Ada satu kejadian saat itu.
Yerin sedang liburan di rumah keluarganya selama seminggu, menyisakan pasangan suami istri itu di rumah. Tapi, Yerin memang sudah memastikan bahwa tidak akan ada perdamaian lagi diantara keduanya, dan Taehyung benar-benar sudah membenci istrinya.
Taehyung pulang jam 9. Dan yang membukakan pintu saat itu Tzuyu yang sengaja menunggunya pulang. Namun pria itu tidak pulang sendirian. Dia membawa seorang wanita bersamanya.
Wanita cantik yang berisi dan biasa disebut dengan wanita panggilan. Tzuyu terdiam di pintu saat wanita itu masuk sembari bergelayut manja di lengan sang suami. Tzuyu masih diam dan menatap Taehyung yang sejak tadi menatapnya. Pria itu melemparkan sembarangan jas dan tas kerjanya, membuat Tzuyu buru-buru menangkapnya.
“Buatkan kami teh.” kata Taehyung membawa wanita itu ke atas, ke kamar mereka. Kamar Tzuyu. Taehyung tidak pernah menginjakkan kakinya lagi selama itu dan inilah kali pertama dan ia memasukkan wanita lain kesana.
Tzuyu tidak mengetuk pintu saat masuk dan membawa nampan berisi dua cangkir teh diatasnya. Dan dilihatnya Taehyung bercumbu mesra di atas tempat tidur bersama wanita itu. Tempat tidur mereka. Mengapa tidak di kamar tamu saja atau kamar Yerin? Mengapa harus di tempat Tzuyu berlindung setiap harinya dari rasa sakit?
Wanita itu terkejut, tapi Taehyung tidak. Dia hanya menatap Tzuyu dengan pandangan tajam. “Tidak punya sopan santun, diajari cara mengetuk pintu tidak?”
Tzuyu hanya masuk dan menunduk. Lalu meletakkan teh di atas nakas nya. Dimana buku-buku kedokterannya masih berserakan. Jurnal masih ada sebagian di atas tempat tidur, karena saat menunggu Taehyung tadi dia sempat belajar.
Tzuyu tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya ingin cepat menghilang dari tempat ini. “Minta maaf padanya!” perintah Taehyung membuat Tzuyu sejenak menatap suaminya dan menunduk meminta maaf pada wanita panggilan itu.
“Maafkan saya.”
Wanita itu meminum tehnya saat Tzuyu masih berdiri disana menunggu pesanan lain. Dia hanya menunduk dan meremas tangannya sejak tadi di depan nampan.
Namun belum sampai seteguk, wanita itu sudah memuntahkannya dan melemparkan air panas itu ke rok Tzuyu membuat wanita itu terkejut dan kesakitan.
“Panas...” panik Tzuyu sendiri dan mengusap kakinya sendiri.
“Kau tidak bisa membedakan yang langsung di minum atau tidak ya, di kakimu saja masih panas apa lagi di lidah orang lain.” teriak wanita itu, tapi saat itu Taehyung hanya diam.
Tzuyu menatap Taehyung, segumpal air mata ia tahan. Tapi Taehyung malah tidak mau melihatnya. “Jadi bawakan yang baru. Aku mau jus atau yang lain. Aku juga lapar ingin sesuatu. Kau punya sampanye?”
“Sa-saya akan memesankan sesuatu.” Tzuyu ingin pergi. Tzuyu ingin lari.
“Masakkan sesuatu, jangan pesan apa pun. Berusahalah untuk tidak hanya menumpang di rumah ini.” jelas Taehyung yang membuat Tzuyu tidak dapat membendung air matanya lagi.
Tzuyu menunduk hormat sebelum akhirnya pergi. Namun di pintu dia mendengar sesuatu yang menghancurkan hatinya lagi.
“Dia siapa, sayang?” tanya perempuan itu manja.
Istriku. Tzuyu mengharapkan jawaban itu.
“Dia pelayan disini, mengurusi keperluan Yerin dan aku.”
Deg!
Wanita itu tertawa lalu terdengar suara kecupan. Seperti bibir berjumpa bibir dan tawa menggelegar dari si wanita.