Part 10 | Setenang Permukaan Air

237 47 13
                                    

Sedikit sulit diungkapkan. Kesan ramah tercetak di wajahnya, tapi di sisi lain lelaki itu juga terlihat dingin tak tersentuh. Seperti permukaan air yang tenang, tidak ada seorang pun tahu sesuatu yang tersimpan di dalamnya.

-dalam Wattpad KAMELIA

.

.

.

TINGGALKAN JEJAK, YA, READERS TERSAYANG 🥰

THANK U ...

"Aku. Eem, kapan pertama kali Mas Zafran kenal aku?"

Zafran tampak berpikir. "Mengenal, ya? Mungkin saat Pak Yudha ngasih buku ke kamu. Beliau sempet nyebutin nama kamu."

Mel menghentikan langkahnya. "Oh, ya? Berarti waktu kita ketemu di perpus waktu itu Mas udah kenal aku?"

"Pertanyaan kedua enggak diterima. Next, kapan terakhir kali kamu berhubungan dengan mantan kamu?" tanya Zafran yang usut punya usut sudah mempersiapkan pertanyaan tersebut selagi menunggu Mel tadi.

Mel menyejajarkan langkahnya dengan Zafran. "Mas Zafran kok tau soal itu? Eh, terakhir kali sebulan yang lalu waktu Mas ngasih aku payung."

Zafran tersenyum kecil ketika melihat ekspresi terkejut gadis di sebelahnya lewat ekor mata. Mel pasti tengah menduga-duga bagaimana ia mengetahui hubungannya dengan mahasiswa seni itu. Tidak ada yang perlu disembunyikan tentang fakta bahwa keduanya memang sedang mengumpulkan informasi satu sama lain.

"Sebenernya kamu udah tanya tiga kali sejauh ini," celetuk Zafran.

"Tapi, kan, cuman satu yang dijawab," sanggah Mel tidak mau kalah.

Masih ada dua kesempatan untuk bertanya, Mel akan memanfaatkannya dengan baik. Ia memikirkan pertanyaan bermutu yang belum pernah ditanyakan sebelum-sebelumnya pada Zafran.

"Pertanyaan kedua, kenapa Mas pilih aku untuk jadi pendamping?"

Kali ini giliran Zafran yang terkejut meski ia sudah pernah menduga suatu hari Mel akan menanyakan ini.

"Bang!" panggil seorang lelaki di halte bus yang langsung berdiri begitu melihat kedatangan Zafran.

Raut wajah Zafran berubah semringah melihat Damar memanggilnya di waktu yang tepat. Menyelamatkannya dari tatapan Mel yang tampak menunggu reaksinya. Ia tidak bisa langsung menjawab karena jawaban untuk pertanyaan gadis itu bercabang di benaknya.

"Hai, Bro," sapa Zafran seraya melakukan high five dengan sobatnya itu.

Damar beralih pada gadis yang mengekor di belakang Zafran. "Kamelia, kan?"

"Iya."

"Kenalin, gue Damar. Soulmate-nya Zafran," ujar Damar seraya mengulurkan tangan kanannya yang dibalas Mel dengan menangkupkan telapak tangan di depan dada.

Zafran mengamati interaksi kecil tersebut sambil menahan tawanya. Dalam hati sudah mewanti-wanti agar tidak lupa meledek Damar nanti.

"Soulmate apaan? Ck." Zafran menggeplak lengan Damar untuk menyelamatkannya dari kesaltingan. Balas budi.

Damar meringis dan mengusap-usap lengannya yang panas. Zafran memang tidak kira-kira menggeplaknya. Namun, ia tetap berterima kasih dalam hati.

"KTM kalian kumpulin," pinta Damar kemudian.

Mel mengambil Kartu Tanda Mahasiwa dari dompetnya, lalu mengulurkannya pada Damar untuk ditunjukkan pada petugas di halte sehingga memperoleh harga mahasiswa untuk naik bus. Mereka tidak menunggu lama sampai bus yang akan mengantar mereka ke tempat tujuan tiba.

KAMELIA : Mawaddah with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang