmu! Taehyung langsung menyalahkan dirinya sendiri, jelas ini salahnya.
“Masihkah aku dimaafkan istriku ini?” diusapnya lembut air mata di pipi sang istri. Menangis saja dia bisa secantik ini. Dan Tzuyu tersenyum lembut.
“Mama sangat kasar padamu, maafkan mama ya, sayang. Kau tahu kemarahan mama hanya sementara. Dia sangat marah karena ya...”
Mereka saling menatap dan Taehyung menjalankan tangannya menyusuri wajah kecil dan lembut milik sang istri. Demamnya tinggi.
“Mama sudah pulang, mau makan diluar dengan kakak? Atau mau kakak masak bubur?”
Taehyung memajukan tubuhnya agar lebih rapat dengan istrinya.“Kak Taehyung, aku baik-baik saja. Aku sungguh ada kerjaan malam ini.”
“Aku suamimu Tzuyu dan aku berhak atas ini. Malam ini tidak boleh kemanapun selain bersama suamimu. Kau harus istirahat karena aku tidak mau melihat istriku seperti ini. Jangan mendiami apapun yang sakit pada dirimu.” dikecupnya lembut pipi istrinya.
“Kalau begitu aku hanya ingin tidur, kak. Aku baik-baik saja setelah tidur. Hanya terlalu lelah belakangan.”
Taehyung buru-buru mengambil posisi nyaman sembari mengulurkan lengannya memanjang ke samping, diberinya gestur agar Tzuyu mengikuti gerakannya dan benar istrinya kini tidur berbantalkan lengannya dan menghadap dadanya.