"Allah yang akan menyembuhkan."
-Najwa, from Wattpad: Kamelia
.
.
.
.
.
Follow before reading 💌
Mel merebahkan dirinya di kasur setelah mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Rasa lelah seakan-akan terserap oleh serat-serat kasur yang empuk. Namun, tidak untuk patahan-patahan kecil dalam hatinya. Gadis yang membiarkan rambut panjangnya tergerai itu mengembuskan napas kasar. Membuat satu lagi penghuni kamar kos bercat merah muda menoleh dengan raut heran.
"Lo masih mikirin nilai kuis tadi pagi?" tanya Layla yang duduk anteng di depan layar laptop yang menayangkan robot kucing dari Negeri Sakura.
"Jangan salahin gue kalau lo telat masuk kelas sampai konsentrasi lo ambyar buat ngerjain kuis. Gue udah coba bangunin lo dan berakhir telat juga ke kampus," terang Layla sebelum kembali fokus pada kartun favoritnya yang episodenya tidak pernah habis ditonton.
"Aku bukan mikirin kuis."
Ketukan pintu kamar langsung membuat Layla loncat dari tempat duduknya. "Es krim gue dateng!"
Seorang gadis berpipi chubby dalam balutan hijab lebar menutupi dada berdiri di depan pintu dengan sekantong kresek penuh di kedua tangannya hingga membuatnya kesulitan memegang gagang pintu. Namanya Najwa, penghuni kos kamar sebelah yang merangkap sebagai personil ke tiga dalam circle persahabatan Layla dan Kamelia. Mereka berkenalan saat pertama kali menempati indekos yang jaraknya dekat dengan kampus, kurang lebih hanya lima menit dengan berjalan kaki.
"Ini titipan kamu," ujar Najwa seraya mendudukkan diri di pinggir ranjang.
Mel bangkit dari posisi rebahannya lalu membongkar satu per satu snack titipannya, termasuk tiramisu mille crepes kesukaannya. Kebetulan Najwa mampir ke toserba saat dalam perjalanan pulang mengajar di Taman Pendidikan Al-Quran setempat. Mel memang sedang ingin melampiaskan kegalauannya saat ini dengan mengonsumsi yang manis-manis.
"Kamu malem-malem, kok, makan es, sih, La?" tanya Najwa pada gadis bercelana pendek yang kini mematikan laptopnya karena sudah panas.
"Anak itu kalau sehari nggak makan es krim bisa sariawan, Wa," celetuk Mel dengan wajah datar, tetapi berhasil membuat lawan bicaranya tertawa.
Najwa sepertinya berhasil membaca air muka Mel. Ia menatap Layla lalu bertanya lewat sorot matanya. Jika diterjemahkan kurang lebih 'mereka beneran selesai?'. Layla yang langsung connected mengangguk sebagai jawaban. Akhir-akhir ini Najwa sangat sibuk mengurus Lembaga Dakwah Kampus dan menjadi guru ngaji di TPA. Belum lagi sebagai mahasiswa jurusan Psikologi dengan seabrek tugas kuliah. Jadi, waktu berkumpul dengan para sahabatnya biasanya hanya malam dan hari libur saja.
"Kamu baik-baik aja, Mel?" tanya Najwa seraya menepuk lembut bahu gadis di sampingnya.
Mel tersenyum dengan pipi menggembung.
Layla yang sebenarnya sudah paham dengan apa yang mengganggu pikiran teman sekamarnya itu melangkah ke bibir ranjang, duduk di sebelah kiri Mel.
"Jangan ditahan," ujar Layla yang rela meninggalkan eskrimnya di atas meja untuk memberikan pelukan pada Mel.
"Aku ... aku bener-bener udah selesai sama dia." Pada akhirnya tangisan yang sudah Mel tahan-tahan sejak kemarin jebol juga di depan keluarga tak sedarahnya. Gadis beriris mata coklat itu benar-benar menangis sesenggukan untuk membuat hatinya lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMELIA : Mawaddah with You
Spiritual"Sejak kapan kamu jatuh cinta padaku?" Pertanyaan yang semula tertahan di tenggorokan akhirnya meluncur dari bibir Zafran. Mel melepaskan pelukan Zafran begitu mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Ia memberanikan diri untuk membalas tatapan lelaki ya...