Pagi ini semua orang akan kembali ke negara masing-masing, awalnya Jaemin sudah akan menggeret Haechan dan meminta pemuda itu untuk pulang bersamanya. Namun Haechan menolak dan memilih untuk pulang dengan anggotanya.
Jadilah sekarang Jaemin menunggu di bandara, meski ia baru sampai sejam lebih cepat dari Haechan namun ia memilih menunggu kekasihnya. Wajah Jaemin tersenyum lebar melihat kedatangan Haechan dan teman-temannya.
Haechan yang melihat sosok Jaemin pun hanya tersenyum kecil dan langsung mendatangi Jaemin setelah berpamitan pada teman-temannya.
"Aku duluan" ujar Haechan yang hanya dibalas anggukan singkat oleh yang lain.
Eunwoo dan Sanha pun langsung berjalan bersama, "kita juga akan pergi lebih dulu" pamit Eunwoo, kini tersisa hanya Felix, Hyunjin, Lucas dan Sungchan.
"Kita pesan taksi saja" ajak Lucas, namun Hyunjin menggeleng dengan cepat ia raih tangan Felix dan menggenggamnya. "Kalian saja, aku pergi lebih dulu" ucap Hyunjin yang sudah menarik Felix untuk mengikutinya.
Lucas dan Sungchan saling menatap dan mendesah lirih, "ayo" ajak Lucas dengan nada lesu.
Sedangkan Haechan yang kini tengah bersama Jaemin sedang dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Seo. Tangan Haechan yang ada di pahanya tiba-tiba di genggam oleh satu tangan Jaemin membuat Haechan menatap pada Jaemin yang sedang tersenyum menatap lurus ke depan.
"Sebelum ke rumahmu, bisa kita mampir ke suatu tempat" ajak Jaemin, Haechan terdiam sejenak sebelum setuju dengan ajakan Jaemin.
Mata Haechan sedikit mengerut saat melihat gerbang sekolahnya dan Jaemin dulu, "mau apa kita kesini?" Tanya Haechan pada Jaemin yang hanya tersenyum.
"Ayo turun" ajak Jaemin dan Haechan pun hanya menurut. Tangan Haechan sekali lagi di genggam oleh Jaemin yang kini membawa Haechan untuk mengikutinya, mereka berkeliling area sekolah saat ini baik Jaemin dan Haechan saling bernostalgia mengingat kenangan . Haechan semakin bingung menatap Jaemin yang tiba-tiba membawanya ke taman belakang sekolah.
"Kau ingat apa tang terjadi diantara kita disini, di tempat ini?" Tanya Jaemin dan Haechan sembari memajukan bibirnya langsung menggeleng, "ingat-ingat dulu, jangan langsung menggeleng" ujar Jaemin dengan nada gemas. Haechan pun berusaha mengingat lagi namun tetap tidak dapat mengingat apapun juga.
"Aku tidak ingat" jawab Haechan dengan nada menyerah.
Jaemin maju semakin dekat dengan Haechan, ia lalu menangkup pipi Haechan dengan kedua tangannya. Perlahan Jaemin mendekatkan keningnya dan kening Haechan. "Disini tempat dimana hubungan kita berakhir" bisik Jaemin yang membuat Haechan akhirnya mengingat lagi kenangan itu.
Jaemin menatap Haechan tepat dimata lelaki itu, "kau bertanya padaku saat itu, apakah aku mencintaimu?" Ucap Jaemin lirih, "akan kujawab pertanyaan mu sepuluh tahun yang lalu, bahwa sejak pertama aku melihatmu aku sudah men-cin-tai mu" ucap Jaemin seraya mengejanya dengan perlahan.
"SEO HAECHAN ATAU PUN JUNG HAECHAN AKU MENCINTAIMU" teriak Jaemin kuat-kuat yang membuat Haechan tersenyum.
"Butuh sepuluh tahun untukmu mempunyai keberanian mengatakannya padaku" ujar Haechan dengan nada meledek. Jaemin memeluk pinggang Haechan, "maafkan aku karena baru mengatakan ini padamu, andai aku lebih berani saat itu kita pasti tidak banyak membuang waktu" ucap Jaemin pelan yang dibalas anggukan lembut oleh Haechan.
Jaemin perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Haechan, Haechan tersenyum kecil sebelum menutup matanya. Tidak lama dapat Haechan rasakan bibirnya tengah dikulum lembut oleh Jaemin, tangan Haechan perlahan naik ke pundak Jaemin dan meremasnya dengan lembut. Keduanya menikmati ciuman manis tepat dibawah daun yang berguguran.
KAMU SEDANG MEMBACA
후 회 (Nahyuck)
FanfictionHaechan memilih pergi jika itu bisa mengobati luka yang ada di hatinya