Part 17

9.3K 947 45
                                    

Disebuah kamar hotel mewah. Seorang pria nampak berdiri sambil memandangi kota New York dari balik kaca jendela kamar sambil menyesap nikmat vodka miliknya. Kedua onyxnya milirik kearah vas bunga yang ada disampingnya. Bunga matahari yang baru saja dia beli tadi tampak terlihat masih segar tapi sampai kapan bunga itu akan tetap bertahan?

Seorang pria yang lebih muda datang dan berdiri disampingnya, "Kau masih mengharapkan Haechan?" tanyanya.

"Hn." sahut pria berambut pirang dengan kedua onyx nya yang masih diam memandangi kota dibawah sana yang terlihat padat oleh banyaknya manusia yang berjalan kaki.

"Jaemin, terima kasih karena bersabar menunggu kedatangan sahabatku! Tapi jika suatu hari kau lelah dan ingin menyerah maka katakan padaku" ucap Shotaro seraya memandang Jaemin dalam.

"..."

"Jaemin."

"Hn."

"Malam ini ada pesta ulang tahun salah satu kolega papa, datanglah bersamaku malam ini."

"..." kedua onyx pria berkepala dua itu terpejam untuk sebentar kemudian di taruhnya gelas yang sejak tadi dia pegang keatas meja tepat disamping vas bunga. Shotaro yang baru akan keluar langsung tertegun mendengar ucapan tiba-tiba Jaemin. "Hampir sembilan tahun aku menunggunya Sho, sudah terlambat untukku menyerah sekarang". Shotaro tersenyum lalu berjalan keluar dari kamar inap Jaemin, saat di depan pintu ia tiba-tiba berhenti sebelum menoleh pada pintu kamar Jaemin, "hanya sebentar lagi, kau harus menunggu" ujar Shotaro sebelum berjalan menjauh.

Dan di hotel yang sama dengan tempat Jaemin, kini nampak Johnny, Ten, Hendery dan Renjun baru datang. "Daddy, berapa lama kita di New York?" Tanya Renjun penasaran.

"Dua hari saja" jawab Johnny.

Renjun menatap Johnny dengan penuh harap, "bisakah kita menemui Haechan dad, ini sudah hampir sepuluh tahun, aku benar-benar merindukannya" bisik Renjun dengan nada lirih yang membuat Johnny hanya bisa terdiam.

"Aku janji tidak akan mengganggunya hanya ingin melihatnya dari jauh dad, itu saja cukup" minta Renjun lagi bahkan Ten pun mengangguk dan memandang Johnny dengan penuh harap.

************

Keluarga Jung malam ini menjadi pusat perhatian para tamu undangan pasalnya yang mereka tahu anak bungsu dari keluarga itu sudah lama meninggal tapi sekarang mereka datang dengan seorang pria manis bertubuh mungil tapi nampak tegap datang ke pesta yang diadakan oleh keluarga Park Jungsoo.

"Sayang tunggu, mama lupa memberikan kalung ini untuk mu." ujar Taeyong sambil mengeluarkan kotak kecil berwarna ungu tua dari dalam saku celananya.

Haechan berhenti berjalan dan memandang mamanya heran. Kalung dengan liontin batu sapphire kuning berbentuk bulat seperti matahari itu terpasang dengan sempurna dileher jenjangnya. Rantai kalung yang berwarna perak mengkilat terlihat cocok dengan kulitnya yang memang tidak seputih dulu.

"Sekarang mama akan memperkenalkan kamu sebagai Jung Haechan pewaris dari rumah sakit Hansang di Seoul." ujar Taeyong dengan bangga lalu mengamit lengan Haechan dengan sayang sedangkan Jaehyun hanya bisa menghela napas pasrah dan mengikuti langkah kaki istrinya.

Jaehyun tidak suka pesta formal seperti ini karena dia suka pesta yang biasa seperti yang sering dia lakukan bersama pasukannya saat menadapat libur, Mereka pesta soju sampai satu hari satu malam.

Dan alasan kenapa Haechan juga memilih menjadi dokter, karena sebelum kehilangan Jaehyuck dulunya Taeyong adalah dokter bedah saraf yang berbakat namun sayang kehilangan dan duka yang dirasakannya telah membuat psikisnya terguncang. Meski sudah tidak menjadi dokter namun Taeyong masih mengurus sendiri rumah sakit warisan keluarganya. Lalu kenapa bukan Jeno atau Mark yang menjadi pewaris disaat dua putra Haechan itu juga menjadi seorang dokter.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang