Part 33 - End

10.1K 711 70
                                    

Shotaro memandang hampa pada kuburan yang masih basah dihadapannya. "Hiks" tangisannya seketika tidak dapat dibendung lagi ketika ia sadar kini sudah tidak ada sosok itu lagi di hidupnya.

"Hiks...Jaemin-ah.. hiks.. kenapa kau juga pergi, apa kau begitu mencintai Haechan sampai-sampai juga menyusulnya ke alam lain" ujar Shotaro lirih.

Bruk

Tubuh Shotaro terjatuh berlutut di depan kuburan Jaemin, saudara kembarnya ini mengalami kecelakaan mobil yang menewaskannya di tempat selepas pulang dari markas militer.

Xiaojun memandang sendu adik bungsunya, meski sering berkelahi namun Xiaojun tahu bahwa Shotaro sangat menyayangi Jaemin. "Jangan seperti ini, Jaemin pasti sedih" hibur Xiaojun yang tidak mendapatkan balasan apapun oleh Shotaro.

Winwin yang mendengar pun hanya dapat menangis dalam diam dalam pelukan Yuta. Mereka tidak mengira putra mereka akan pergi mendahului mereka. Kematian Jaemin begitu cepat dan tiba-tiba tentu saja menjadi pukulan hebat bagi mereka yang ditinggalkannya.

"Dia tidak melakukannya dengan sengaja bukan hyung?" Tanya Shotaro lirih yang langsung membuat Xiaojun tersentak. "Dia bukan bunuh diri karena kehilangan Haechan bukan?" Tanya Shotaro lagi dengan nada yang lebih menuntut.

Xiaojun langsung menggeleng, "TIDAK" jawab Xiaojun dengan nada tegas, "Jaemin tidak akan melakukan hal seperti itu, ini kecelakaan Sho, jadi jangan pernah berpikir bahwa Jaemin melakukan bunuh diri" lanjut Xiaojun yang membuat Shotaro hanya dapat menunduk sedih.

"Kami turut berduka cita" bisik Renjun yang hadir bersama Hendery di pemakaman Jaemin. Kedua orang tua mereka tidak dapat hadir karena saat ini tengah berada di Canada. "Kenapa takdir mempermainkan kalian seperti ini" batin Renjun sedih.

***********

Mark menatap sendu pada sosok yang terbaring lemah dihadapannya, kedua mata itu terus tertutup. Mark sempat menaruh harapan bahwa sosok itu akan sadar dan berkumpul bersama mereka lagi.

Namun Mark sadar cedera yang dialaminya sangat parah, jika nantinya sosok itu sadar pun Mark tahu akan ada cedera yang tertinggal. Bahkan fungsi pendengarannya pun telah tidak dapat disembuhkan.

"Haechan-ah" bisik Mark sendu, Iya itu Haechan! Mark tidak akan pernah mau menyerah dan menerima begitu saja bahwa adik sekaligus orang yang dicintainya telah tiada. Saat itu ternyata Haechan masih sempat di selamatkan oleh salah seorang pengungsi.

Ia nekat memasuki bangunan saat terjadi ledakan karena melihat Haechan masuk kedalam bangunan. Nyawanya diselamatkan oleh Haechan jadi ia pun merasa harus menolong Haechan. Dengan alat sederhana ia membawa Haechan menuju desanya. Ia pikir jika mengembalikan Haechan langsung pada pasukannya Haechan bisa saja celaka sedangkan orang yang memicu bom itu sendiri adalah salah satu tentara dalam pasukan Haechan.

Hal itu baru terungkap saat ia melihat Mark dan Sungchan yang berusaha keras mencari Haechan. Ia akhirnya memberitahu dimana Haechan pada keduanya sekaligus membongkar kejahatan salah satu tentara yang telah berkhianat pada negaranya sendiri.

Sedangkan diluar kamar rawat Haechan, sudah ada Ten, Johnny, Taeyong, Jaehyun dan Jeno.

"Lukanya sebenarnya cukup parah, apa yang dilakukan Mark hyung sekarang tidak lebih daripada sikap keras kepalanya semata yang justru hanya menyakiti Haechan" ucap Jeno yang membuat baik Ten dan Taeyong sama menangis dalam diam.

Bukan tanpa alasan Jeno berkata demikian, pasalnya saat muda dulu Haechan pernah cidera di bagian kepala. Dan kini akibat ledakan bom yang diterimanya, sebenarnya harapan hidup Haechan amatlah tipis.

"PUTRA MAMA/MOMMY" batin Ten dan Taeyong bersama, jujur keduanya pun sama seperti Mark berharap bahwa Haechan akan bangun dan berkumpul bersama dengan mereka lagi. Namun keinginan mereka bukan sekedar untuk menyakiti Haechan, yang mereka mau bahwa Haechan akan bangun dan sembuh.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang