7| Satu Saja Cukup?

303 47 14
                                    

“Bagaimana pernikahan dengan kak Taehyung? Unnie bahagia?” waktu itu Yerin bertanya, ditengah-tengah makan malam di restoran. Seperti rencananya, Tzuyu dan dirinya makan malam tanpa Taehyung.

“Sempurna. Kak Taehyung selalu memperlakukan aku seperti melebihi apa yang aku harapkan, dia tidak pernah mencoba menyakiti atau bicara kasar denganku. Aku doakan kau mendapatkan jodoh seperti Kak Taehyung juga Yerin, maka kau akan sangat bahagia juga.”

Yerin hanya tersenyum simpul hari itu. Tidak mengamini atau menolak.

Karena sejatinya dia tidak ingin yang seperti. Dia ingin pria itu. Bukan yang seperti pria itu.

🥀

Dan Tzuyu memasuki kamar dimana Taehyung sudah tidur membelakangi sisi dirinya. Tidak seperti biasanya. Pria itu pasti akan menunggu Tzuyu darimanapun jika istrinya belum pulang, bahkan menghubungi berulangkali. Tapi kenapa hari ini berbeda? Bukankah terlalu dini bagi Taehyung tidur jam 9 malam.

“Kak, sudah tidur, ya?” Tzuyu yang baru keluar dari kamar mandi setelah bersih-bersih mengusap bahu suaminya. Biasanya Taehyung akan berbalik sengantuk apapun dan memeluk wanita cantik itu untuk memberi kehangatan dalam tidur malamnya.

“Kak...” bisik Tzuyu pelan.

“Besok-besok tidak usah pulang.” dengan kasar dihardiknya tangan Tzuyu kasar, Taehyung bangun dan membawa bantal keluar kamar, bantingan pintu kasar yang berdebam membuat jantung Tzuyu berdebar kencang dengan air mata yang tertahan di pelupuk mata. Dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini dari Taehyung, ini pertama kali dan cukup mengguncang mentalnya.

Malam itu Tzuyu merenung terhadap apa kesalahannya. Bukankah dia juga sering pulang lebih larut? Ya, memang dengan alasan berbeda, rapat mendadak atau operasi serta panggilan lazim lain dari rumah sakit. Tapi kenapa Taehyung semarah ini? Tzuyu mencoba menenangkan dirinya, tapi air mata tidak mau berhenti karena memang Taehyung tidak pernah memarahinya seperti ini, sampai membanting pintu bahkan.





🥀

Pagi harinya saat Tzuyu hendak memasak sarapan seperti biasa. Pemandangan yang tak biasa ia saksikan di depan matanya, Yerin sedang menyiapkan sarapan. Ini kali pertama Yerin membuat sarapan semenjak tinggal bersama mereka. Jangankan membuatkan sarapan untuk mereka bertiga, membuat susu segelas untuk dirinya sendiri saja dia memilih menyuruh Tzuyu.

Taehyung sudah di meja panjang yang berhadapan langsung dengan kompor masak. Dihadapannya disediakan teh madu hangat dengan pancake. Mereka tertawa dan mengobrol tentang apa saja. Tentang yang Tzuyu tidak mengerti. Semalaman Taehyung memang tidak tidur bersama Tzuyu karena marah, tapi ini baru jam 6 pagi. Kenapa bisa mereka bangun bersama?

“Selamat pagi Kak Taehyung, selamat pagi Yerin.” senyum Tzuyu terlihat canggung. Padahal seharusnya salah satu dari mereka yang merasa bahwa ini salah. Tapi, kenapa kedatangannya justru membawa aura berbeda? Terlihat dari mereka yang tiba-tiba sama diam dan tidak melanjutkan obrolan seru mereka tadi.

Taehyung diam tapi berbanding terbalik dengan semangat Yerin menyambut Tzuyu.

“Unnie, aku hari ini sangat bersemangat. Jadi memutuskan membuat pancake untuk sarapan kita. Unnie mau teh atau kopi? Sejak tadi Kak Taehyung sudah habis 3 layer. Unnie duduklah disebelah Kak Taehyung, aku ambilkan piring dulu.”

Gerakan canggung Tzuyu yang hendak duduk membuat Taehyung bangkit dari kursinya. Dia tidak mau menatap Tzuyu yang menunggu tatapan darinya.

“Aku kenyang. Terimakasih untuk sarapannya, Yerin. Aku tidak menyangka bahwa kau pandai memasak juga. Lain kali aku akan merequest sesuatu untuk makan malam. Aku mau siap-siap berangkat ke kantor dulu.”

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; KanyaahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang