Part 03

13.4K 1.2K 115
                                    

Kedatangan Haechan yang membopong Renjun disambut dengan teriakan keras oleh Ten. Darah yang ada di lengan baju Renjun membuat Ten seketika langsung panik, dengan cepat ia ambil Renjun dari punggung Haechan dan membawanya ke kamar.

Sedangkan Johnny sudah memandang tajam pada Haechan yang tampak meringis pelan, "kau berkelahi?" Tanya Johnny tajam dan Haechan hanya mengangguk singkat tanpa menatap pada Johnny.

Buagh

Haechan terpaku saat tiba-tiba pipinya dipukul oleh daddynya. "KAU INGIN MENJADI JAGOAN" bentak Johnny yang membuat Haechan menatap Daddy-nya dengan bingung.

"KALAU KAU INGIN BERKELAHI SETIDAKNYA JANGAN MEMBAWA RENJUN DAN MEMBAHAYAKAN PUTRAKU" lanjut Johnny yang seakan ingin memukul Haechan lagi, namun ucapan Johnny yang seakan-akan mengisyaratkan bahwa hanya Renjunlah putranya sedangkan dia bukan itu justru lebih menyakiti Haechan lebih dari apapun.

"Kenapa berhenti pukul aku lagi" ujar Haechan menantang, "apa selama ini dalam pandangan daddy aku selalu seburuk itu" ucap Haechan. "Kalau kau begitu membenciku setidaknya katakan langsung, tidak usah menyakiti ku seperti ini" ujar Haechan lirih.

Ten yang baru turun langsung berjalan pada Johnny, "Renjun tidak terluka John, dia pingsan mungkin karena melihat darah" ucap Ten lirih yang membuat Johnny tertegun.

"Lalu itu darah siapa?" Tanya Johnny yang langsung membuat keduanya memandang pada Haechan, mereka baru sadar darah itu nampak berasal dari tangan Haechan.

"Sayang kau terluka" pekik Ten dan langsung akan menuju kearah Haechan yang langsung mundur, "bagi kalian aku selalu menjadi kesekian kalinya dibandingkan dengan Renjun. Dia hampir dilecehkan orang karena itu aku berkelahi dan ini terluka karena huks.. orang itu ingin menusukku" ucap Haechan seraya menunjukan luka yang cukup besar ditangannya, hal ini langsung mengejutkan Johnny yang memandang Haechan dengan raut wajah bersalah, bahkan melihat Haechan menghapus air matanya dengan kasar membuat Johnny mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"Tapi tanpa bertanya daddy menuduh dan memukuli ku" bisik Haechan dengan nada terluka. Ten memandang Johnny dengan terkejut, "kau memukul-nya?" Tanya Ten dengan nada keras.

"Aku tidak mau hidup bersama kalian lagi, harusnya sejak lama aku menurut pada saran samchon dan imo untuk tinggal bersama dengan mereka" selepas mengatakan hal itu Haechan langsung berlari kencang dan pergi meninggalkan Ten dan Johnny begitu saja.

"HAECHAN PUTRAKU HAECHAN, Jangan PERGI NAK HAECHAN" teriak Ten keras namun Johnny menahannya. "Biarkan ia menenangkan dirinya dulu" ujar Johnny yang seketika membuat Ten memandang tajam padanya. "Kenapa kau memukulnya? Pagi tadi dia baru saja mengungkapkan kecewanya pada kita dan kini kau menyakitinya" ujar Ten dengan nada marah pada Johnny dan langsung pergi begitu saja.

Johnny mengusak rambutnya dengan kasar, ia memandang tangannya yang tadi sempat ia gunakan untuk memukul Haechan. "Mian Haechanie, daddy minta maaf" bisik Johnny dengan nada menyesal.

*****************

Awalnya Haechan ingin menginap dirumah pamannya, namun mengingat bahwa kemarin Wendy memberitahunya bahwa keluarga pamannya akan pergi ke Belanda untuk berlibur Haechan jadi mengurungkan niatnya untuk menginap disana. Meski jika Haechan datang pun pelayan dirumah itu pasti akan membukakan pintu untuknya. Hal yang ia takuti adalah liburan impian noonanya akan hancur. Karena Haechan yakin jika ia menginap disana malam ini pasti ada saja pelayan yang melapor pada imo dan samchonnya.

Dan yang ada mereka akan kembali malam ini juga ke Korea, hanya karena mengkhawatirkan dirinya. Haechan mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Selepas menghubungi orang tersebut ia lalu duduk di pinggir jalan seraya mengelus pipinya yang sakit.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang