3

10.4K 444 3
                                    

Rooftoop sekolah menjadi tempat favoritnya belakangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rooftoop sekolah menjadi tempat favoritnya belakangan ini. Ia akan sering membolos demi bisa merokok disini. Seperti saat ini, entah rokok yang keberapa yang sudah Zevan hisap. Kepulan asap ia keluarkan guna ingin meredakan rasa sakit yang bersarang dihatinya. Namun semua itu ternyata hanyalah sia sia. Terbukti tak sedikit pun luka dihatinya sembuh.

Terasa lebih sesak.

Perempuan-nya yang amat ia cintai, ternyata telah mengkhianatinya. Zevan benci pengkhianatan. Ia merasa dibodohi karna sudah benar benar jatuh dalam pesona Zarin. Zevan benci Zarin. Namun hatinya tak bisa di bohongi, Zevan masih mencintai Zarin.

"Shit!"

Zevan menghela nafas kasar kala mengingat kejadian tadi. Ia merutuki kebodohannya kenapa ia masih peduli pada Zarin. Perempuan itu berhasil memenuhi pikiran Zevan dan itu membuatnya frustasi. Semua itu membuat suasana hati nya memburuk seketika.

Zevan menyesali kenapa ia harus panik saat melihat Zarin tergeletak tak sadarkan diri. Harusnya ia membiarkannya. Bukankah ia benci perempuan itu? Arghhh, Zevan tak tahu apa yang ia rasakan.

"Lo berhasil bikin gue terbang melayang keatas awan," Zevan membuang rokok yang tersisa sedikit lalu menginjak nya. "Tapi kenapa lo bikin gue jatuh disaat yang bersamaan?"
Zevan tersenyum getir. Lalu beranjak dari duduknya.

"Gue benci lo."

☁️☁️☁️☁️☁️

Zarin mengerjapkan matanya, yang ia lihat pertama kali adalah plafon putih. Ia melihat kesekeliling, lalu berusaha untuk bangun. Sakit dikepalanya masih sedikit terasa. Ia mengingat terakhir kali saat itu ia sedang ditoilet. Ia pun melihat jam dinding yang berada diruang UKS. Jam menunjukan pukul 11, itu menunjukan ia sudah pingsan selama 1 jam.

"Eh bestie gue udah bangun!" Elea memekik membuat Zarin mengalihkan perhatiannya pada seorang gadis yang kini menenteng camilan dan air mineral.
"Ada yang sakit gak? Mana yang sakitnya? Pusing atau gimana?" Cecarnya membuat Zarin berdecak.

"Bawel banget lo!"

"Kan gue khawatir, Rin." Elea melengkungkan bibirnya kebawah.

"Udah, gue gak kenapa-napa kok, paling cuman kecapean aja." Bohongnya tidak mau Elea mengetahui yang sebenarnya.

"Siapa yang bawa gue kesini, El?" Tanya Zarin mengalihkan pembicaraan, karena seingatnya saat itu tidak ada siapapun ditoilet. Zarin berusaha untuk duduk dengan dibantu Elea. Kepalanya sudah tidak merasa sakit kembali.

"Lo mau tau banget atau mau tau aja?" Mata Elea langsung berbinar, wajah sedihnya tadi berubah menjadi wajah layaknya emak-emak gosip.

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang