Part 09

12.1K 1K 56
                                    

Hubungan Haechan dan Taeyong semakin hari semakin baik. Bahkan Haechan sudah seperti batas Taeyong dalam segala hal. Apapun yang diminta Haechan tanpa berpikir akan Taeyong turuti apapun itu.

Seperti sekarang saat semua sedang berkumpul di kamar Haechan, dan sedang menikmati semangka yang sangat cocok untuk menjadi penghilang dahaga di cuaca yang panas. Biasanya dulu potongan terakhir selalu menjadi milik Mark. Namun kini melihat wajah merajuk Haechan, Taeyong sudah menatap tajam Mark yang langsung kikuk.

Plak

Tanpa perasaan Taeyong memukuli tangan Mark, "lepaskan semangka itu dan berikan pada Haechan" ujar Taeyong menuntut.

"tapi mama biasanya juga potongan terakhir itu punya Mark, kenapa sekarang malah mama berikan pada Haechan" sahut Mark dengan nada merajuk lalu memandang Haechan dengan kesal, sedangkan Jaehyun dan Jeno memilih menjadi pihak netral saja menyaksikan pertengkaran anggota keluarga mereka.

"Huweee mama, Mark hyung seram" ujar Haechan merengek pada Taeyong seraya memeluk lengan Taeyong dengan manja.

"Jangan menatap putraku dengan ekspresi seperti itu" tegur Taeyong seraya melotot pada Mark.

Mark berdecak sebal, "baiklah-baiklah aku juga tidak akan marah pada seorang tuan putri" sahut Mark seraya mengejek Haechan.

"Iihhhh,.  MAMA MARK HYUNG NAKAL" jerit Haechan yang tidak terima dikatai tuan putri.

"MARK" tegur Taeyong lalu memeluk Haechan dengan sayang, "sudah sayang jangan marah nanti manisnya hilang loh" bujuk Taeyong seraya mengusap kepala Haechan dengan sayang, dan dengan cepat ekspresi Haechan berubah yang seketika tersenyum amat manis pada Taeyong.

"Dibilang princess tidak mau tapi mau dibilang manis, cih" sahut Mark mengejek Haechan lagi.

"MARK JUNG" teriak Taeyong dan Haechan bersama.

Mark langsung berlari keluar dari kamar Haechan, setelah diluar ia bahkan sampai tertawa terpingkal-pingkal membayangkan wajah merenggut Haechan.

"Dokter anda baik-baik saja" tanya seorang perawat yang lewat, dengan sedikit canggung Mark mengangguk dan berdehem pelan. Ia langsung pergi begitu saja saat sadar banyak orang yang melihatnya.

Sedangkan di kamar Haechan sedang menatap Taeyong penuh harap, "mama, kapan Haechanie boleh pulang, disini membosankan ma" pinta Haechan pada Taeyong yang hanya mampu terdiam.

Bukannya Taeyong tidak mau menuruti Haechan, hanya saja ia takut jika keadaan Haechan semakin baik nanti maka Haechan akan memilih untuk meninggalkan dirinya. "Kita akan pulang secepatnya" jawab Taeyong.

Namun nampaknya Haechan tidak puas dengan jawaban Taeyong, "Jeno, aku bosan disini kapan boleh pulang bodohnya aku lupa tanya pada Mark hyung" ujar Haechan.

Jeno mengusap kepala Haechan dengan sayang, "bersabarlah, oh ya aku harus pergi sejam lagi aku ada latihan basket" pamit Jeno dan hanya dibalas anggukan pasrah oleh Haechan.

**************

Winwin memandang Jaemin dengan lembut, "kau dengar apa kata dokter tadi kan, mulai sekarang mama tidak mau dengar kau menolak untuk makan dengan alasan belajar" ujar Winwin dengan nada serius.

Jaemin hanya dapat menganggukan kepalanya, "iya ma, maafkan Jaemin" bisik Jaemin.

Winwin sebenarnya tahu apa alasan Jaemin sering melewatkan jam makannya, " apa aku perlu meminta Yuta hyung menambah orang untuk mencari Haechan" batin Winwin.

Sedangkan Shotaro yang ikut datang bersama Winwin dan Jaemin tengah memandang mamanya dengan tatapan intens. "Ma, jangan membantu Jaemin itu karma-nya sendiri karena sudah menyakiti Haechan" bisik Shotaro seraya memandang tajam Winwin.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang