Saat memastikan putrinya sudah tidur dalam dekapannya, Taehyung perlahan menyerahkan putrinya ke dalam pelukan orang lain. Dia adalah salah satu pelayan yang ikut ibunya ke Jepang.
Nana tahu bahwa cucunya belum sepenuhnya mencintainya sama seperti iparnya yang satu lagi. Wanita itu, ibu Tzuyu—dia lemah lembut seperti putrinya dan menerima semua cucunya bahkan yang bukan cucu kandungnya pun ia membuka hati selebar-lebarnya.
Rambutnya sudah berantakan lagi karena bergulat dengan papanya dalam pelukan. Tapi tak lama ia tertidur karena kelelahan menangis.
“Aku titip Minju kepada mama.” mata Tzuyu berkaca-kaca saat mengantarkan ibu mertuanya untuk masuk ke dalam mobil. Sedangkan putrinya sudah sejak tadi ada disana tertidur dalam pelukan pelukan pelayan.
“Aku akan bawa dia dalam keadaan sehat. Kau tenanglah dan pikirkan kehamilanmu, jangan terlalu sedih karena ini sedihnya ini akan menjadi hal yang biasa yang akan kita jalani setiap bulannya. Dia akan sedih di awal, tapi mulai terbiasa nantinya.”
“Semuanya sudah ada di tasnya, kan?”
Tzuyu mengangguk bersamaan dengan Taehyung yang mengelus lembut lengannya seraya merangkulnya hangat.
“Semoga pengobatannya berhasil kali ini. Dan semoga ada kemajuan dan dia cocok dengan pengobatan jenis ini. Kalian berdua harus saling menjaga ya.”
“Kau akan datang, Taehyung?”
Taehyung melihat sekilas mamanya.
“Aku akan datang jika memang memungkinkan. Mama tahu sendiri...”“Ya, aku tahu kau harus mengulang semuanya lagi dari awal. Jadi, tidak usah paksakan jika tidak bisa. Dia akan mengerti dan semoga aku bisa menjelaskan banyak hal padanya.” Nana tertawa karena dia tahu bahwa ini akan sulit, menghadapi anak kecil bukanlah sesuatu yang ia kuasai, apalagi yang pernah memiliki sejarah buruk mengenalnya.
Setelah salam perpisahan hangat itu, Nana pergi membawa cucunya meninggalkan anak dan menantunya berdua.
🌷
“Ma... Mana Minju?” Jun yang baru dari kamar adiknya mendatangi mamanya yang sedang menyiapkan makan siang anak-anak.
Ayahnya sudah pergi bekerja sejak tadi.
“...Pergi dengan nenek...” setelah cukup lama diam, suara yang menahan kepedihan itu akhirnya bicara.
“Berdua saja? Dengan nenek? Apa...”
“Mama...” suara Haerin terdengar dari pintu masuk lain dengan tas dan beberapa mainan dan makanan di tangannya. Kata mama adiknya kurang enak badan tadi jadi dia membeli beberapa mainan dan makanan bersama Jun yang sudah masuk duluan.
Tzuyu tersenyum dan menunduk mengecupi satu per satu anak-anaknya. Melihat mereka berdua, dia langsung merasa ada yang kurang, biasanya ada sepasang mata lagi yang menatapnya seperti ini.
“Kau sudah panggil Minju, Jun? Dia istirahat di kamar?” Haerin mengangkat tinggi-tinggi jajanan dan mainan yang ia beli, sedangkan Jun hanya tersenyum lembut.
“Mama bilang Minju pergi dengan nenek.”
“Berdua saja?" Sepertinya semua orang juga akan kaget jika mendengar hal itu terjadi. Saat Jun mengangguk memberi jawaban, Haerin menatap mamanya seolah meyakinkan jawaban.
“Berdua saja, ma?”
“Iya, sayang.” Tzuyu tersenyum dan membalikkan tubuhnya, tidak sanggup jika pertanyaan selanjutnya membangkitkan kesedihan mendalam lagi—baru beberapa jam mereka pergi saja dia sudah merindukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/321703985-288-k880476.jpg)