Part 05

13.5K 1.2K 93
                                    

Ten duduk di sebelah Johnny dengan wajah masam, "kau terlihat santai saat kukatakan bahwa Haechan menginap di tempat temannya" ujar Ten dengan nada sinis, membuat Johnny yang tadinya membaca laporan perusahaan langsung merapikan berkas-berkas miliknya lalu dengan perlahan duduk disebelah Ten.

"Kau bilang anak itu bukan anak nakal" ujar Johnny membela diri, "Haechan yang bilang begitu" sahut Ten berkilah.

"Iya, Haechan bilang Jeno anak baik" ujar Johnny mengulang ucapan Ten. "Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan bukan" sahut Johnny santai, yang membuat Ten hanya dapat mendengus keras.

"Besok Haechan ada pertandingan di Busan, bisakah kita pergi kesana?" Tanya Ten, meski sempat terdiam cukup lama namun akhirnya Johnny mengangguk, "tapi aku ada satu rapat penting bisa kita berangkat setelah itu" ujar Johnny yang mendapat anggukan oleh Ten.

Sedangkan Haechan memilih untuk berangkat malam ini juga, karena jika ia berangkat besok pagi itu percuma karena terlalu gugup ia jadi ingin berangkat malam ini saja. Perjalanan Seoul-Busan sekitar 4,5 jam dihabiskan oleh Haechan untuk membaca beberapa buku pelajaran yang dibawanya.

Ini bukan pertama kalinya untuk Haechan pergi seorang diri ke Busan karena itu ia cukup berpengalaman mencari penginapan dan yang lainnya. Setelah mendapatkan penginapan yang cocok, Haechan bergegas beristirahat.

Sedangkan di Seoul Jaemin tengah termenung mengingat segala kenangannya bersama dengan Haechan. Ia melihat foto-fotonya dengan Haechan, dari sekian banyak foto di dalam handphone miliknya hanya foto yang diambil secara candid inilah satu-satunya fotonya bersama dengan Haechan.

 Ia melihat foto-fotonya dengan Haechan, dari sekian banyak foto di dalam handphone miliknya hanya foto yang diambil secara candid inilah satu-satunya fotonya bersama dengan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto yang bahkan diambil oleh Shotaro adiknya, "kenapa rasanya sakit sekali ketika tahu kau bukan milikku lagi" bisik Jaemin dengan nada sedih.

************
Hendery tidak bisa tidur sama sekali, benar-benar tidak bisa. Entah kenapa kata-kata yang Haechan ucapkan pagi itu di meja makan begitu mengganggu dirinya. "Hyung terlalu lama mengabaikan-mu" bisik Hendery sedih seraya menatap foto adik bungsunya.

Hendery mengambil handphone miliknya dan mencoba menghubungi Haechan, "apa dia sudah tidur?" Bisik Hendery penasaran, Hendery melihat jam dikamarnya dan kini memang sudah tengah malam. Hendery mematikan handphone miliknya, karena mungkin benar Haechan sudah tidur.

Hendery baru akan keluar dari kamarnya ketika Renjun juga keluar dari kamar. "kau belum tidur kenapa?" Tanya Hendery khawatir, namun Renjun hanya tersenyum, "aku tidak apa-apa kok hyung, hanya rindu dengan Haechanie" bisik Renjun lirih yang membuat Hendery mengangguk paham.

"Sama hyung juga, padahal biasanya kita jarang berbicara dengannya tapi saat tidak melihatnya dirumah entah kenapa rasanya sepi sekali" ujar Hendery dengan nada sedih yang disetujui oleh Renjun.

"Lalu kau mau kemana hyung?" Tanya Renjun, Hendery menunjuk satu kamar di seberang mereka "aku ingin ke kamar Haechan" ujar Hendery, "lalu kau?" Ucap Hendery balik bertanya.

후 회 (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang