Sebulan berlalu,
Tzuyu masih disibukkan dengan beragam pekerjaan yang terus menumpuk di tempat kerja. Semua berjalan normal, tidak se-normal sebelum Yerin masuk ke dalam rumah memang. Tapi Taehyung tidak pernah lagi marah padanya, mereka bertengkar layaknya suami dan istri, tapi Taehyung tidak pernah sangat marah dan memakinya lagi.
Pria itu lebih menghormatinya semenjak kejadian itu. Banyak yang mengolok-olok Tzuyu di tempat kerja, tapi wanita itu tidak peduli, dia akan menjalani kehidupannya dengan baik karena dia tidak butuh opini orang lain akan rumah tangganya.
Yerin? Dia masih keterlaluan pada Tzuyu, tapi kehamilan yang makin membesar membuat Tzuyu tidak mau ambil pusing dengan kelakuannya. Wanita itu mulai terbiasa dengan perhatian kecil yang diberikan Taehyung pada perut itu. Perut buncit berisi bayi mereka.
Taehyung melarang mamanya datang ke rumah untuk sementara waktu, menyelamatkan istrinya dari beragam cacian. Papa Taehyung bertengkar hebat dengan istrinya dan meminta maaf secara pribadi ke besan mereka. Tapi orangtua Tzuyu menolak permintaan maaf itu sampai puteri mereka di pulangkan dengan status jandanya ke rumah mereka. Orangtua Chou itu tidak mau ambil pusing, tidak peduli pada anak dalam kandungan Yerin. Baginya itu bukanlah cucu mereka yang layak ditunggu, itu bayinya Taehyung dengan wanita lain dan bentuk pengkhianatan menantunya itu akan putrinya.
Seberapa besar pun keinginan Tzuyu meminta Yerin tinggal dan hamil anaknya, seharusnya Taehyung sebagai suami memiliki tindakan jelas dan tegas, menolak dan memberitahu keluarga Chou bahwa putri mereka tidak masuk akal. Tapi menantunya itu diam saja sampai kepergok sendiri oleh mereka berdua.
Saat Tzuyu menangis dan sakit, dia tidak lagi memiliki tempat untuk mengadu seperti biasa. Jadi dia takut bertemu Taehyung dan Yerin bersamaan di rumah. Dia takut marah, dia takut cemburu, dia takut menangis, dia takut perilaku Yerin memicunya membuat keributan berakhir dia yang akan sakit atau menangis. Dia punya sandaran dulu, orangtuanya. Meskipun Papa-mama Chou itu tidak mengerti apa yang dialami putrinya itu dulu, setidaknya dia diterima dengan aman dan pelukan. Tapi sekarang? Dia hanya punya dirinya sendiri untuk dipeluk. Dia tidak punya orangtua lagi.
Tzuyu sarapan jam 6 sebelum semuanya bangun. Mempersiapkan segalanya dengan cepat. Dia berangkat kerja jam 7 saat Taehyung mandi. Lalu dia akan pulang saat Taehyung sudah tidur atau dia memilih cepat pulang dan tidur sebelum Taehyung pulang dari kantor. Tzuyu melepaskan segala tugas naluriah istrinya secara tidak sadar karena terlalu takut. Dia takut pada Taehyung yang akan menyakitinya. Dia takut akan semakin sakit nantinya.
Pernah satu kali Taehyung datang ke tempat tidurnya, saat Tzuyu pura-pura tidur. Mencium bahu istrinya itu dan memeluknya lebih intim. Tapi Tzuyu memilih tidak bergerak dan pura-pura marah atau kelelahan agar Taehyung tidak menggangunya. Dan sampai saat ini Taehyung tidak datang dengan intim lagi di-sisinya. Mereka saling tidak mau menyakiti satu sama lain, namun justru memicu kesakitan lain dan jarak yang semakin lebar.
“Hai...” saat itu Taehyung menyapa istrinya yang kebetulan libur. Tzuyu sedang mempersiapkan sarapan khusus untuk Yerin. Istrinya itu hanya menoleh dan tersenyum. Taehyung kesakitan. Dia merindukan Tzuyu yang dulu, yang tidak menolak apa pun darinya. Tzuyu yang memeluknya dengan hangat atau menciumnya mesra tanpa diminta. Bukan Tzuyu yang selalu menatap matanya dengan sorot mata sakit dan menghindarinya.
“Sayang, bolehkah aku minta dibuatkan pasta hari ini?” dicobanya mencairkan suasana. Tzuyu hanya mengangguk, tidak menatapnya.
Tzuyu selesai dengan sarapan Yerin dan hendak beralih ke ruangan sebelah untuk mengambil bahan makanan lain. Sebelum Taehyung menahan lengannya. Tzuyu terkejut, Taehyung lebih terkejut lagi karena istrinya yang terkejut dengan sentuhannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/321703985-288-k880476.jpg)