39

11.1K 554 21
                                    

Follow sebelum membaca!!

❗Tolong baca❗

Kayaknya susah banget yaaa buat kalian klik bintang? 🥺

Makasih buat kalian yang udah setia baca cerita ini, nunggu cerita ini buat up. Yaaaa walaupun masih belum banyak yang tau cerita ini dan vote juga masih sedikit.

Tapi aku seneeeeeeeng banget, meskipun masih sedikit gak bikin aku nyerah kok.
Seperti yang udah aku bilang dari awal, aku buat cerita ini karena memang aku ingin meluapkan isi pikiranku yang selalu terbayang-bayang imajinasi sampai menciptakan sosok Zevan dan Zarin ini.

Yaaa meskipun cerita ini gak sebagus itu, tapi aku tidak berkecil hati. Terpenting ini murni hasil pemikiran aku sendiri gak ngejiplak dari orang lain 😝

Aku minta maaf karena ceritaku gak sebagus itu 🥺 seperti yang kalian tahu, aku masih amatiran.

Sekali lagi, terimakasih buat kalian yang masih setia dan support aku buat terus nulis🙏
Sayang kalian banyak banyak 😘😘😘

Enjooooyyyy!

Zarin sampai dirumahnya sekitar pukul tujuh malam. Setelah menunggu mobil Zevan pergi hingga menghilang ditikungan, Zarin baru melangkah untuk memasuki rumahnya. Jika bukan dipaksa oleh Zevan, ia tidak mau pulang bersama pria itu. Bukan karena tidak mau, yaaa you know lah.... Hehe

"Bun-"

"Cieeeeee!"

Sontak Zarin memegang dadanya. Ia terkejut karna tiba-tiba saja Bunda-nya itu berseru heboh. Zarin mengerucutkan bibirnya, melihat ke arah Hana yang tengah tersenyum jahil.

"Eheem, kayaknya ada yang CLBK nih!" Ujar Hana menghampiri putri kesayangannya tersebut.

"Apaan sih Bunda, siapa coba yang CLBK." Ucap Zarin mendelik.

"Mm gak usah malu-malu, Bunda restuin kok!" Goda Hana semakin gencar menjahili anaknya itu.

"Bunda, plis! Aku gak balikan sama Zevan." Jelas Zarin mendudukkan dirinya disofa keluarga diikuti oleh Hana.

"Bukan engga, tapi belum. Kan, kan, kan?" Hana mencolek dagu Zarin.

"Ihh Bunda genit!" Zarin mencebik kesal, sekaligus malu.

"Gak usah ngelak deh, pipi kamu nanti tambah merah." Ucap Hana mencoel pipi Zarin gemas.

Sontak Zarin memegang pipinya. "Ih engga ya, aku pake blush ini." Ujar Zarin mengelak, menghindari tatapan Hana.

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang