Part 02

13.9K 1.3K 112
                                    

Haechan baru saja duduk di meja makan namun daddynya sudah menatapnya dengan tatapan dingin. "Kali ini daddy tidak mau melihat kau mendapatkan nilai rendah lagi, jika tidak daddy akan potong semua fasilitas yang kau punya" ucap Johnny dengan nada tidak mau dibantah.

Haechan menggigit bibirnya pelan, "memang fasilitas apa yang daddy berikan padaku?" Tanya Haechan dengan nada sedikit tinggi. Baik Johnny dan yang lain ketika mendengar nada memberontak dari Haechan.

"Haechan, bicara yang sopan" tegur Ten pada Haechan namun Haechan memandang Ten dengan pandangan terluka.

"Aku tahu mommy dan daddy itu malu punya anak seperti ku, aku tidak berprestasi seperti Hendery hyung dan juga Renjun. Aku bodoh dan tidak bisa diharapkan, aku juga sadar diri karena itu aku tidak pernah menuntut apapun pada mommy dan daddy" Haechan menggigit bibirnya pelan, "jika kalian lupa satu-satunya fasilitas yang kalian berikan padaku hanya sebuah sepeda motor matic, ketika Hendery hyung dan Renjun dapat naik mobil hingga tidak kepanasan dan kehujanan ke sekolah, apa aku mengeluh pada kalian? Ketika uang saku mereka lebih banyak dari ku apa aku mengeluh pada kalian? Jika daddy memang ingin mengambil motor itu maka ambilah" ujar Haechan seraya menaruh kunci di meja makan dan pergi begitu saja.

Renjun dan Hendery yang sejak tadi terdiam memandang punggung Haechan dengan sendu. Apa yang diucapkan Haechan memang tidak ada yang salah, "kami juga berangkat" ucap Hendery dan Renjun bersamaan.

Meninggalkan Ten dan Johnny yang hanya mampu diam, "apa aku terlalu keras pada anak itu Ten?" Tanya Johnny dengan nada pelan, sedangkan Ten ia pun bingung harus menjawab apa, apa yang diucapkan Haechan benar anak itu tidak pernah mengeluh karena itu mereka selama ini tidak sampai berpikir bahwa Haechan merasa dibeda-bedakan.

Hendery dan Renjun berlari cepat menuju mobil, "hyung, Haechan naik apa ke sekolah?" Tanya Renjun yang dibalas gelengan pelan oleh Hendery.

"Kita susul saja" ujar Hendery, namun langkah mereka terlambat saat melihat Haechan sudah masuk menaiki bus. Keduanya memandang miris pada Haechan yang harus berdiri menaiki bus, sedangkan mereka dapat duduk dengan nyaman di dalamn.  mobil Lee mereka.
.
Renjun benar-benar merasa bersalah pada Haechan, sebagai kakaknya ia tidak dapat menjaga adiknya dengan baik. "Mian Haechanie" batin Renjun sedih. "Hyung nanti aku ada kelas tambahan jika kau mau lulang lebih dulu, tidak apa" ujar Renjun yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Hendery.

*************

Haechan meringis lirih saat merasakan desakan dari belakang tubuhnya, "sialan tidak lihat apa aku bahkan sudah berdiri tepat di depan kursi, mana belum sempat sarapan perutku malah ditekan seperti ini" batin Haechan dongkol.

Namun tiba-tiba Haechan merasa orang dibelakangnya tidak lagi mendesaknya untuk maju. Haechan menoleh untuk melihat kebelakang sebelum dan melihat seseorang melindunginya dari kerumunan di belakang tak lama senyum manis terkembang di bibirnya. "JENO" pekik Haechan dengan nada menjerit. Sedangkan pemuda yang dipanggil Jeno itu balas tersenyum pada Haechan.

"Kau ini sudah dibilang jika mau naik bus berangkat lebih pagi agar tidak terjepit dimana-mana seperti ini, lagipula mana motormu" ucap Jeno mengomeli Haechan. Namun Haechan hanya terkekeh lucu melihat pada Jeno, "jangan mengomel pagi-pagi, astaga lihat otot-otot mu itu tapi kenapa kelakuanmu mirip ibu-ibu sih" balas Haechan juga ikut mengomel.

Jeno yang mendengar bahwa ia mirip ibu-ibu, langsung menjepit hidung Haechan dengan kuat, "aaakhhh... Sakit Jeno...aduh" ringis Haechan seraya memegang hidungnya, namun karena itu pula ia melepaskan pegangannya dan berakhir hampir terjatuh saat bus yang ditumpangi berhenti mendadak.

"Jangan ceroboh" tegur Jeno yang sudah memegang pinggang Haechan, "gomawo" bisik Haechan seraya melepaskan pelukan Jeno di pinggangnya.

"Peluk aku saja, nanti kau jatuh lagi" ujar Jeno menahan tubuh Haechan yang beranjak menjauh, Haechan sih menurut saja toh sejak kecil mereka sudah bersahabat dibanding dengan Jaemin teman-temannya justru banyak mengira ia berkencan dengan Jeno karena mereka berdua tidak canggung dengan skinship.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang