Kebahagiaan akan selalu berdampingan dengan kesedihan. Namun, selama menghadapinya bersama ... semua akan baik-baik saja.
-dalam Wattpad Kamelia: Mawaddah with You
.
.
.
Zafran kalang kabut setelah dikejutkan dengan berita buruk yang diterimanya, bergegas ia meluncur ke rumah sakit. Pikirannya sudah tidak keruan di balik kemudi mobil yang dikendarainya. Perasaannya jauh lebih parah dari saat mencari keberadaan istrinya di tengah hujan lebat yang mengguyur bumi.
Adam sempat menawarkan untuk mengemudikan mobilnya karena takut bosnya itu tidak fokus menyetir. Namun, Zafran menolak. Ia masih bisa mengendalikan dirinya. Ia memilih untuk melimpahkan separuh pekerjaannya hari ini pada Adam dengan rasa bersalah.
Bayangan pembicaraannya dan istrinya di atas sajadah setelah salat tahajud tadi malam terngiang di benak Zafran. Ia berdoa agar jodohnya panjang dalam mahligai rumah tangga yang dapat mengantarkan mereka ke surga kelak.
"Mas akan menebus luka dalam hatimu seumur hidup dengan membuat kamu selalu bahagia," ujar Zafran dalam seraya menggenggam jemari lentik istrinya.
"Mel tidak selalu menuntut kebahagiaan, Mas," balas gadis dalam balutan mukena renda-renda seraya memperlihatkan senyum teduhnya, "sebab kebahagiaan akan selalu berdampingan dengan kesedihan. Namun, selama menghadapinya bersama ... semua akan baik-baik saja."
Sungguh, Zafran belum siap dan tidak akan pernah siap kehilangan seseorang yang dicintainya ... lagi. Banyak sekali penyesalan yang akan ditanggungnya jika kesempatan untuk menebus luka di hati istrinya tiba-tiba direnggut.
Luka perempuan itu menjadi sakitnya. Senyum perempuan itu menjadi bahagianya. Begitulah arti Kamelia di hidupnya.
Saat ini rasa sakit telah menembus ulu hati Zafran begitu mendengar kabar buruk menimpa istrinya. Entah seberapa parah keadaan Mel karena ia keburu kehilangan setengah kesadarannya sebelum sambungan telepon berakhir dan tidak bisa dihubungi lagi. Senyumnya ikut lenyap saat kesedihan menderanya sebab dipenuhi bayangan kehilangan orang yang telah menjadi bagian dari hidupnya.
Zafran berlari seperti orang kesetanan di koridor rumah sakit yang luas. Ia bertanya pada perawat mengenai korban kecelakaan yang baru datang hari ini.
"Istri saya, Azarina Kamelia," kata Zafran dengan suara bergetar
Perawat itu langsung mengingat perempuan muda yang datang ke rumah sakit. Namanya yang indah seperti bunga berhasil diingatnya.
"Oh, masnya bisa ke arah sana ..."
Zafran langsung melarikan kakinya yang lunglai menuju ruang perawatan yang ditunjukkan padanya tanpa mendengarkan kalimat utuh perawat tersebut. Langkahnya semakin dekat ke tempat seseorang tengah terbaring di atas brankar rumah sakit yang tirainya ditutup. Jantung lelaki itu berdetak menyakitkan saat membuka tirai tersebut. Namun, bukan istrinya yang terbaring di sana melainkan orang lain ditemani pria paruh baya seumuran ayahnya.
"Maaf, saya salah orang," sesal Zafran dengan pandangan yang hampir kosong.
"Mas ..."
Lekas, Zafran menoleh ke asal suara. Tepat di pintu masuk ruang perawatan, seseorang yang membuatnya khawatir setengah mati tengah berdiri dengan wajah pucat. Zafran tidak berpikir apa-apa lagi selain berlari memeluk Mel di tengah keramaian rumah sakit.
Mel menepuk-nepuk punggung lelaki yang memeluknya seolah-olah tidak ada hari esok. Deru napas suaminya yang memburu terdengar jelas di telinganya. Zafran pasti sangat mengkhawatirkannya. Namun, Mel tidak tahu bahwa kekhawatiran itu lebih besar dari yang ia kira.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMELIA : Mawaddah with You
Spiritual"Sejak kapan kamu jatuh cinta padaku?" Pertanyaan yang semula tertahan di tenggorokan akhirnya meluncur dari bibir Zafran. Mel melepaskan pelukan Zafran begitu mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Ia memberanikan diri untuk membalas tatapan lelaki ya...