Part 25

6.9K 753 44
                                    

Haechan dan Sanha sudah menjinakkan hampir 80 persen bom yang tersebar dalam gedung. "Kapten hanya tinggal 3 bom lagi dilantai tiga" ucap Sanha dan Haechan pun mengangguk sembari berlari lebih kencang bersama dengan Sanha.

Tap tap tap

"Sanha kita harus cepat, waktunya 8 menit lagi" ujar Haechan yang sudah memacu larinya dengan sangat kencang. Sanha pun tidak mau ketinggalan ia ikut menyusul langkah Haechan dengan sama cepatnya.

Mereka tiba di satu ruangan yang gelap dan tidak ada lampunya, dengan cepat Sanha menyalakan senter guna membantu penerangan mereka. Mata Sanha membulat saat melihat begitu banyak kandang hewan yang berisi berbagai macam reptil.

"Woah" pekik Sanha kagum, namun yang membuat mereka waspada adalah sebuah bom yang terletak di dalam kandang berisi kumpulan ular berbisa.

Sanha memandang ngeri pada sekumpulan ular itu, "berapa banyaknya dan bagaimana kita mengambil bom-nya" bisik Sanha ngeri. Bayangkan untuk melihat King Cobra, Black mamba, Death Adder, Boomslang, Eastern Brown Snake, Taipan, Viper melihatnya saja Sanha sudah merinding sendiri.

Namun Haechan nampak tenang-tenang saja, setelah mencari ia tidak mendapatkan alat apapun untuk membantunya mengambil bom itu." Bantu aku membalik kandangnya" ucap Haechan pada Sanha karena posisinya Bom itu ditempel di bagian bawah, membalik kandang akan merubahnya menjadi posisi diatas.

"Ugghh, BRAK"

Bugh! Bugh! Bugh!

Dengan tangan kosong Haechan memukul kandang ular yang terbuat dari kaca tersebut, baiknya itu adalah jenis kaca wired jadi meski nampak pecah itu serpihan kacanya tidak tersebar. Namun Sanha-lah yang harus memandang Haechan dengan ngilu, pasalnya kaca Wired adalah kaca yang sulit pecah, namun Haechan dapat membuat retakan-retakan seperti itu. "Astaga untung aku tidak pernah berseberangan dengannya, umurku pasti tidak akan panjang" batin Sanha.

"YOON SANHA KENAPA MALAH MELAMUN BODOH" teriakan Haechan seketika menyadarkan Sanha. "Iya kapten ada apa?" Tanya Sanha cepat.

"Aktifkan robot penjinaknya" ucap Haechan, yang membuat Sanha langsung bergerak cepat. Sembari menunggu robot itu bekerja mata Haechan menelisik ke segala arah, "tapi kapten kenapa kali ini kita menggunakan robot?" Tanya Sanha.

"Struktur bom itu berbeda dengan yang sebelumnya, saat kupelajari aku tidak bisa menemukan dimana pemicunya" jawab Haechan, "entah kenapa di tempat ini berbeda, kenapa?" Batin Haechan penasaran.

Tit tit tit

Mata Haechan langsung terbelak lebar saat mendengar suara itu, matanya melihat pada bom yang tengah diatasi oleh robot penjinak, "sial" ujar Haechan lirih, "Sanha cepat lari" ujar Haechan dengan nada cepat. Keduanya sudah akan berlari namun tiba-tiba pintu yang tadi begitu mudah di buka kini justru tidak bisa di buka. Sedangkan di luar seseorang tengah menyeringai senang, "mission complete" ujar orang itu sebelum pergi.

Haechan dan Sanha langsung mencoba mendobrak pintu tersebut namun sia-sia, itu jenis pintu geser yang dibuka dengan password. "Sialan kita masuk jebakan" ujar Sanha geram. Haechan mencoba bersikap tenang, ia amati sekeliling ruangan yang ternyata ia menemukan satu lubang yang merupakan ventilasi udara.

"Bantu aku kita keluar lewat sana" ucap Haechan menunjuk satu lubang. Sanha dan Haechan bergerak cepat mengumpulkan kotak-kotak yang merupakan kandang kosong.

"Kau naik lebih dulu" ucap Haechan pada Sanha yang langsung menaiki kotak-kotak itu dengan cepat. Setelah sampai diatas ia melihat bahwa lubang itu mengarah ke ke ruangan yang diatas.

Haechan berikutnya, namun karena terlalu berkonsentrasi ia tidak sadar satu ular viper telah mendekat ke area kakinya yang tengah berjongkok. Haechan begitu fokus melihat ke arah lubang sampai-sampai saat area pahanya di patuk ular barulah ia melihat ada ular di dekat kakinya. "Aaakkhh" ringis Haechan.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang