Part 22

8.2K 769 52
                                    

Kanada

Jaehyun menatap bingung pada istrinya yang sedang fokus menatap handphone miliknya seraya senyum-senyum. "Kau melihat apa? Sampai senyum-senyum sendiri begitu!" Ujar Jaehyun penasaran sembari mengintip pada celah leher Taeyong.

Wajah Jaehyun langsung mengeras melihat video yang menurutnya tidak senonoh itu, "apa itu? Siapa dia berani mencium putra kecilku seperti itu? Wah dia mencari masalah dengan ku" ujar Jaehyun dengan nada geram yang seketika membuat Taeyong menatapnya dengan ekspresi aneh.

"Haruskah kepalanya kuledakkan dengan bazoka, atau mulutnya ku masukan bom sekalian" ucap Jaehyun yang masih berbicara sendiri dan membayangkan yang tidak-tidak di otaknya.

Taeyong berdiri dari duduknya seraya memandang tajam pada Jaehyun yang masih belum sadar bahwa ucapannya memancing amarah Taeyong, tangan Taeyong mengambil kemoceng yang ada di meja dan langsung ia ayunkan di punggung tua Jaehyun.

Buagh

Buagh

Buagh

"Aduh punggung ku" rintih Jaehyun kesakitan, ia hampir protes pada Taeyong sebelum tatapan Taeyong yang seperti laser membuatnya langsung memendekkan lehernya.

"Berani kau berkomentar seperti itu lagi" ancam Taeyong yang sudah mengacungkan kemoceng ditangannya kearah hidung Jaehyun, "harusnya kau senang akhirnya yang dikencani putramu itu bukan revolver, alat suntik dan buku. Ini manusia ia akhirnya berhubungan dengan manusia malah mau kau binasakan" omel Taeyong yang membuat Jaehyun hampir membantah namun tatapan mata Taeyong yang masih terlihat seram membuatnya akhirnya hanya menutup mulutnya rapat-rapat.

"Bagaimana jika kita berkunjung ke korea, kita temui Ten untuk membicarakan kelanjutan hubungan Haechan dan pemuda ini?" Tanya Taeyong antusias namun Jaehyun malah menggelengkan kepalanya yang membuat Taeyong menatapnya sangat tajam sebelum Jaehyun menganggukkan kepalanya pasrah.

Mark yang mendengar dari jauh perdebatan kedua orang tuanya hanya dapat mengulum senyum sendu, Hampir sembilan tahun bersama dengan Haechan perasaan lain relah tumbuh di hatinya. Namun ia tahu Haechan tidak pernah memandangnya seperti Haechan memandang pria dalam video yang Jeno kirimkan ini. Karena itu selama ini ia berlindung di balik hubungan persaudaraan guna menutupi perasaannya yang sebenarnya.

"Hyung berharap dia benar-benar sosok yang tepat untuk mu" doa tulus dari Mark sebelum ia berjalan masuk ke dalam kamarnya.

At. Korea

Ten dan Winwin sedang menikmati makan siang bersama, maklum saja dua istri konglomerat ini tengah ditinggalkan oleh para suami mereka guna pergi ke Fallujah. Hal yang di sesali Ten kemudian saat mendengar bahwa ternyata putra bungsunya juga berada disana.

Ting

Kedua handphone milik Winwin dan Ten berbunyi bersamaan. Mata keduanya membulat saat melihat video yang mereka dapat.

Winwin dan Ten saling memandang sebelum akhirnya, "AAAAAAAAA" jerit keduanya bersama-sama. "Kita akan jadi besan" keduanya berbicara bersamaan sekali lagi sebelum tertawa senang.

Namun seketika senyum Ten luntur, "aku akan menyusul mereka ke Fallujah besok" ujar Ten yang membuat Winwin memandangnya dengan bingung.

"Aku belum meminta maaf dengan benar pada putra bungsuku, sudah waktunya aku mengatakan hal yang kupendam selama ini" ujar Ten yang disetujui oleh Winwin.

"Kita berangkat bersama besok" ucap Winwin yang diberi anggukan setuju oleh Ten.

**************

Haechan baru saja memasuki ruang makan sebelum netranya bertemu pandang dengan Jaemin yang juga tengah menatapnya. Haechan tersenyum simpul pada Jaemin sebelum duduk di bangkunya.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang