Setelah mendapat hadiah misterius kemarin, Zarin langsung memberitahu pada Elea. Sampai saat ini, hanya Elea yang mengetahui ini semua. Kesempatan untuk memberi tahu Zevan pun sudah tidak ada. Mengingat Zevan benar-benar sudah tidak mau jika Zarin mendekatinya. Namun, Zarin akan mencoba sekali lagi. Janji, sekali lagi dan setelah itu semuanya selesai.
Zarin bertekad ingin segera mengetahui siapa dibalik hancurnya kebahagiaannya selama ini. Tidak peduli jika Zevan tidak mendengarkannya, semua ini semata-mata hanya untuk dirinya sendiri. Setelah satu bulan kemarin sempat terhenti karena Zarin fokus pada kesehatannya dan juga kewajibannya untuk belajar saat ujian menjelang.
Zarin dan Elea memang sudah menandai Morgan sebagai tersangka. Namun, mereka tidak ingin bertindak gegabah dan berakhir menuduh orang yang tidak bersalah. Keyakinan mereka semakin pasti saat Morgan semakin hari semakin gencar mendekati Zarin.
Entahlah ini benar atau tidak, setelah beberapa minggu ini Zarin tidak mendapat hadiah misterius, melainkan bunga yang berganti-ganti setiap harinya. Kerisihan yang Zarin rasakan semakin terasa dan merasa lelah. Karena orang misterius itu memberikan ruang untuk mereka bertemu, mungkin ini kesempatan Zarin untuk menyelesaikan semuanya.
"Kita ikutin permainannya,"
"Tapi kita harus hati-hati, Rin."
"Gue tau, mungkin ini juga mengancam bahaya bagi gue. Tapi gue yakin dia gak akan nyakitin gue, semisal orang itu adalah dia." Jelas Zarin setengah berbisik karena sekarang mereka sedang berada dikelas.
Elea dan Zarin bergantian curi-curi pandang pada orang yang tengah mereka curigai.
"Kalo bener orangnya dia, kenapa harus pake cara kayak gini coba? Ribet amat." Kesal Elea geram dengan kelakuan orang itu.
"Semua orang punya cara, gue bakal kecewa banget kalo orang itu beneran dia secara, dia itu baik sama gue selama ini." Tutur Zarin melihat sekeliling kalau-kalau ada yang menguping bisikan mereka.
"Ck! Cowok brengs*k kayak gitu gak pantas dapatin lo, Rin." Ucap Elea menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya.
"Udah pokoknya malam ini, lo temenin gue."
"Oke,"
☁️☁️☁️☁️☁️Zarin menghentikan langkahnya saat melihat Zevan ditemani oleh Gerry berjalan kearahnya. Zarin sedikit menguatkan hatinya. Perlahan ia menarik nafas panjang, lalu mengeluarkannya perlahan.
Saat Zevan sudah dekat dengannya, sengaja Zarin menghadang Zevan yang langsung berhenti menatap dingin pada Zarin. Merasa tak enak karena Zevan memandangnya seperti itu, justru Zarin membalasnya dengan senyum termanis gadis itu.
"Minggir."
"Dengerin aku dulu,"
"Ck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEORA ZARIN [END]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu tetap dihatiku. Hidup. Dan akan slalu seperti itu." "Gue benci lo Rin!" "Andai Ayas tau, kalo Eora sebentar lagi juga mati," "Gue udah gak...