54

9.4K 281 17
                                    

Follow sebelum membaca!!!


Zarin mendudukkan dirinya pada sofa empuk yang berada disana. Seharian menghabiskan waktu berdua dengan Zevan ternyata cukup melelahkan. Padahal mereka hanya berjalan-jalan di mall saja tapi sudah cukup menguras tenaga Zarin.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, Zarin melirik belanjaan yang begitu banyak. Zevan memaksanya untuk membeli apa yang ia butuhkan bahkan hal yang tidak dibutuhkan pun Zevan belikan. Pria itu benar-benar membuatnya merasa boros seharian ini.

Zevan yang baru selesai dari toilet ikut duduk disebelah istrinya, ia merebahkan kepalanya pada pundak Zarin. menduselkan kepalanya pada leher istrinya mengendua sesekali mengecupnya.

"Ayas kamu bisa diem?" Zarin mulai jengah dengan tingkah suaminya.

"Gak bisa kalo itu sama kamu," Ujar Zevan tak berhenti mengecup leher Zarin.

Zarin memutar bolamata nya malas, "Kamu gak mau mandi dulu?"

"Nanti aja sama kamu,"

"Heh!"

"Apaan sih, Yang?" Zevan menegakkan tubuhnya saat Zarin menggeplak lengannya.

"Bicaranya!" Tegur Zarin menatap suaminya yang malah tersenyum jahil.

"Ya gapapa sama istri sendiri,"  Ujar Zevan yang kini merubah posisinya, merebahkan kepalanya dipaha sang istri.

Reflek Zarin langsung mengusap rambut lebat suaminya,
"Ya iya sih, tapi ya gak gitu juga!"

"Apa salahnya?"

"Gak perlu mandi sama aku juga, Ayas!"

"Ya emangnya kenapa? seru juga kok kalo mandi berdua!"

Zarin mencubit pipi suaminya gemas, "Kalo mandinya sama kamu yang ada bukan mandi!"

"Terus apa?" Zevan semakin menggoda istrinya itu.

"Pikir aja sendiri!" Zarin mendelik,

"Gak nyampe kesitu pikiran aku tuh!" Ujar Zevan berlagak polos.

"Sok-sok'an gak tau, padahal paling suhu!"

"Tau aja hehe," Zevan menyengir, ia lalu berbalik menjadi menghadap kearah perut rata istrinya.

Zevan menenggelamkan wajahnya disana, ia juga beberapa kali mengecup perut Zarin.

"Ini kapan ada baby nya?"

"Papa udah gak sabar nunggu kamu loh,"

"Papa udah pengen gendong kamu!"

Zarin tersenyum saat Zevan berbicara sendiri didepan perutnya dengan nada bicara yang lucu.

"Yang sabar ya Papa, secepatnya aku akan ada diperut Mama,"  Zarin terkekeh mendengar suaranya sendiri.

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang