Acara itu berlangsung beberapa saat. Sekitar dua jam sebelum Taehyung dan Yerin memutuskan untuk mengetahui jenis kelamin anak itu semacam gender reveal. Sejak tadi Taehyung bertanya pada mamanya dimana istrinya, tapi mamanya bilang Tzuyu tidak mau turun dan tidur.
Membuat Taehyung diam dan bisa mengerti atas apa yang terjadi.
Acara itu berlangsung meriah dan baik-baik saja sebelum beberapa dokter yang datang seperti dokter Jeong dan Chanwoo memberi sebuah umpatan kepada Taehyung secara pribadi.
Taehyung dengan masam mengetahui bahwa dokter Chan ada disini, tapi tidak memungkinkan untuk adanya keributan. Lagi pula Tzuyu tidak ada disini. Dan saat Jeong memberi kadonya, teman karib Tzuyu itu membisikkan sesuatu diantara Taehyung dan Yerin.
“Aku harap kau tahu siapa ibu biologis ibu anakmu ini, lepaskan Tzuyu setelah ini dan membusuklah kalian berdua di neraka. Kau memalukan Kim Taehyung!” ejek Jeongyeon tidak mau menutupi kekesalannya sebelum melengos pergi bersama Chan.Taehyung hanya diam mendapati hal seperti itu ditujukan padanya. Dia tidak keberatan karena memang hal ini tidak masuk akal pada sebagian kacamata orang lain apalagi teman istrinya yang mendukung Tzuyu.
Sedangkan Yerin. Wanita itu lama menatap Jeong dengan permusuhan. Mereka tidak saling mengenal, tapi Jeong tahu bahwa Yerin lah yang meminta untuk pindah rumah sakit dan mencuci otak Taehyung agar rumah sakit jauh dari jangkauan Tzuyu dan teman-teman dokternya. Jeong tahu dari dokter yang menangani Yerin.
Belum sempat Taehyung lega, sebuah keributan terjadi. Sebuah teriakan seorang ibu yang kesakitan. Ibu yang tahu bahwa putrinya mengalami banyak sekali rasa sakit dibelakangnya. Dan sosok pria paruh baya yang sangat Taehyung kenali dibelakangnya, pria itu yang dia tatap dengan yakin dan menjabat tangan kokohnya dengan mantap saat memberikan putri satu-satunya untuk mengabdi pada Taehyung seumur hidupnya.
Binar rasa bangga dan harapan-harapan yang beliau pancarkan dari matanya dahulu kini redup digantikan dengan kekecewaan dan sedih dan marah luar biasa.
“Apa yang terjadi disini?!!!” Ny. Chou berteriak marah. Ibu Tzuyu sudah menangis sejak mereka memasuki rumah ini. Sejak mengetahui ada yang tidak beres dengan putrinya beberapa bulan terakhir. Kunjungannya kemari adalah memberi surprise pada putrinya yang ia tahu beberapa saat lalu sakit. Kunjungan yang memberikan kekuatan pada putrinya yang tidak membicarakan rasa sakit yang dirasakannya.
Taehyung memucat sejadinya. Semua orang terdiam melihat ke arah Taehyung, kedua mertuanya, kedua orangtua Taehyung dan Yerin.
“Apa yang telah aku lakukan sampai kau menghukum putriku, ya Tuhan???!!!” Nyonya Chou yang Taehyung tahu tidak pernah marah sekalipun mengeluarkan kata-kata kasar pun tidak pernah kini seperti singa yang terluka.
“Mama...,” hanya itu yang Taehyung ucapkan mencoba menenangkan ibu mertuanya. Tapi rasa sakit itu menghampiri mereka bertiga secara serempak.
Plak!
“Jangan panggil aku mama!! Karena aku menitipkan putriku pada Taehyung, Kim Taehyung yang meminta putriku dengan permohonan dan rasa hormat di kakiku. Aku tidak mengenalmu. Aku tidak mengenal pria yang tega melakukan hal ini pada putriku.”
Taehyung tidak marah, Taehyung tidak menangis. Keringat dingin membasahi bajunya.
Tapi Nyonya Kim datang dengan nada yang sama mengamuknya. “Hei, jangan pernah menyentuh putraku dengan tanganmu itu.” kata Nyonya Kim melindungi putranya.
“Aku tidak menyangka kau dan suamimu mendukung semua ini. Kau melakukan kejahatan pada putriku saat kau sendiri memiliki seorang putri. Kau bahkan mendukung ini Tiffany?” Mama Chou menangis sejadinya memandangi Tiffany yang sudah menangis dari tadi, memandangi iparnya yang seperti tidak merasa bersalah sama sekali.