41| Take A Chance with Nana Kim

461 48 64
                                    

Seminggu sudah semenjak Taehyung tahu bahwa istrinya hamil. Pria itu tampak lebih sering cepat pulang dan posesif padanya. Apalagi kalau Tzuyu sudah mulai kerja yang berat, Taehyung pasti segera melarang dan mengerjakannya sendirian.

“Kak Taehyung, aku bisa melakukannya. Jangan begitu, kakak pasti sudah terlalu lelah pulang bekerja, kan?” Tzuyu mengucapkan hal tersebut saat Taehyung yang sudah mandi dan bersiap-siap ke rumah sakit tiba-tiba membersihkan rumah lagi karena melihat Tzuyu dari tadi tidak berhenti menyapu, mengepel, memasak makan malam anak-anak dan melakukan banyak hal. Sekarang istrinya malah ingin mencuci piring lagi membuatnya frustasi.

“Tidak Tzuyu, aku bisa melakukannya. Sejak tadi kau tidak ada hentinya. Jadi sekarang duduk yang baik.”

“Kak Taehyung...” Tzuyu meraih piring lagi untuk dibilas tapi Taehyung langsung menatapnya tajam.

“Duduk, Tzuyu! Duduk sayang... Kau sedang hamil. Jadi aku mohon, kasihani aku dengan cara duduk tenang, makan-makananmu atau bersantai.” ujarnya dengan manis saat matanya masih setajam itu. Dia bahkan menyempatkan mengecup puncak kepala istrinya. Tzuyu terkikik sendiri, dengan usil dia nyelonong masuk ke dalam pelukan Taehyung. Diantara wastafel dan tubuh suaminya. Sudah lama mereka tidak melakukan kegilaan bersama.

Apalagi sekarang anak-anak sedang ada di rumah sakit bersama Bibi Tiffany dan para sepupu mereka menemani Minju. Taehyung akan kesana menggantikan Tiffany dan anak-anak akan diantarkan bibinya nanti kemari.

Taehyung tersenyum geli saat Tzuyu memeluk lehernya lebih erat dan menggigiti pipi suaminya.

“Tidak apa-apa, kan?”

“Apanya yang tidak apa-apa?" Taehyung masih sibuk dengan cucian piring sementara istirnya menggodanya dengan menciuminya, menggigit pria itu dan menggosokkan perut Tzuyu di selangkangan suaminya.

“Adik mau bertemu papanya. Jadi tidak masalah, kan?” Tzuyu tersenyum jahil sambil terus melakukan aksinya. Kedua orangtua gila yang ingin melupakan masalah yang terus meradang di rumah tangga mereka tanpa henti belakangan.

Taehyung sesekali memundurkan perutnya, takut khilaf. Meskipun giginya terus tersenyum tanpa henti karena digoda begitu. Setelah menjadi orangtua, Tzuyu tahu caranya menjadi istri yang dewasa dan duluan menggoda sang suami. Padahal dulu jika Taehyung tidak memulai, tidak akan pernah terjadi apa-apa.

“Ah Minju ku sayang, cepatlah sembuh dan pulang ke rumah, nak. Mama mu sudah sangat merindukan papa. Lihat betapa jahatnya mama kepada papa.” Tzuyu tertawa geli dan mereka tertawa geli sebelum akhirnya Taehyung menghentikan gerakannya dan memeluk suaminya saja. Kepalanya disandarkan di dada Taehyung dan mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Satu sibuk dengan piring, satu sibuk mendengarkan detak jantung suaminya yang mencuci piring.

“Kakak tidak lelah? Kenapa baik sekali padaku?”

“Baik apanya? Aku yang menjadi suami disini, Tzuyu. Aku kepala keluarganya. Aku yang menikahimu, mengambil anak perempuan mertuaku jauh dari mereka untuk mengurusi dan menemani hidupku selamanya. Memberikan aku anak-anak dan tetap bersamaku tidak peduli betapa jahatnya aku di masa lalu. Kau bisa saja menikah lagi atau tidak lagi mau pulang bersamaku, tapi kau kembali tanpa mengurangi sedikit pun cintamu dan perhatianmu padaku. Aku memberikanmu empat anak.”

“Tiga...” kata Tzuyu.

“Ya, satu lagi kan masih di perut mama.” Taehyung selesai mencuci piring, mencuci tangannya dan mengeringkannya sebelum memisahkan tubuh mereka untuk menyentuh perut istrinya yang masih datar.

“Empat kali aku membuatmu bertaruh nyawa. Jadi sebenernya aku yang baik, atau istriku yang cantik ini yang baik?” dikecupnya kening Tzuyu tanpa melepaskan tangannya dari perut sang istri.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; KanyaahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang