Haechan sebenarnya tidak ingin percaya dengan laporan yang dibacanya kini. Namun semua buktinya sudah jelas, sebanyak apapun otaknya menyangkal itu tidak akan berguna bahkan jika ia ingin. Haechan menatap kepada salah satu anggotanya yang hanya berekspresi datar, "kalian semua bisa pergi, kecuali Sanha aku ingin kau tinggal" ujar Haechan menatap lurus pada Sanha.
Sungchan, Felix dan Lucas dengan patuh beranjak pergi meninggalkan Sanha yang masih dalam posisinya. "Kau tahu apa hukumannya bukan" ujar Haechan menatap lurus pada Sanha yang hanya diam.
"Apa menurutmu kejadian penyerangan oleh teroris kemarin memang ulahnya" ujar Haechan lagi dan Sanha masih saja tetap diam.
Haechan menghela nafasnya pasrah, "Sanha, prajurit yang berkhianat maka dia akan diadili oleh hukum militer dan pengkhianatan akan dibalas dengan nyawanya" setelah ucapan Haechan inilah baru Sanha bereaksi.
"Jika itu hukumnya saya harap anda tidak akan ragu Kapten" ucap Sanha dengan nada tegas dan penuh tekad.
"Kau sudah boleh pergi" ujar Haechan mengijinkan Sanha untuk pergi, setelah memberi hormat Sanha lalu pergi dari ruangan Haechan meninggalkan Haechan seorang diri yang tengah meremas tangannya dengan kuat.
Sedangkan Sanha yang berada diluar langsung melangkahkan kakinya menuju ketempat seseorang berada. "Maaf letnan anda tidak diijinkan menemui tersangka karena status hubungan anda" cegah salah seorang tentara pada Sanha yang hanya dapat menghela nafasnya pelan.
"Kalau begitu ijinkan aku berbicara dengannya disini" ujar Sanha, kedua tentara itu tampak berpikir sesuatu sebelum mengijinkan Sanha berbicara dari balik pintu.
Sanha menatap pintu yang memisahkannya dengan seseorang di dalam sana. "Hyung" panggilan pelan dari Sanha membuat seseorang yang terduduk di dalam sana langsung saja tersentak kaget, ia menatap kearah pintu dengan berbagai ekspresi rumit diwajahnya.
"Kenapa kau lakukan ini?" Ujar Sanha lagi dengan nada pelan, "Eunwoo hyung?" Panggil Sanha namun lelaki bernama Eunwoo itu hanya memilih untuk diam dan tak menjawab.
Sanha tahu Eunwoo tidak akan menjawabnya, hubungan rumit diantara mereka tidak akan membuat lelaki itu berbicara. Namun sebagai mantan kekasih sekaligus adik tiri dari pria itu ia masih berharap Eunwoo akan menjawabnya.
"Negara ini mengkhianati ku lebih dulu"
Satu kalimat yang menjadi jawaban dari Eunwoo telah diduga oleh Sanha yang hanya dapat menghela nafas dalam-dalam. "Lalu kau membalasnya dengan mengkhianati negara kita, tapi kenapa kau membuat dirimu tertangkap begitu cepat" desah Sanha ia tahu ucapannya ini bisa saja dijadikan oleh orang lain dengan menuduhnya sebagai kaki tangan Eunwoo, tapi untuk Sanha yang tahu bagaimana kemampuan Eunwoo ini terasa terlalu janggal.
"Karena apa yang kulakukan bertentangan dengan hati nurani ku, Sanha kenapa kau juga harus menjadi putra ayahku kau tahu betapa aku mencintaimu bukan tapi aku membenci lelaki itu sampai mati" ucapan Eunwoo membuat Sanha pun ikut terdiam ia tahu kemarahan seperti apa yang disimpan Eunwoo pada ayah kandung mereka.
"Karena itu sebelum amarahmu menelan mu, kau memilih untuk mengakhiri semuanya dengan cara seperti ini?" Tanya Sanha yang tidak dijawab oleh Eunwoo.
"Kau gila" bisik Sanha lirih dengan air mata yang telah mengalir di pipinya. Eunwoo mengenal Sanha melebihi siapapun, dan ia tahu pemuda yang selalu ada di hatinya itu kini sedang berduka untuknya.
"Relakan semuanya Sanha, mungkin seperti inilah jalan kita" jawaban Eunwoo membuat Sanha tidak dapat bertahan lebih lama lagi disana, berlari dan mencari tempat yang sepi tangisan Sanha pecah pada akhirnya. Haechan yang berdiri tidak jauh dari posisi Sanha hanya dapat meremas tangannya dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
후 회 (Nahyuck)
FanfictionHaechan memilih pergi jika itu bisa mengobati luka yang ada di hatinya