Haechan terbangun dengan keadaan lebih segar, tiba-tiba ia teringat belum mengabari Taeyong jika ia sudah ada di Korea. "Eh, apa aku pulang saja ke mansion keluarga Jung" bisik Haechan, karena berpikir bahwa pulang lebih baik jadinya Haechan bergegas membersihkan diri.
Haechan tidak membutuhkan waktu lama untuk berbenah, karena dalam dua puluh menit ia sudah turun dan melihat sang mommy yang baru keluar dari dapur.
"Kau mau pergi sayang?" Tanya Ten dan Haechan mengangguk.
"Iya mom, aku akan bermalam di mansion keluarga Jung" jelas Haechan seraya menggulung kemejanya. Ten yang tadi tersenyum senang langsung melunturkan senyumannya.
Namun hanya sebentar sebelum ia mencoba bersikap biasa, "kau tidak mau makan dulu?" Ujar Ten menawarkan.
Haechan langsung menggelengkan kepalanya, "nanti mama akan memasakkan makanan kesukaan ku, mommy makan dengan daddy serta Renjun dan Hendery hyung ya" ujar Haechan.
"Aku pergi ya mom" pamit Haechan sebelum benar-benar pergi ia masih sempat mengecup pipi Ten sekilas tanpa tahu sang mommy menatap sendu ke arah ruang makan dimana sudah tersaji belasan makanan yang sengaja ia buat untuk Haechan, Ten langsung menghapus setitik air mata yang jatuh dengan cepat kala mendengar suara langkah kaki dari arah belakang.
"Dimana Haechan?" Tanya Johnny karena tadi ia merasa mendengar suara putra bungsunya.
"Dia akan bermalam di rumah keluarga Jung" ucap Ten dengan senyum yang dipaksakan.
Johnny melirik ruang makan dan juga wajah Ten, "lain kali bertanya padanya apa ia mau makan disini atau tidak, kau tahu dia bukan lagi milik kita Ten" nasehat Johnny yang membuat Ten mengangguk.
Benar putranya bukanlah putranya lagi, dibanding dirinya maka Haechan pasti akan lebih berbakti pada Taeyong. Ibaratnya pada Ten ia hanya berutang nyawa karena dilahirkan namun orang yang memberikan kasih sayang dan perhatian adalah Taeyong dan itu akan menjadi budi seumur hidup yang akan dilakukan oleh Haechan.
"Maaf, aku masak kebanyakan" bisik Ten sendu.
"Mom, temanku akan datang untuk makan malam disini boleh?" Ucap Renjun yang tiba-tiba datang. Ia mendengar percakapan kedua orangtuanya sekalipun ia sedih namun ini memang bukan salah Haechan.
Anak itu sejak dulu terbiasa makan sendiri di rumah ini, jadi jika ingin menunjukkan perubahan harus secara perlahan agar Haechan terbiasa. Ia yakin adik kembarnya akan berkumpul dengan mereka layaknya keluarga yang lain meskipun ia adalah milik keluarga Jung.
"Boleh tentu saja, kebetulan mommy masak banyak" ucap Ten dengan nada senang.
Ting tong
Renjun menatap kearah pintu utama, "dia datang" ujar Renjun dengan senyum lebar diwajahnya lalu setelahnya ia sudah berlari kearah pintu utama, meninggalkan Johnny dan Ten yang tengah menatap penasaran pada Renjun yang nampak bahagia.
Renjun membuka pintu dan langsung tersenyum pada sosok yang datang, "Renjun-ssi" sapa orang itu dengan senyum gugup diwajahnya.
"Hay Lucas-ssi, silahkan masuk" ucap Renjun mempersilahkan yang dibalas anggukan oleh Lucas.
***"******
Taeyong memandang kesal pada Mark yang mengupas bahan makanan dengan malas-malasan. "Lakukan dengan benar" marah Taeyong pada Mark yang langsung mencebik kesal.
"Ma, inikan pekerjaan perempuan yang benar saja Mark harus membantu mama memasak" gerutu Mark dengan nada kesal, tanpa tahu Taeyong sedang menatapnya dengan tajam dibalik punggungnya.
"Kau bilang apa?" Suara Taeyong yang penuh penekanan membuat Mark langsung sadar ia sudah salah bicara.
"Mark bilang apa?" Ucap Mark pura-pura lupa seraya memandang Taeyong dengan gugup namun Taeyong masih menatapnya dengan tajam, "maaa... Aku bilang masakan mama yang paling lezat di dunia" ujar Mark dengan nada merayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
후 회 (Nahyuck)
FanfictionHaechan memilih pergi jika itu bisa mengobati luka yang ada di hatinya