Cahaya bulan terlihat sedikit redup malam ini. Awan hitam menutupi sebagian bulan membuat cahayanya menjadi temaram. Angin malam berhembus kencang menusuk sampai ketulang. Sepertinya akan turun hujan malam ini.
Cuaca malam ini bagaikan mewakili perasaan Zevan saat ini. Sepertinya semesta tahu bahwa keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Zevan duduk dikursi balkon sambil menghisap rokok yang terselip dijarinya. Ia memejamkan mata kala menghembuskan asap dari mulutnya.
Sudah 2 hari ia menginap di apartemen Gerry. Ia sedang tidak ingin pulang kerumahnya. Teman-temannya yang lain tidak ada yang mengetahui kalau ia menginap di apartemen Gerry. Jika mereka tahu, sudah dipastikan mereka akan menyusulnya.
Zevan hanya butuh ketenangan. Ia masih kalut dengan perasaanya yang ia sendiri tidak mengerti apa arti perasaan ini. Disatu sisi ia mencintai Zarin, namun disatu sisi lagi ia juga membenci gadis itu. Hal ini yang membuat Zevan frustasi.
"Mau sampai kapan?"
Tiba-tiba sebuah suara membuyarkan lamunan Zevan. Ia tahu bahwa itu Gerry. Tidak ada siapa-siapa disini selain dirinya dan teman kulkasnya itu. Gerry bersandar dipintu balkon.
"Apa yang lo pikirin?"Tanya Gerry lagi mengambil rokok yang ada dimeja lalu menyalakannya.
"Zarin," Balas Zevan tanpa menatap Gerry.
"Foto itu?"
"Hm,"
Gerry menelisik, ditatapnya wajah Zevan intens. Zevan yang merasa ditatap pun menoleh.
"Apaan anj-?"
"Lo masih cintakan sama Zarin?" Tanya Gerry setelah menghisap rokoknya.
"Gue benci sama dia," Ujar Zevan mengalihkan tatapannya dari Gerry.
"Tapi cinta." Jelas Gerry mengikuti tatapan Zevan.
"Bangs*t, sok tau lo." Tukas Zevan membuat Gerry menatapnya sinis.
"Gak usah bohong kalo gak mau malu." Ucap Gerry santai.
"Sialan! Gue harus gimana ?" Ucap Zevan frustasi.
Gerry mematikan rokoknya. "Cari tau sebelum lo pastiin kebenarannya." Ujar Gerry singkat, lalu kembali kedalam.
Zevan berdecak, memegang kedua kepalanya frustasi. Ia begitu pusing memikirkan masalah ini. Zevan kembali memandang kearah gedung-gedung tinggi yang terlihat dari balkon apartemen Gerry. Hujan gerimis mulai membasahi ibu kota. Zevan merasakan hawa semakin dingin. Tidak lama dari itu, hujan turun semakin deras dengan Zevan yang memandingi air hujan yang turun kebumi. Jatuh berantakan, ribut, kacau. Seperti hatinya.
☁️☁️☁️☁️☁️
Bel tanda istirahat sudah berbunyi. Murid murid bersorak lalu berbondong-bondong untuk mengisi perut mereka dikantin. Adapula yang memilih nongkrong ditaman sekolah, juga ada yang berdiam diri dikelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEORA ZARIN [END]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu tetap dihatiku. Hidup. Dan akan slalu seperti itu." "Gue benci lo Rin!" "Andai Ayas tau, kalo Eora sebentar lagi juga mati," "Gue udah gak...