Sorot mata Mel tidak berubah. Ia tetap memandang punggung seseorang yang telah menjadi pelengkap imannya itu dengan cinta dan kekecewaan. Perasaannya saat ini sulit dijelaskan. Ia ingin memeluk lelaki yang menyimpan luka di hatinya. Namun di sisi lain, ia ingin meluapkan kekecewaannya atau tidak memedulikan perasaannya sama sekali seperti biasanya.
Sekeras apa pun Mel ingin beranjak dari tempatnya berdiri, kakinya sama sekali tak bisa digerakkan. Gadis berambut panjang itu mulai menunduk menyembunyikan air mukanya. Lama-kelamaan pandangan matanya memburam karena butiran bening yang sebentar lagi menetes. Tolong, ia sungguh tidak ingin memperlihatkan kerapuhannya saat ini di depan Zafran.
Zafran membalikkan badannya dan matanya nyalang memandang ke arah Mel. Setiap langkahnya yang mendekat, semakin menguarkan hawa dingin yang membelenggu gadis itu. Mel mengepalkan tangannya erat di sisi tubuhnya yang seakan membeku.
"Mel, lihat aku!" pinta Zafran seraya menumpukan kedua tangannya di pundak Mel.
Mel hanya menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar tidak bisa menatap Zafran karena pertahanannya pasti akan luluh lantak jika melihat kesenduan yang terpancar di wajah lelaki itu.
Zafran mengembuskan napas kasar sebelum memeluk Mel dengan erat. Rasa bersalah dan kerinduan menyeruak menjadi satu. Lelaki itu juga bisa merasakan kemejanya basah karena Mel mulai tersedu dalam pelukannya. Tiap air mata yang menetes dari perempuan yang namanya ia sebut dalam perjanjiannya dengan Allah mampu menyakitinya seribu kali lebih perih saat ini.
"Sejak kapan kamu jatuh cinta padaku?" Pertanyaan yang semula tertahan di tenggorokan akhirnya meluncur dari bibir Zafran.
Mel melepaskan pelukan Zafran begitu mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Ia memberanikan diri untuk membalas tatapan lelaki yang kini menuntut jawaban. Pada akhirnya ia juga harus mengakui perasaannya.
Perasaan yang dengan mudah tumbuh di hatinya sejak ...
"Sejak akad."
^_^
Assalamualaikum, salam kenal sebelumnya 👋...
Ini cerita pertamaku, jadi mohon dimaklumi apabila masih banyak terdapat kekurangan.
Jangan lupa tinggalkan jejak, ya 🍁
Cerita ini akan publish minimal seminggu sekali, insyaallah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMELIA : Mawaddah with You
Espiritual"Sejak kapan kamu jatuh cinta padaku?" Pertanyaan yang semula tertahan di tenggorokan akhirnya meluncur dari bibir Zafran. Mel melepaskan pelukan Zafran begitu mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Ia memberanikan diri untuk membalas tatapan lelaki ya...